Chereads / Hati ini Milikmu / Chapter 10 - Cemburu

Chapter 10 - Cemburu

Sudah seminggu ini Nadia di rumah setelah satu Minggu lebih di rumah sakit. Rasa bosan mulai menderanya. ditariknya ponsel hendak menghubungi suaminya. dia ingin sekali mengunjungi Dira karena sudah lama tak bertemu. Radit juga belum mengizinkannya masuk kerja lagi.

"Halo, Mas Radit?"

"Ada apa sayang?"

"Mas aku mau ke kantor nemuin Dira. Boleh ya, bosen nih di rumah."

"entar kamu kecapekan lagi sayang. kamu kan batmru sembuh Sayang."

"Mas please...."Nadia membujuk Radit agar mengizinkan..

"Baiklah. Tapi nanti aku jemput ya."

"Oke. Makasih sayang."

"Sama sama.!"

Nadia menutup telfonnya. Dia segera bersiap menuju kantornya agar bisa menemui Dira, sahabat yang sudah sangat dirindukannya.

setelah bersiap dia segera keluar menuju taksi online pesanannya dan segera meluncur ke kantor. Tiga puluh menit kemudian dia sampai di kantor.

"Dira....!" teriak Nadia begitu melihat Dira.

"Nadia.." jawab Dira yang agak terkejut dengan kedatangan Nadia.

"Gue kangen banget Ama loe Ra..sumpah!"

"Gue juga kangen Ama loe tau nggak. eh iya, kok loe kesini aja. udah sembuh?"

"Udahlah, loe liat donk gue udah sehat gini." jawabnya

"Udah ijin suami loe kan?"

"Iya udah donk Ra. Ada yang bisa dibantuin nggak nih."

"Udah nggak usah...sekarang loe ikut gue. banyak yang harus loe ceritain Ama gue."

"Oke. ke kantin yuuk...!"

"Oke..!"

mereka berjalan menuju kantin bersama. setelah memesan makanan, mereka melanjutkan ngobrol ngalor ngidul nggak jelas. biasalah ya...omongan cewek

"Dari dulu loe tetep nggak berubah Nad. tetep mikirin keselamatan orang lain daripada diri loe sendiri."

"Bukan orang lain Ra. tapi suami gue sendiri yang gue tolongin.

"iya iya tau gue. Dulu juga gitu, berapa kali loe masuk rumah sakit demi nyelamatin orang lain. hah?"

"Hmmm." Nadia hanya menjawab dengan deheman.

"Tapi gue bangga Nad punya sahabat penolong kayak loe."

"Makasih.." jawab Nadia sambil meminum jus alpukatnya.

"Nad, kapan loe rencana launching Nadia atau Radit junior, hah?"

Nadia tersedak mendengar pertanyaan sahabatnya itu.

"Launching? loe kira produk mau dilaunching. Emang dasar aneh loe. Gue belum mikirin itu. soalnya banyak kendala kan akhir2 ini. abis gue typus eh kecelakaan."

"Oh gitu. gue doain deh loe cepet punya baby. gue kan juga nggak sabar pengen punya ponakan dari loe."

"Iya doain aja. Nah loe kapan mau nyusul gue? kelamaan aja kayak kredit motor."

"Sebenarnya sih....3 bulan lagi gue married Nad." Jawab Dira sambil nyengir karena tidak memberitahu sahabatnya itu.

"Ishhh...sialan loe. Kalo gue nggak nanya loe nggak ngasitau gue gitu?"

"Iya maaf, sebenarnya sih gue udah rencana mau ngasih tau loe. Tapi loe kena musibah Mulu. gimana mau ngasitau coba?"

"Iya gue maafin."

"Loe jadi Bridesmaids gue ya?"

"Iya iya tenang aja."

Sahabat itu berbicara tanpa kenal waktu. Setelah agak lama Nadia menghubungi suaminya via WhatsApp agar segera menjemputnya.

"Gue ngabarin mas Radit dulu biar bisa jemput gue. palingan setengah jam lagi nyampek."

"Iya. emang ya bener kata pepatah."

"pepatah yang mana maksud loe?"

"Itu kalo ngeliat loe Ama mas Radit gue jadi inget pepatah Jawa. Witing Tresna jalaran Saka Nggelibet."

"apaan sih loe? saka kulina kali maksud loe."

"iya itulah pokoknya. soalnya mas Radit nggak bisa nolak pesona loe karena setiap hari ketemu Ama loe."

"Dasar. emang Nggelibet itu apaan?"

"Semacam dipepet terus gitu."

"Gue nggak pernah mepet mas Radit juga kali."

"Terus? kok bisa jatuh sayang sama loe?"

"Ya seperti loe bilang tadi. Pesona gue yang nggak bisa ditolak Ama mas Radit."

"Iya iya setelah loe dah. Yang penting hati loe seneng."

"Sialan loe." Nadia memukul pundak sahabatnya itu. dia begitu menyayangi sahabatnya.

"Boleh saya ikut gabung?" tanya seorang pria yang membuat kedua sahabat itu serentak menoleh.

"Randy? ngapain kamu kesini?"

"Mau nemuin kamu Nad."

"Nad gue tinggal dulu."

"Ra, tunggu." Nadia mendengus kesal melihat sahabatnya. bisa bisanya dia meninggalkan Nadia dalam keadaan canggung seperti ini.

"Bisa kita bicara sebentar Nad?"

"Nggak bisa, gue mau balik."

"Please Nad. gue mau jelasin semua salah paham kita."

"Oke. cuma 15 menit aja. nggak lebih."

"Baik kalau itu mau kamu."

Nadia kembali duduk.

"Maafin aku Nad udah ninggalin kamu waktu itu. aku nggak bisa keinginan mama waktu itu."

"Iya nggak papa, nggak ada yang perlu dimaafin. itu masa lalu."

"Nad,..bisakah kita berteman lagi?" Randy menggenggam tangan Nadia. sementara itu Radit yang telah sampai di kantor Nadia bergegas ke kantin setelah mendengar penuturan Dira. Radit yang melihat tangan istrinya digenggam oleh orang lain sontak rahangnya mengeras dan tangannya terkepal. Tapi amarahnya tidak ditunjukannya pada Nadia. dia segera menghampiri istrinya itu.

"Sayang,"

Nadia yang mendengar suara Radit sontak menengadahkan kepalanya dan segera melepaskan genggaman tangan Randy dari tangannya.

"Mas Radit, udah sampe? Kok tahu aku disini?"

"Iya Dira yang kasih tau tadi."

"Randy, kenalin ini Mas Radit suami aku. Mas, ini Randy temen aku kuliah dulu."

"Radit." Jawabnya sambil mengulurkan tangan.

"Randy." Randy membalas uluran tangan Radit. dan mereka pun bersalaman.

"Kita pulang yuk Sayang. Aku udah laper pengen kamu masakin." ucap Radit sambil merangkul pundak Nadia dan mendekatkannya pada Radit.

"Eh, iya mas. Ayo."

"Randy, maaf kami pulang duluan."

Radit segera beranjak pergi dan meninggalkan Randy yang mematung di kantin sendirian. hatinya terasa panas terbakar api cemburu. Cemburu? ah apa iya? pikir Radit.