ON MY WEDDING DAY ( Di Hari Pernikahanku)
Akhirnya Kadita pulih dan sembuh juga. Dan menghentikan rawat jalannya yang selama ini dia jalani dengan penuh semangat berharap tubuhnya bisa kembali sehat. Hari yang di nantikan pun tiba. Harith beserta rombongan keluarga besarnya dari Bandung mempersiapkan diri untuk bertamu ke rumah Kadita yang berada di Jakarta. Harith membawa kan parsel buah,parsel kue dan tentunya sepasang cincin yang akan di kenakan di rumah Kadita sebagai simbol melamar Kadita dari orangtuanya. Sebelum berangkat ke Jakarta. Harithpun menelpon mengenai persiapan acara lamaran di rumah Kadita.
" Hai ,sayang lagi apa?!" tanya Harith sambil mempersiapkan diri.
" Aku lagi di rias Ama mba Katrina" ujar kadita sambil video call dengan Harith.
" Gimana persiapan disana? Udah beres kan?"
" Alhamdulillah udah beres. Dekorasi dan kursi tamu sudah di hias. Dan catering makanan dan cemilan udah di tangani sama mas Citra dan Rudi" ujar Kadita tersenyum.
" Ya udah aku mau siap berangkat ke rumah kamu ya,sayang"
" Iya hati-hati di jalan ya sayang"
Dan setelah dirias oleh kakak Katrina.
Kaditapun berganti baju kebaya brokat modern warna navy yang senada dengan batik navy milik Harith. Selama kurang lebih dua jam menempuh perjalanan dari Bandung ke Jakarta. Sampailah rombongan keluarga besar harith di kediaman Kadita. Yang di sambut hangat oleh keluarga besar Kadita beserta teman-teman terdekatnya Kadita.
" Terimakasih kepada rombongan keluarga besar mas Harith yang sudah tiba di kediaman keluarga Kadita" ujar pembawa acara.
" Untuk acara pertama silahkan kedua belah pihak saling bersapa dan bersalaman terlebih dahulu. Kemudian keluarga rombongan dari Bandung bisa mencicipi cemilannya. Karena jarak tempuh yang lumayan jauh. Kami persilahkan.
Lalu pembawa acara menyuruh Harith dan Kadita maju ke depan sambil meminta restu dan doa kepada orangtua masing-masing.
" Assalamualaikum wr.wb. Saya Harith dengan maksud datang kesini dengan rombongan keluarga besar saya. Ingin melamar anak ayah yang bernama Kadita untuk menjadi calon istri dan ibu bagi anak-anak kami. Apa ayah bersedia memberikan dan menyerahkan tanggung jawabnya Kadita kepada saya?! tanya Harith.
"Wa alaikum salam. wr.wb. Sebelumnya terimakasih buat mas Harith dan orangtuanya serta rombongan keluarga besar nya telah hadir meluangkan waktu untuk datang ke kediaman kami. Sejujurnya saya dan istri saya telah memberikan restu dan doa kepada mas Harith untuk mempersunting anak bungsu kami yang bernama Kadita untuk melangkah ke jenjang pernikahan bersama mas Harith. Tolong jaga,rawat dan lindungi dia seperti saya yang selalu mendampingi anak bungsu saya selama ini. Saya akan serahkan tanggung jawab saya kepada mas Harith setelah proses ijab kabul ya mas harith" ujar ayah Kadita menangis.
Setelah ayah Kadita menyetujui dan menerima lamaran mempersunting anak bungsunya. Kemudian Kadita dan Harith saling memakaikan cincin di jari manis tangan kiri masing-masing. Sambil serah terima bawaan parsel buah dan parsel kue yang di bawa oleh rombongan keluarga besar harith di Bandung. Setelah proses tuker cincin di lanjutkan dengan makan bersama. Namun saat makan bersama. Ayah Kadita pamit istirahat karena kondisi badannya yang sedang kurang fit.
" Nduk,ayah pamit ke kamar ya buat istirahat. Kamu jangan lupa makan ya nduk. Jaga kesehatan" ujar ayah Kadita sambil menuju kamar tidurnya.
" Iya pak. Istirahat yang nyenyak. Nanti kalo keluarga mas harith mau pulang aku bangunin ya" ujar Kadita sambil mengantarkan ayahnya ke kamar.
Semua tamu undangan yang hadir menikmati jamuan makanan,buah dan cemilan yang telah disajikan oleh keluarga Kadita. Banyak yang berswafoto barengan harith dan Kadita. Mengunggah foto mereka ke sosial media untuk mengabadikan momen paling berharga buat Harith dan Kadita yang telah bertunangan pada hari ini. Setelah kurang lebih empat jam berlangsung cengkrama dari dua belah pihak keluarga Harith dan Kadita. Kemudian saat rombongan keluarga Harith akan pulang ke Bandung. Ibunya Kadita segera membangunkan ayahnya yang beristirahat di kamar. Namun hal yang tak di inginkan pun terjadi. Ayahnya Kadita tak bangun juga dari tidurnya.
" Mas bangun!!. Keluarga mas harith mau balik ke Bandung" ujar ibu Kadita membangunkan suaminya.
Karena tak ada jawaban. akhirnya menyuruh Katrina dan Kadita membangunkan ayah mereka yang terlihat tertidur pulas di kamar nya.
" Ayah,bangun!! Mas Harith dan keluarga nya sudah mau pulang. Katanya ayah bakalan bangun kalo mas Harith mau balik ke Bandung" ujarku panik.
Dan tak berpikir panjang lagi. Harith dan Kadita akhirnya membawa ayahnya ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa kondisi Ayahnya kadita. Dan sesampainya di rumah sakit. Dokter langsung memeriksa tensi darah dan denyut jantung ayahnya Kadita.
" Maaf mba. Dengan sangat terkejut saya menyatakan bahwa ayahanda telah meninggal karena serangan jantung. Mba dan keluarga yang sabar dan tabah ya." ujar Dokter menjelaskan.
Seketika Kadita langsung pingsan dalam pelukan Harith karena terkejut dengan penjelasan dokter yang membuatnya syok. Ibu Kadita dan mba Katrina pun ikut menangis mendengar penjelasan dokter dari pemeriksaan ayahnya Kadita. MOMENT berharga yang seharusnya membuat Kadita dan Harith bahagia berubah menjadi tangis sedih dan duka.
Lalu jenazah Ayahnya kadita di bawa ke rumah. Dan banyak rekan kerja ayah Kadita, tetangga, saudara maupun orang yang kenal dengan ayah Kadita datang untuk memberikan belasungkawa atas kematian ayahnya Kadita. Adapula yang datang untuk mensholatkan jenazah Ayahnya Kadita.
" Yang sabar dan tabah ya ,Kadita" ucap Citra dan Rudi yang hadir dalam acara lamaran.
" Mba Kadita. Yang sabar ya. Semoga amal ibadah beliau di terima oleh Allah SWT" ujar Lylia, asisten wedding.
" Mba Kadita. Semoga di berikan kekuatan buat sabar dan tabah ya mba" ujar Layla ,asisten di toko roti kadita.
Dan kemudian datanglah Selena dengan mas Ferdi yang ikut melayat. Sedangkan Kadita bersedih dan terpukul tanpa mengeluarkan air matanya.
" Yang sabar dan tabah ya mba Kadita. Aku dan mas Ferdi ikut berduka cita" ucap Selena.
Hari ini jadi moment berharga buat Kadita karena telah di kamar oleh mas Harith,pujaan hatinya. Dan sekaligus jadi moment tersedih dan terpukulnya hati Kadita harus menerima dengan penuh ketabahan dan kesabaran untuk melepaskan juga mengikhlaskan kepergian ayahanda di saat moment berharga ini. Meski berat dan terpukul namun hidup terus berjalan. Dan rombongan keluarga Harith pun sehabis mengantarkan jenazah ke liang kuburnya lanjut pulang ke Bandung. Namun sebelum pulang ayah dan ibu harith pun berpamitan dengan Kadita.
" Nak,Kadita yang sabar dan tabah ya sayang. Doakan selalu ayahmu agar Khusnul khatimah dan berada di surga" ucap ayah dan ibu Harith.
" Makasih Tante dan om. Maaf jadi merepotkan" ujar kadita dengan wajah memelas.
Lalu Kadita masuk ke kamarnya sambil di temani harith. Kadita tertidur pulas di pangkuan Harith. Dan Harith pun menemani Kadita di saat sedang berduka.