Radit segera beranjak pergi dari kantor setelah berpamitan pada Dira. Ada rasa sesak yang membuncah di dadanya. Sementara itu Nadia yang merasakan perubahan sifat suaminya mulai menyadari bahwa suaminya cemburu melihat dia dan Randy tadi. Radit segera melajukan mobilnya menuju rumah. Radit tak mengucapkan sepatah katapun sepanjang perjalanan.
"Mas..." Nadia mulai membuka suara memecah keheningan.
"Hmmm..."
"Kamu marah ya?"
"Nggak, kenapa harus marah?"
"Kalau nggak marah kenapa diem aja dari tadi?"
"Nggak papa."
Nadia kembali diam mendengar jawaban Radit. tak biasanya suaminya hanya diam seperti ini. Timbul sebuah ide di kepalanya.
"Mas..."
"Apa?"
"Kepalaku sakit.." jawab Nadia sambil memegangi kepalanya.
"Kamu kenapa?"
"Nggak tahu mas. kenapa tiba tiba sakit."
Radit segera menepikan mobilnya. dia mendekati Nadia hendak memeriksa keadaan Nadia.
"Yang mana sayang yang sakit?"
"Yang ini"
Radit mendekatkan wajahnya ke Nadia. saat jarak mereka semakin dekat tiba tiba...
Cupp... Nadia mencium sekilas bibir suaminya itu.
"Ehm...kamu ngapain?"
"Aku nyium kamu barusan, abisnya kamu marah marah nggak jelas sih mas."
"Siapa juga yg marah."
"Mas aku tahu kamu pasti marah gara gara lihat aku tadi sama Randy kan?"
"Nggak..." Radit masih mengelak.
Nadia menggenggam erat tangan suaminya itu.
"Dia masa lalu aku mas, kamu masa depan aku."
Nadia bergelayut manja di lengan suaminya itu. Radit yang melihat tingkah istrinya mencium puncak kepala istrinya itu. dia segera melajukan mobilnya kembali menuju rumah.
"Maafin aku ya sayang karena udah ngambek gak jelas Ama kamu."
"Nggak pa pa kok mas. malahan aku seneng kalau kamu cemburu."
"kenapa?"
"Karena cemburu itu kan tanda sayang. berarti mas sayang sama aku."
"ah masa?"
"Iya mas. Aku dan Randy dulu berpacaran waktu kuliah. aku sayang banget Ama dia mas. saat kami mau lulus tiba tiba mutusin aku karena orang tuanya ingin dia dapat istri yang sepadan Ama keluarganya. dia nggak belain aku hanya pasrah. karena itu aku nutup hati aku. dan setelah lulus kerjasama sama Dira dan ayahnya buat buka EO ini."
"Terus kok dia bisa nemuin kamu?"
"Aku juga nggak tahu mas. udah ah jangan bahas dia lagi. males."
"Iya iya. tadi kamu ngobrol-ngobrol apa aja Ama Dira?"
"Banyak mas. masa dia juga nanya kapan q mau launching Nadia atau Radit junior katanya. emang produk apa pake dilaunching segala."
"Emang kamu mau punya baby?"
"ishhh...mas apaan sih?" muka Nadia bersemu merah mendengar pertanyaan suaminya itu.
"kenapa merah gitu mukanya."
"jangan godain terus ah mas."
"eh iya udah makan kamu sayang?"
"Belum, nanti aja aku masakin kamu di rumah. mas mau makan malam apa nanti?"
"Makan malamnya.....cukup makan kamu aja."
"Mas..." Nadia berteriak hingga Radit tertawa
Nadia malu malu mendengar ucapan Radit. jujur saja sejak pernikahan sampai sekarang Radit dan Nadia belum melakukan malam pertama. Nadia yang baru sembuh setelah kecelakaan jugalah yang membuat Radit urung meminta haknya pada Nadia.
setelah satu jam perjalanan Radit dan Nadia akhirnya sampai di rumah mereka. Nadia bergelayut manja di lengan suaminya itu.
"Mas mandi dulu aku mau masak dulu."
"Oke sayang..."
Nadia segera menuju dapur untuk memasak makan malam hari ini. dia mengambil bahan di kulkas dan mulai mengolahnya.
dua puluh menit kemudian Radit telah selesai mandi dan menuju dapur. dia melihat istrinya yang masih berkutat di dapur untuk menyiapkan makan malam. Radit yang merasa bergairah melihat leher jenjang istrinya yang terlihat dengan dialiri keringat segera menghampiri istrinya itu. Dia memeluk Nadia dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di bahu Nadia.
"Sayang.."
"Ih...mas ngagetin aja."
"kamu masak apa sayang."
"Ehm...aku bikin nasi goreng aja biar cepet."
"Oke.."
"Ehmmm...Mas."
"apa sayang?"
"Bisa nggak kamu duduk. kalo kamu gini terus nggak selesai-selesai aku masaknya."
"Iya.. Maaf sayang aku lupa."
Radit segera beranjak pergi meninggalkan dapur dan menuju meja makan. Sementara itu Nadia melanjutkan kegiatannya memasak. Lima belas menit kemudian dia selesai dan segera menyiapkan di meja makan.
"Mas...maaf lama...ini mas kita makan dulu."
"Nggak apa apa sayang."
Nadia dan Radit makan malam bersama. setelah selesai Radit menuju kamar mereka dan nadia membereskan piringnya dan membawa ke tempat cucian piring. setelah selesai dia bergegas ke kamar untuk membersihkan diri.