39. Percaya Takdir
Ketika hari minggu yang harusnya liburan, santai-santai, kini minggunya Galih terganggu. Tidak dengan Nesya dan Seno, mereka biasa saja, mungkin karena terbiasa ada saja kegiatan di hari minggu. Seno yang selalu ikut papahnya membahas perusahaan, lebih tepatnya mengenalkan Seno tentang perusahaan, karena setelah Seno selesai mengenyam pendidikan, dan Papahnya sudah tak sanggup lagi mengurus perusahaan, kekuasannya akan langsung dialihkan ke Seno. Jadi belajar di hari Minggu tidak menjadi masalah, sedangkan Nesya sendiri dia sangat senang sekali akan bertemu Seno. Rasanya anugerah sekali belajar intensif ini, setiap hari bersama Seno sampai sore, kadang Seno juga mengantarnya pulang. Dan hari ini akan ke rumah Seno. Nesya akan diantar Mang Harun kesana, lokasinya pun sudah diberikan Seno pada Nesya. Berbeda seratus depalan puluh derajat dengan Galih yang uring-uringan karena mendapat panggilan telpon dari Nesya, dia masih tidur di kasur, mungkin masih mimpi juga.