"Not by accident if we meet someone, there must be a purpose. Either be a blessing or a lesson!!"
-Wanita Di titik Terendah-
"Kau..!!!" ucap pria tersebut memulai pembicaraan.
"Kau sadar, apa yang telah kau lakukan?" tanya-nya dingin sambil mendekat ke arah Achiera.
"Jelaskan, bagaimana caramu untuk mengganti kerugian yang aku alami dalam waktu 2 menit!" lanjutnya.
"Tidak hanya itu, apa kau tidak melihat bagaimana cara lelaki tua itu menghinaku"? tanya lagi.
"Dia menunjuk-nunjuk aku dengan jarinya! Dan, itu adalah penghinaan terbesar bagiku! Aku tidak pernah mendapatkan perilaku tidak sopan seperti ini selama hidupku di dalam dunia bisnis, tetapi karena dirimu,"-pria itu mengangkat dagu Achiera-"AKU MENDAPATKAN PENGHINAAN ITU!!!" katanya mengulangi ucapannya.
"So... bagaimana kau akan membayarnya? Dengan tubuhmu? Apa kau pikir kau seberharga itu? Kau hanyalah seorang gadis murahan dan hina, bahkan hidup juga tubuhmu itu tidak akan pernah sanggup untuk membayar penghinanan yang aku dapatkan!!" tegasnya sambil merobekkan baju Achiera.
Seketika amarah memenuhi hati Achiera, membuat dirinya bertindak tanpa berpikir.
Plakkk...!!!
Dan dia pun mendaratkan tamparan keras di pipi pria itu.
"Jangan pernah berpikir bahwa uangmu sanggup membeli semua yang ada didunia ini, mungkin semua hal boleh kauandalkan dengan uang, tetapi aku dan harga diriku, tidak akan...!!!" jawab Achiera dengan penuh amarah.
"Kau berkata aku hina? Kau yang hina seluruh hidupmu hina! Kenapa tidak, kau yang bahkan tanpa mendengarkan alasan, kenapa aku sampai ke sini sudah menuduh sembarangan. Anda sangat menjijikkan, tuan!" ucap Achiera lalu pergi.
Saat ia ingin pergi melewati pintu, ia dihalangi oleh para lelaki berkacamata yang ada di depan pintu. Dengan tatapan mata isyarat dari pria tersebut, akhirnya orang-orang yang berkacamata itu membiarkan Achiera pergi.
Dan pria itu langsung menekan tombol ponselnya dengan penuh kemarahan.
"Cari semua informasi lengkap dari gadis itu, dalam waktu 1 jam, semua datanya sudah kuterima," perintah Hans, nama lelaki itu.
Achiera POV
Dengan sempoyongan, aku berjalan tak tentu arah. Jalan yang aku tapaki sangat tidak familiar denganku. Aku baru saja tiba di sini pagi tadi, dan ini pertama kali aku ke sini.
Dengan menangis, sambil menutupi bajuku yang dirobek oleh pria paranoid itu, pikiran ku jauh melayang mengingat-ingat betapa kejamnya dunia yg kujalani. Sedari aku kecil, tidak pernah berhenti penderitaan yang aku dan keluargaku alami, tepatnya setelah kedua orangtuaku meninggal. Semua hal itu terbayang di setiap langkahan kakiku.
Dan sekarang, aku hanya ingin bekerja dengan tenang, tetapi lagi dan lagi dunia harus menggangguku. Kapan dunia ini akan berdamai denganku?
Aku tidak ingin meminta dunia harus berpihak padaku, yang aku ingin hanya sedikit kedamaian, bolehkah?
🍂🍂🍂
Tiiiiiinnnnnnnnn..... Tinnnn....
Dan suara bunyi klakson mobil itu menyadarkan Achiera dari keputusasannya.
"Achiera, masuk!" jerit Kaili dari dalam mobil.
"Ada apa denganmu? Kenapa bajumu robek? Apa yang terjadi?" tanya Kaili bertubi-tubi.
"A-aku tidak kenapa-napa. Cuma tadi, waktu jalan tanpa sengaja aku tersandung lobang dan jatuh," jawab Achiera datar.
"Ok tidak masalah, semuanya akan baik-baik saja. Sekarang pasang seatbelt-mu kita akan kerumahku," kata Kaili langsung menjalankan mobilnya.
•••
Dan di waktu yang bersamaan, Hans sudah menerima semua informasi lengkap tentang Achiera. Dengan senyuman sinis dia berkata,
"Okay, besok hubungi dia dan langsung buat janji interview di kantor 'Matthews Group' hari itu juga. Sementara tentang keluarganya, kau tahu kan, apa yang akan kau lakukan?" ucap Hans sadis.
ΔΔΔ
Dering telepon membangunkan Achiera dari tidurnya, Dia meraih ponsel tanpa melihat siapa si pemanggil yang membangunkan.
"Selamat pagi Nona Achiera. Kami dari perusahaan 'Matthews Group' mengundang anda untuk melakukan interview hari ini."
"Apa? Hari ini? Matthews Group? Tapi ini sudah jam berapa? Dan saya belum ready," jawab Achiera kaget.
"Jangan khawatir nona, Anda boleh datang begitu Anda selesai berkemas-kemas," jawab si pemanggil itu sopan. "Dan masalah CV Anda, kami sudah menerimanya," sambungnya.
"Tapi saya tidak pernah melamar pekerjaan di perusahaan Matthews group. Mungkin Anda salah orang," jawab Achiera masih linglung.
"Jika saya salah orang, tidak mungkin saya menyebut nama Anda dengan benar. Saya hanya menjalankan perintah, ingatlah tidak ada kesempatan yang akan datang dua kali," ucapnya lalu mengakhiri teleponnya.
Dengan positif thinking, Achiera berpikir mungkin itu adalah ulahnya Kaili, karena temannya itu akan melakukan apa saja untuk menolongnya.
Dengan spirit yang kuat, secepat mungkin Achiera pun mempersiapkan diri untuk pergi ke kantor yang memanggilnya untuk interview. Dia Masih tidak menyangka bakalan mendapat tawaran pekerjaan di perusahaan terkemuka di negara ini.
Sesampainya di kantor tersebut, Achiera Grey langsung diterima bekerja hari itu juga.
Tetapi kenapa harus Cleaning service? Aku kan tidak melamar untuk itu,' batin Achiera.
"Tapi yang terpenting saat ini adalah bekerja, supaya aku dapat membantu nenek. Begitu aku dapat pekerjaan lain yang gajinya lebih banyak, nanti aku bisa resign." Achiera menyemangati dirinya sendiri.
"Hei anak baru, kamu cuci seluruh toilet yang ada di lantai 20 sampai 35 dan harus selesai sebelum jam makan siang!!!" perintah seorang wanita dengan nada kuat. Tampaknya, dia adalah senior di dept CS ini.
"Tapi ... ini terlalu berat tidak sih?" jawab Achiera lembut.
"Jika tidak ingin capek, tidak perlu bekerja!!" katanya dan berlalu pergi.
Mau tak mau, Achiera pun melakukan itu. Ini adalah hari pertamanya bekerja, jadi dia tidak boleh mengecewakan perusahaan yang sudah memberinya kesempatan.
Dengan seluruh tenaga, Achiera yang tangguh menyuci toilet hingga sampai jam makan siang. Setelah selesai, dia pun pergi ingin istirahat dan makan, karena sesungguhnya dia sangat lelah juga lapar. Tadi tidak sempat untuk sarapan.
Tetapi lagi dan lagi dihalangi oleh orang yang tadi
"Hei siapa yang suruh sudah boleh makan, di sini tidak boleh makan kalau pekerjaan kita belum selesai. Buatkan kopi untuk presdir dan antar keruangannya."
Tanpa banyak bicara dan dengan patuh Achiera langsung pergi membuat kopi untuk si Presdir.
Belum sempat Achiera mengetok pintu ruangan atasannya itu, suara sudah muncul dari dalam,
"Masuk saja, aku sudah menunggu sejak tadi," katanya.
Tanpa rasa ragu Achiera pun masuk dan berkata, "Selamat siang tuan, ini kopi Anda."
"Ternyata kau bisa berkata lembut juga ya?" ucap sang Presdir dengan nada mengejek lalu membalikkan badan.
Prangg.....
Bunyi suara gelas yang jatuh dari tangan Achiera memenuhi ruangan itu dan dia pun berdiri kaku.
^^
Ingin berinteraksi dengan Chrisdora...?
boleh,
yuk follow akun Instagram saya di @Chrisdora17
dan juga akun facebook saya Chrisdora Grey
kalian bisa Dm saya dan chat saya ya...
salam hangat dan happy reading
Love,
Chrisdora