ON MY WEDDING DAY ( Di Hari Pernikahanku)
Dan esok harinya. Harith memaksa untuk mengantarkan Kadita ke kantor. Meski Kadita menolaknya namun harith tak pantang menyerah.
" Semangat ya kerjanya" ujar Harith tersenyum.
" Iya kamu hati-hati di jalan" ujar Kadita sambil masuk ke kantor Nya.
Dan saat di ruang kerja sedang sibuk mencatat keperluan dan kebutuhan buat resepsi pernikahan calon pengantin. Tiba-tiba pintu ruangan kerja Kadita di dobrak. Dan berbunyi " BRUKK!!".
" Maaf mas. Anda harus buat janji dahulu kalo mau bertemu sama Kadita" ujar Lylia mencegah Baxia masuk.
" Saya mau bicara sebentar sama Kadita" ujar Baxia emosi.
" Iya tapi mba Kadita nya sedang sibuk mas" ujar Lylia menarik tangan Baxia.
" Saya enggak mau pergi sebelum bertemu dan ngomong langsung sama Kadita".
Saat mendengarkan keributan tersebut. Kadita langsung berdiri dan menghampiri nya.
" Biarkan dia masuk, Lylia" ujar Kadita.
" Iya siap mbak" ucap Lylia yang menunggu di dalam ruangan.
" Ada maksud apa kamu datang kesini?!" tanya Kadita tegas.
" Saya kesini mau minta maaf sama kamu. Udah bersikap jahat sama kamu. Saya gak akan mengulangi perbuatan saya lagi terhadap kamu" ujar Baxia.
" Saya sudah memaafkan kamu sebelum kamu meminta maaf kesini"
" Terimakasih sudah memaafkan saya. Dan saya berharap kita bisa berteman lagi" ujar Baxia memohon.
" Mohon maaf kalo untuk berteman lagi saya sudah tak bisa. Saya tak ingin berhubungan lagi sama anda".
" Please ,kasih saya kesempatan lagi untuk menebus dosa saya"
" Maaf waktu anda sudah habis. Silahkan pergi!! ujar Kadita mengusir.
Dan Baxia masih memaksa untuk mengobrol lagi. Lalu berlari ke arah Kadita dan mulai mengancamnya dengan pisau.
" Jadi cewek sombong banget sih elu!! Gue pengen Deket lagi malah enggak boleh!!" ujar Baxia sambil mengarahkan pisau ke leher kadita.
" Kamu jangan gila!!" ujar kadita emosi.
" Mas,tolong jangan sakiti mba Kadita!!" ujar Lylia ketakutan.
Lalu saat hendak membawa Kadita pergi dari kantor nya. Harithpun datang dan memukul Baxia hingga tubuhnya terjatuh. Dan dagu Kadita mengalami sedikit goresan. Selanjutnya harith dan Baxia bertengkar hingga Baxia mengambil pisau dan menikam perut harith dengan pisaunya. Lylia langsung menelpon polisi. Dan datanglah polisi menangkap Baxia ke kantor polisi.
" Lylia tolong telpon ambulance" ujar kadita menangis.
" Iya siap mba. Sudah saya telpon ambulance nya" ujar Lylia.
" Kamu enggak apa-apa kan?!" tanya harith yang tersungkur di lantai dengan luka pada bagian perutnya.
" Aku enggak apa-apa. Tapi malah kamu yang terluka" ujar Kadita menangis.
" Alhamdulillah yang terpenting kamu baik-baik saja. Aku sudah buktikan kalo aku akan selalu melindungi kamu".
" Iya aku percaya kamu,mas"
Harithpun akhir nya pingsan karena kehilangan banyak darah di perutnya. Tak lama kemudian ambulance datang membawa harith ke rumah sakit terdekat. Kaditapun menemani Harith di ruang ICU sampai operasi nya selesai. Dua jam lebih waktu operasi. Harith di bawa ke ruang perawatan inap untuk beristirahat.
" Giman kondisi terkini pasien,dokter?!" tanya Kadita khawatir.
" Setelah melakukan operasi. Tadi kami menjahit luka pada bagian perutnya. Dan untungnya pasien langsung di bawa ke rumah sakit jadi pendarahan nya tak terlalu fatal. Jadi kondisi pasien bisa di selamatkan" ujar dokter yang sudah mengoperasi Harith.
" Alhamdulillah kalo kondisi pasien sudah membaik" ujar kadita meras lega.
" Beri pasien waktu untuk beristirahat ya. Kalo sudah sadar beri air minum dahulu biar tidak dehidrasi" ujar dokter.
Setelah penjelasan dokter tentang kondisi dari Harith. Akhirnya kadita memutuskan untuk menemani Harith di rumah sakit.
" Lylia,gimana kondisi kantor?!" tanya Kadita khawatir.
" Sudah di bersihkan mbak Kadita. Dan karyawan sudah saya suruh pulang cepat sesuai keinginan mba kadita" ujar Lylia.
" Iya terimakasih atas kerjasama dan bantuannya".
" Gimana kondisinya mas Harith?!".
" Alhamdulillah baru selesai operasi di bagian perutnya. Sekarang mas harith sedang beristirahat di kamarnya. Kemungkinan besok saya tidak masuk dahulu. Saya mau menemani mas harith di rumah sakit".
" Iya,mbak. Salam buat mas harith ya. Semoga cepat pulih lagi".
Dan Kadita menemani Harith di kamarnya dengan tidur sambil duduk di samping nya. Kemudian ibunya menelpon karena khawatir.
" Assalamualaikum nduk. Kamu lagi dimana?! Kok belum pulang?!" tanya ibunya Kadita.
" Wa alaikum salam Bu. Saya lagi di rumah sakit" jawab Kaditapun sedih.
" Kamu sakit?! Atau kecelakaan?! " tanya ibunya Kadita khawatir.
" Enggak Bu. Saya enggak sakit. Tapi mas harith yang sakit".
" Harith sakit apa nduk?!".
" Mas harith habis di tikam dengan pisau oleh temen aku,Bu. Kejadiannya tadi siang di kantor aku Bu" ujar kadita menangis.
" Astaghfirullah. Terus gimana keadaan harith nduk?!".
" Alhamdulillah sudah selesai di operasi perutnya. Dan luka tikaman nya tak terlalu dalam. Jadi gak mengalami pendarahan fatal."
" Alhamdulillah syukur deh. Kalo sekarang kondisinya sudah membaik".
" Iya Bu. Untuk sementara aku menginap di rumah sakit sekalian menemani mas Harith".
" Iya enggak apa-apa nduk. Dia butuh perhatian sekarang. Kamu jangan lupa makan ya. Dan istirahat yang cukup" ujar ibunya Kadita mengakhiri percakapan telepon.
Esok harinya harithpun terbangun sadarkan diri dan membuka mata sudah berada di ruang kamar pasien bersama kadita. Dengan wajah tersenyum sambil menahan rasa sakit karena telah semalaman di temani oleh kadita.
" Eh,maaaf aku ketiduran" ujar Kadita menguap.
" Hehehe.. enggak apa-apa. Aku seneng lihat kamu tidur di samping aku" ujar mas harith tersenyum.
" Kamu mau minum atau makan dulu?!" tanya Kadita perhatian.
" Aku mau minum air putih. Tenggorokan aku kering banget".
" Sebentar ya aku ambilkan".
Kaditapun menyuapi harith bubur ayam. Dan harith makan dengan lahapnya.
" Makasih sudah perhatian sama aku" ujar Harith.
" Iya mas. Harusnya aku yang berterima kasih sama kamu udah nolongin aku kemarin. Jadinya kamu yang terluka" ujar kadita bersedih.
" Luka di perut aku tak sebanding dengan luka batin yang pernah aku toreh ke kamu. Jadi buat aku ini mah gak seberapa dari hal terburuk dan terpahit dalam hidup kamu karena ucapan dan sikap aku. Aku minta maaf ya"
" Maafin aku juga mas. Kalo selama ini bersikap cuek dan dingin terhadap kamu. Malah mungkin jutek sama kamu".
" Enggak apa-apa. Aku mengerti kok. Kalo aku di posisi kamu mungkin akan melakukan hal yang Sama" ujar Harith membela Kadita.
" Sakit ya mas rasanya kemarin di operasi?!"
" Lebih sakitan kamu cuek ke aku sih di banding Operasi kemarin."
" Ah bisa aja kamu,mas" ujarku sambil memukul manja tangan harith.
" Ih aku beneran. Kamu mau kan Nerima aku lagi?! Aku janji bakalan ngelindungi kamu selamanya" ujar Harith memegang tangan Kadita.
" Iya aku terima kamu lagi" ujar Kadita sambil menganggukkan kepalanya.
Dan kemudian Harithpun mendekat ke wajah Kadita. Meraih pipinya lanjut mendekati bibir kadita dan merekapun berciuman di kamar pasien. Karena ruang VIP jadi tak ada yang melihat Nya. Setelah kejadian kemarin kadita mulai bersimpati lagi. Dan menerima kembali harith sebagai kekasihnya lagi.