Leo tak bisa mengatakan apapun selain diam dan terus menatap Nabila yang juga memandangnya heran. "Tuan apa kau baik-baik saja?" Pelan tapi pasti Leo mengangguk.
"Maaf aku terbawa suasana saja. Aku teringat seseorang ketika melihatmu." Nabila mengangguk paham.
"Pasti Anda sangat menyayanginya." Nabila kembali memberikan sebuah permen. "Mau satu lagi?"
"Terima kasih." Leo menerima permen tersebut senang hati. Dia melihat sebentar Nabila yang sekarang asyik menghisap permen. Gerak gerik, sikap juga senyum semua mirip sekali dengan Nabila.
Sudah lama sekali rasanya tidak melihat pemandangan seperti itu sehingga bahkan sekalipun lama, Leo tak pernah bosan menatap wajah sang istri meski di depannya ini adalah sosok Nabila buatan dalam ingatan namun terasa sangat nyata bagi Leo.
"Siapa namamu?" tanya Leo. Nabila menoleh lagi ke arah pria berusia 25 tahun tersebut.
"Nabila," jawabnya singkat.
"Kelas berapa sekarang?"