Yuna POV
Aku menaikkan kaca mata yang merosot di batang hidungku. Lalu aku mengecek jam di tangan, satu jam lagi pesawat akan berangkat. Semuanya telah berakhir di sini. Kebahagiaanku, kesedihanku juga masalahku berakhir di sini, sekan takdir memberikan jalan semuanya bertepatan dengan kepergianku.
Apakah hatiku berangsur pulih? Ku harap begitu. Setelah hatiku dipatahkannya. Tak ada lagi cinta untuknya bahkan perasaan sayangku perlahan sudah hilang sirna. Aku kemarin bersamanya hanya untuk membalas rasa sakit yang aku dapat dari Dera.
"Ma, antar aku sampai sini aja," pintaku dengan berusaha tersenyum seceria mungkin.
"Gak mau, mau nungguin kamu," tolak Mama yang terlihat sedih.
Tak tahan menahannya, aku pun memeluk Mama dengan erat. "Jaga diri baik baik Ma. Tolong, jaga kesehatan," bisikku.
Saat air mataku sudah berkumpul dipelupuk mata, Mama menghentikkannya dengan mencubit pipiku pelan. "Seharusnya mama yang bilang gitu ke kamu!" protesnya.