Chereads / Wanita dititik Terendah / Chapter 5 - Malam Pertama 21+

Chapter 5 - Malam Pertama 21+

"Your story has just begun....!!"

-Hans Matthew-

^^

Yaahhh... Ciumlah aku, maka kau akan menang. Entah sejak kapan aku dikalahkan oleh sebuah ciuman, batin Hans.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya  Hans begitu melepaskan ciumannya.

"Itu ... Aku setuju ingin menjadi wanitamu," jawab Achiera terbata-bata.

"Menjadi wanitaku tidaklah mudah. Apa kau sudah siap dengan konsekuensinya?" tanya Hans menyakinkan.

"Aku siap, apa pun konsekuensinya aku akan terima," jawab Achiera percaya diri. "Asal kau mau memberikan aku uang sebesar 1M," pinta Achiera.

Hans menatap Achiera dengan tajam tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Achiera menyadari hal itu, membuat hatinya kisut, "Aku tahu, ini terlalu banyak, tetapi aku janji tidak akan pernah meminta apa pun lagi ini yang pertama dan terakhir kalinya."

"Baik, besok pengacaraku akan memberikan dokumen perjanjian kontrak dan syarat-syarat yang harus kau tanda tangani."

"Besok?" Achiera memastikan.

"Kenapa dengan besok? Apa kau berubah pikiran?"

"Ah tidak-tidak," jawab Achiera gugup.

"Aku katakan besok bukan berarti aku juga harus menunggu untuk menyentuhmu hingga besok. Aku tidak sesabar itu dan aku tidak bisa menunggu utk memakanmu saat ini juga," ucap Hans dan langsung mencium bibir Achiera, tangannya dengan cekatan membuka baju Achiera membuat Achiera spontan menutup dirinya.

"Malu apa? Kau bisa pergi sekarang kalau berubah pikiran," ucap Hans dan langsung membuka Bra Achiera tanpa sepengetahuannya.

Pria paranoid ini dengan mudahnya membuka Bra ku tanpa sepengetahuanku, sebenarnya pria ini sudah tidur dengan berapa bnyak wanita, pikir Achiera.

"Hemp ... Tuan Hans, Anda tidak akan mengingkari janji Anda, kan? Anda tidak berbohong untuk memberikan aku uang, kan?" tanya Achiera ragu, sambil menutupi buah dadanya yang sudah telanjang.

"Ini... Di dalamnya ada uang sebesar 2M dengan kode Pin, ulang tahun mu. Ragu apa terhadapku tentang uang?" Hans menyombongkan diri. 

"Ulang tahunku? Bagaimana mung-"

Belum sempat Achiera melanjutkan ucapannya, bibirnya telah dilumat habis oleh Hans.

"Ketahuilah Achiera, aku sudah ereksi. Kesabaran bukanlah keahlianku! Aku tidak ada waktu untuk mendengarkanmu, perbuatanku yang tadi adalah perbuatan yang sudah paling sabar yang pernah aku lalukan karena tidak langsung melahapmu!!" Hans terus berceloteh tanpa berhenti mencium bibir Achiera.

Awalnya, ciuman itu lembut tapi semakin lama semakin panas dan ganas, tidak ada kesempatan untuk Achiera menarik nafasnya.

"Dasar payah, tutup matamu dan nikmati ciuman juga sentuhanku! Jangan bengong, aku ingin kau mengikuti setiap gerakanku!!" Hans memprotes.

Hans menarik tengkuk leher Achiera dan mengisapnya, meninggalkan tanda kepemilikan dileher itu.

"Kau bergidik Achiera? Ternyata kau sangat menikmatinya," rayu Hans. "Ini belum seberapa, nanti kau akan merasa sangat nikmat."

Tangan Hans yang besar menelurusi gelombang payudara Achiera yang tampak seperti buah persik ranum. Jarinya dengan cekatan memainkan puting tersebit. Sementara mulutnya mengisap payudara yang ada di sebelah, tidak lupa meninggalkan tanda merah kepemilikan juga di sana. Hal ini memimbulkan perasaan aneh di dalam tubuh Achiera, semacam ada gejolak yang timbul, tapi segera di tepiskan oleh Achiera secepatnya. 

Hans tidak bisa menunggu terlalu lama dan dia langsung pindah ke bawah tubuh inti Achiera dan memeriksanya. "Kamu sangat basah Nona Grey dan kamu siap untuk kuhampiri!" goda Hans dengan suara serak karena dipenuhi nafsu.

Tapi.... Begitu dia ingin menyatukan diri di dalam Achiera, tiba-tiba Achiera bangkit dan menjerit.

"Saakitt...." teriak Achiera dan air matanya pun keluar.

Hans langsung mengecek inti itu, "Sial... Kenapa kau tidak memberi tahuku kalau kau masih virgin? Kan aku boleh lebih lembut!!" gerutu Hans, tapi ada senyum yang tersinggung di sudut bibirnya.

"Aku tidak berpengalaman dengan wanita virgin sebelumnya," terang Hans lagi, hatinya luluh ketika melihat air mata dipipi Achiera,

"Maafkan aku! Aku benar-benar tidak tau. Aku tau, ini pasti menyakitimu, karna ini yang pertama kalinya. Tapi, maaf lagi aku tidak bisa menunda. Aku terlalu tidak kuat menahannya. Aku berjanji akan melakukannya dengan lembut." jelas Hans, dan langsung mencium pipi Achiera yang basah karena menangis.

Hans terus mencoba mendorong kepemilikannya dengan lembut, memaju mundurkan secara perlahan. "Sial!! Aku tidak berpengalaman dengan perawan sebelumnya!" Hans mengerang.

"Achiera, mungkin ini akan menyakitimu tetapi ini hanya sebentar dan kau harus menahannya ya," pintanya langsung menancapkan kepemilikannya itu tanpa memaju mundurkan lagi.

JLEEBBB.... darah keperawanan itu pun keluar,

'Aaawwwwhhhh....'

Achiera memekik kesakitan, air matanya mengalir. 

Hans mencium bibir Achiera, agar wanita yang ada di bawahnya itu tenang, ia menghapus air mata Achiera dengan lidahnya.

"Sebentar lagi sudah enakkan kok," ucap Hans dan membiarkan kejantanannya terbenam di sana sementara waktu. 

Ketika Hans merasa Achiera sudah membaik, Hans meneruskan permainannya. Menggoyangkan kejantanannya, membuatnya maju mundur.

Hans merasakan kenikmatan yang tidak pernah dia dapatkan dari wanita yang sudah dia tiduri sebelumnya.

"Awwwhhh,,, Aahhhh.... Ini sangat nikmat Achiera, sangat nikmat! Kau sangat sempit sayang! kau benar-benar membuatku kecanduan," desah Hans.

"Kau harus menyenangkan aku sayang, panggil namaku Achiera, panggil!!! Tutup matamu nikmati semua permainan ini. Kau akan terbiasa sebentar lagi!!" bujuk rayu Hans.

'Ahhhh...Ahhhh,, akhhh ....'

Achiera merasakan tubuh  Hans bergidik saat mencapai klimak yang membuatnya terhentak.

Hans tertidur di tubuh Achiera sambil memeluknya dengan kuat. Ia mengatur napas yg masih tersendat-sendat, Hans terus mencium kening Achiera kecil-kecil sebagai rasa bentuk kehormatannya pada gadis itu.

"Ingatlah ini baik-baik, kau adalah wanitaku!" Hans memperjelas.

Hans bukanlah pria yang akan menikmati waktu dengan wanita setelah ditiduri. Biasanya, setelah hasratnya terpuaskan, dia akan dengan cepat pergi meninggalkan wanita itu. Namun, berbeda dengan Achiera, tidak hanya tidur di sampaingnya melainkan juga mencium kening wanita itu dengan hangat.

Mungkin karena aku adalah pria pertamanya, jdi aku respect, pikir Hans.

"Kau haus?" tanya Hans, Achiera bermaksud utk mengambil gelas yang ada di atas nakas samoing ranjang king size itu, tapi dilarang oleh Hans.

"Duduklah, biar aku saja yang mengambilnya untukmu. Kakimu pasti masih sakit!" kata Hans dan langsunh berlalu pergi ke dapur utk mengambil air.

Hans meneguk kasar air bening itu, begitu ia sampai di dapur.  

"Memuaskan diri gila-gilaan, ternyata sangat menguras banyak energiku, dasar siluman pengacau!" ucapnya dengan senyum terukir di bibirnya.

Sementara, di waktu yang sama, air mata Achiera yang sejak tadi dibendung langsung membanjiri pipinya. "Wanita mana yang rela disentuh oleh pria yang baru dikenal, dan tidak ada ikatan sama sekali? Setiap wanita pasti mendambakan malam pertama yang hanya akan diberikan kepada orang yang dicintainya saja. Aku sudah hina, tidak akan ada lelaki yang menginginkanku lagi. Pernikahan yang kumimpikan, lelaki yg kuidamkan, tidak akan pernah aku dapatkan. Kenapa takdir selalu mempermainkanku?" rintih Achiera tdk lagi menahan air matanya. Dan di ujung pintu Hans mendengar itu semua, dia tertawa puas.

"Permainan baru saja dimulai Achiera Grey. Sudah terlambat jika ingin mundur. Menjadi wanitaku adalah salah satu dari bentuk permainanku!!" ucap Hans pelan.