Setelah sampai di rumah sakit Radit langsung berteriak memanggil suster dan dokter.
"Suster, dokter. Tolong istri saya...!!"
Perawat yang melihat Nadia segera meletakan Nadia di brankar dan membawanya ke ruang IGD.
"Tolong istri saya Dok." pinta Radit pada dokter.
"Kami akan berusaha Pak. Bapak doakan saja istri Bapak agar selamat."
Radit menunggu di luar ruang IGD dengan harap harap cemas. Dia mondar mandir di depan ruangan. Tiba tiba dering telpon menghentikannya.
"Halo Son...maaf, gue nggak bisa balik. Nadia kecelakaan."
"...."
"Panjang ceritanya, entar aja gue ceritain."
Radit menutup telponnya. Dia melihat ke jam di tangannya. sudah hampir satu jam tapi dokter masih belum keluar ruangan. kekhawatiran Radit semakin bertambah.
"Ya Allah selamatkan Nadia."
Tak berapa lama dokter keluar ruangan. Radit yang melihatnya segera menghampiri dokter.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok? Dia baik baik saja kan?"
"Istri anda baik baik saja. Hanya saja karena mengalami benturan yang cukup keras dia mengalami gegar otak ringan. Bagaimana kecelakaan ini bisa terjadi Pak?"
"Tadinya saya mau menghampiri istri saya Dok di cafe untuk makan siang bersama. Tapi saat akan menghampirinya dia melihat mobil yang melaju kencang ke arah saya dan berlari lalu mendorong saya, jadinya dia yang tertabrak."
"Sepertinya anda sudah ditakdirkan untuk memiliki malaikat penolong."
"Maksud Dokter?"
"Iya, istri anda adalah malaikat penolong anda. Sudah kedua kalinya istri anda menolong anda. mungkin karena itu anda sangat mencintainya."
"Dua kali?Maksud Dokter? Saya benar benar nggak paham."
"Saya ingat betul kejadian tiga tahun lalu. dimana pada saat itu anda mengalami kecelakaan. Waktu itu Istri anda yang membawa anda kemari."
"Istri saya Dok?" tanya Radit lagi berusaha meyakinkan.
"Iya, waktu itu kami menghubungi dia kembali karena anda membutuhkan darah sedangkan nomer orang tua anda belum bisa dihubungi. Jadinya dia datang dan mendonorkan darah buat anda. Anda sangat beruntung Pak memiliki istri yang sangat baik seperti dia."
Radit termenung sejenak. ternyata orang yang selama ini dicarinya sudah ada di depan matanya.
"Saya boleh melihatnya Dok?"
"boleh Pak, setelah dipindahkan ke ruang rawat."
"Makasih Dok."
Nadia dipindahkan ke ruang VVIP rumah sakit tersebut sesuai permintaan Radit. Radit memegang lembut tangan istrinya itu. Ada perasaan bahagia karena dia telah menemukan gadis impiannya. Tapi ada perasaan bersalah yang terbersit di pikirannya ketika kecelakaan itu membuat Nadia terbaring di rumah sakit. Radit mengambil hp di saku jasnya dan menelpon seseorang
"Tolong selidiki kecelakaan tadi. Saya mau pelakunya dijebloskan ke penjara."
Radit menutup telponnya. tak berapa lama Nadia tersadar.
"Mas..." ucap Nadia dengan suara lemah.
"Iya sayang...kamu akhirnya udah siuman."
"Kamu nggak papa kan Mas?"
"Aku nggak papa kok sayang. kamu yang celaka kok malah nanya aku."
Nadia terdiam. kepalanya yang dibalut perban masih terasa sakit.
"Kamu kenapa sayang? kok diem aja?"
"Nggak papa kok mas, cuma lg agak pusing aja mungkin efek dari kecelakaan tadi."
"Nad..."
"Iya mas...kenapa?"
"Aku sayang kamu Nad. makasih udah jadi malaikat penolong aku."
"apaan sih Mas?"
"Aku beruntung Nad punya istri kayak kamu. nggak seharusnya aku nyakitin kamu waktu itu."
"Udah mas jangan bahas yang lalu."
Aku benar benar beruntung punya istri kayak kamu Nad
Tak berapa lama orangtua Radit dan Nadia datang menjenguk Nadia bersamaan.
"Gimana keadaan kamu sayang.? tanya bu Mira.
"Nggak papa Ma, cuma pusing dikit mungkin ini efek benturan."
"Kamu gimana sih Dit. nyebrang nggak liat liat. Liat, gara gara kamu Nadia celaka.."
"Maafin Radit Ma. Radit menunduk lesu mendengar Omelan ibunya. Radit tahu kalau mamanya itu sayang sekali dengan menantunya itu."
"Ma, udah jangang nyalahin Mas Radit terus. kasihan dia."
"Mama emosi sayang, abisnya bukannya dia yang jagain kamu malah kamu yang jagain dia."
Nadia tersenyum mendengar ucapan mertua yang amat menyayanginya itu.
"Udah ya Ma marahnya.!" pinta Nadia pada mertuanya itu.
"Iya sayang. kamu cepat sembuh ya. mama sama papa pulang dulu karena papa ada kerjaan."
"Iya ma, hati hati dijalan ya ma pa.
"Ibu pulang juga ya sayang."
"iya Bu. hati hati ya."
"Radit jaga Nadia." pesan Bu Mira pada Radit sebelum meninggalkan rumah sakit.
Radit mengantar orang tua dan mertuanya ke depan kamar.
"Papa balik dulu. jaga istrimu."
"Iya Pa."
Radit kembali ke ruangan Nadia. Dia duduk di kursi samping ranjang Nadia.
"Mas, maafin aku.!"
"Kenapa kamu minta maaf sayang?"
"Gara gara aku kamu kena omel Mama.!"
"Nggak papa Sayang. Aku malah seneng itu tandanya mama bener sayang Ama menantunya. sampe mama lupa mana mantu mana anak sendiri."
Radit mencium kening Nadia. Nadia merasa jantungnya berdetak kencang saat Radit melakukannya.
"Aku sayang kamu Nad."
Radit memeluk Nadia dengan penuh kasih sayang. Nadia membalas pelukan Radit. mereka merasa bahagia karena kejadian ini mereka semakin dekat