Leo akhirnya sampai di apartemen. Dia langsung merebahkan diri ke atas sofa dan pikirannya kembali memikirkan Nabila. Sungguh Leo tak bermaksud mengecewakan wanita itu tapi sekarang hatinya berkata lain.
Nabila yang dicintainya tidak ada di dunia ini membuat Leo merasa bimbang dan sedih. Leo berpikir waktu itu setelah kematian, dia akan bertemu dengan Nabila di surga tapi malah terlempar di sebuah dunia antah berantah.
Leo merindukan banyak hal. Leo rindu kepada kampung halaman dan seluruh orang di sana. Memikirkan semua tersebut membuat pria itu tak bisa menahan tangis. Dalam isakan pilu, ia terus merapal kata-kata layaknya sebuah mantra. "Aku tak mau ada di sini .. aku mau pulang."
Beberapa jam berlalu Leo tak kunjung membuat dirinya sendiri tenang. Tangan kanan memegang sebuah pisau di mana ia mengarahkan ke arah tangan satunya. Tubuh Leo bergetar hebat.