"Mama?" panggilku dengan keras berteriak saat skype telah terhubung dengannya. Mataku membesar ke kamera sedangkan Mama terlihat tak menatap ke arah laptop seakan tak perduli.
"Apaan sih gak sopan banget teriak teriak sama orang tua!" aku pun langsung mendapatkan omelan darinya.
Aku menghembuskan napas kesal. "Ma, sekarang jujur deh sama Yuna!" pintaku.
"Jujur apa?" tanyanya seolah bingung dengan kalimatku.
"Udah deh, Ma sekarang Mama jujur atau Yuna gak akan pulang!" ancamku.
"Yaudah, silahkan aja gak pulang. Memangnya anak Mama kamu aja!" ancaman itu kini berbalik padaku. Aku hanya diam tak bisa berkata-kata.
"Kenapa Mama daftarin Yuna ke kontak jodoh? Memangnya Yuna gadis tua? Yuna masih dua puluh lima tahun Ma, belum lima puluh tahun!" ucapku kesal setengah mampus.
"Bagus deh, kalau kamu udah tahu. Tahu dari mana?" tanya mama santai sambil asik mengunyah cemilan yang ada ditangannya.