"Pak Dannu, saya harap bapak bisa mempercayai saya menangani kasus ini. Saya jamin saya mampu memenangkan kasus video sek artis populer tersebut."Â Kata Revia Queny dengah penuh percaya diri, perempuan cantik dan memiliki tubuh seksi ini merupakan salah satu pengacara hebat di perusahaannya.
Semua kasus yang ditangani-nya pasti sukses besar.
Mendengar perkataan Revia yang merupakan saingan berat-nya dalam urusan kerja, pria tampan bernama Derby Anggara yang sedari tadi diam sambil asik memainkan ponsel.
Beranjak dari bangku, melempar pandangan menantang pada Revia. "Kayak kamu harus urusin sikap brutal kamu dulu biar sedikit lebih baik, sebelum urusin kasus ini. Dari awal kan Pak Dannu bilang saya yang akan menangani kasus ini. Harusnya kamu bisa menghargai keputusan bos kita! Nona Revia Queny!"
Sekarang Revia dan Derby saling melempar pandangan marah satu sama lain, jelas sekali terasa aura persaingan dalam ruang kerja Dannu.
"Sudah ! Saya bosan mendengar perkelahian kalian. Saya memanggil kalian berdua kesini untuk berdiskusi bukan ribut, saya sudah putuskan bahwa Derby-lah yang menangani kasus ini.
Kamu harus bisa menerima keputusan saya ini,Revia!"
"sekarang kalian berdua keluar!" Bentak Dannu dengan nada suara tinggi.
****
Lima tahun mengenal dan bekerja dalam satu perusahaan yang sama dengan Revia Queny, tidak membuat hubungan Derby Anggara dengan perempuan cantik itu menjadi akrab.
Sudah jadi rahasia umum perusahaan mereka, kedua pengacara handal ini bersaing ketat satu sama lain dalam memenangkan suatu kasus.
Mereka berdua sama-sama menarik secara penampilan, memiliki kemampuan hebat dalam menangani serta memenangi suatu kasus.
Dan keduanya merupakan high quality jomblo di kantor.
Malam ini perusahaan tengah merayakan ulang tahun perusahaan mereka dalam night club, seluruh karyawan tengah asik berjoget riang.
Berbeda dengan teman -teman kantornya, Derby memilih hanya duduk menikmati pemandangan sekitar sambil meminum white red.
Pandangan pria berwajah tampan ini beralih pada seorang perempuan yang tengah asik berjoget bersama teman-temanya dilantai dansa.
Bahkan perempuan itu berpenampilan seksi malam ini.
Perempuan itu tak lain Revia, rambut panjang lurus perempuan berumur 27 tahun itu dibiarkan terulai.
Sehingga saat dia berjoget terlihat semakin seksi.
Derby tanpa sadar terus memandang saingan berat-nya itu, seolah menjadi suatu pemandangan indah tersendiri bagi pria berusia 25 tahun ini.
"Turun dong ,jangan cuma diam doang. Nggak asik lo."Â teriak Oby merangkul bahu Derby , Oby nggak lain adalah rekan satu kantor sekaligus sahabat Derby sejak SMA.
muncul tiba-tiba , entah dari mana.
"Males." balas Derby singkat dengan nada keras, suasana dalam club benar-benar bising.
"Nih minum."Â dengan santai pria macho itu memberikan sebotol kaleng beer pada sang sahabat, "Tenang nggak ada sianida atau racun, gue jamin aman."
Oby pun tersenyum penuh makna.
" Gue cabut ya." Pamit oby santai. Derby hanya membalas dengan anggukan.
Revia merasa kehausan, dia memutuskan untuk berhenti berjoget dan minum.
Revia memang sedikit mabuk, sejujurnya selama 27 tahun hidup di dunia Revia baru kali pertama menyentuh minuman keras.
Dengan lunglai Revia melangkah menuju meja bar.
Mendapatkan Derby tengah asik duduk manis menikmati suasana club sambil meminum beer dalam kaleng, Revia menghampiri saingannya.
Mengambil kaleng beer yang ada di tangan Derby, menengaknya sampe habis tak tersisa.
"Ups , habis deh. " Seru Revia tanpa dosa.
Derby tidak mau ambil pusing dengan sikap menyebalkan perempuan dihadapannya ini, dia merasa males untuk menangkapi tingkah menyebalkan dari rekan satu kantornya tersebut.
Kepala Derby dirasa pusing, tubuhnya menjadi panas.
Keringat bahkan sudah menghiasi seluruh wajah juga tubuhnya.
Diluar dugaan Revia mengalami hal sama.
Bahkan efek dirasa Revia lebih buruk.
Revia mulai bergeliat.
Keringat-nya sudah sangat banyak.
"panas." celoteh Revia terus-menerus tanpa sadar.
"Elo kenapa?vi." Tanya Derby kebingungan melihat tingkah Revia sekarang.
Dalam hati bertanya kenapa mereka berdua merasakan panas?
Bahkan Derby merasakan sekarang dia butuh pelampiasan untuk menghilangkan panas ini.
"Gue juga nggak tahu, By." Teriak Revia kesal, tubuh-nya menggeliat seolah melawan siksaan tengah melanda dirinya.
Otak Derby terus berfikir meskipun tubuh atletis-nya sudah sangat kepanasan.
Shit!
Derby memukul meja bar keras, ini pasti efek dari obat perangsang.
Pelakunya dipastikan Ody, rasanya Derby ingin memukul sahabat-nya itu sekarang tapi melihat kondisi-nya saat ini tidak mungkin.
Derby menarik tangan Revia, menyusuri kerumunan orang untuk keluar dari klub.
Kondisi Revia sudah parah, bahkan tanpa perempuan itu sadar ,ia tengah bersandar manja pada dada bidang Derby.
Derby memesan kamar, menghempaskan tubuh Revia di atas ranjang.
"Vi, Dengerin gue. Gue sama elo butuh pelampiasan buat ngilangin rasa panas yang kita rasain." seru Derby terbata, karena masih menahan hasrat bergelora dalam diri-nya.
Bagaimanapun dia nggak mau "menyentuh" Revia tanpa izin.
Revia menggelengkan kepala, "Maksud lo kita ML?Nggak!"
"Tapi kita harus, kalau nggak kita bakal tersiksa semaleman kayak gini."
"Gue nggak mau, emang nggak ada cara lain apa?"Tolak Revia Tegas.
"ada , kita panggil orang asing yang belum terjamin save apa nggak-nya dari penyakit menular, Lo mau?!" Suara Derby sekarang menjadi lebih tinggi karena kesal.
Revia langsung menggelangkan kepala, "Gue ..."
"Elo mau apa nggak?kalau gitu , mau nggak mau kita harus harus ngelakuin itu!" nada suara Derby semakin emosi, dia sudah merasa tak kuat menahan hasratnya yang sudah begitu mengelora sekarang ini.
Tanpa membalas perkataan Derby, dengan tak terduga Revia menarik tengkuk leher Derby.
Menutup mata lalu mencium bibir pria tampan itu dengan gairah.
Derby ikut menutup mata dan membalas ciuman Revia dengan lumatan liar.
Malam ini kamar berukuran cukup luas itu, menjadi saksi dua anak manusia ini menyatukanan diri dalam hasrat membara.
///////
Seluruh tubuh Revia terasa pegal, bahkan Revia bisa merasakan bagian kewanitaan terasa masih sakit akibat percintaan panas-nya dengan Derby.
Meskipun saat melakukan dengan Derby dalam keadaan mabuk dan terpaksa.
Tapi perempuin ini masih ingat setiap sentuhan Derby, bahkan pria itu meninggalkan banyak tanda merah pada leher juga seluruh tubuhnya.
Revia beranjak dari ranjang, memandang Derby masih terlelap tidur, Satu hal membuat Revia terkejut.
Dia mendapatkan leher dan seluruh tubuh Derby dipenuhi tanda isapan bibir-nya.
Bahkan tanda merah milik Derdy jauh lebih banyak dari pada milik-nya.
Revia mengacak rambut dengan kesal, mendapatkan fakta bahwa diri-nya lebih agresif saat mereka bercinta.
"Shit, kenapa gue yang kesannya agresif banget sih?
Dan dia benci fakta memilukan itu! Bagaimana bisa dia bersikap begitu liar bersama pria itu semalam.
Dengan sigap Revia, memakai gaun milik-nya kembali.
Mengambil tas dan pergi meninggalkan Derby sendiri dalam kamar hotel.
Tbc