"Siapa suami lo? Orang berduit nih," godaku bercanda.
Ia senyum-senyum, "Anggota DPR," jawabnya.
"Uwow … jangan bilang lo nikah sama om om?" candaku dengan berekspresi ngeri.
Evna terbahak sembari memukulku. "Hahah … Enak aja lo! Gua nikah sama yang muda kelaus gak semua anggota DPR om … om. Jahat lo!"
Aku ikut terkekeh. "Mana tau," alasanku sambil membuka undangan tersebut.
"Lo nikah sama DIA?" teriakku tak percaya setelah membaca undangan yang dia berikan. "KOK BISA?" lanjutku begitu shock.
Tok tok tok
"Come in," ucapku mempersilahkan.
"Excuse me Miss," ucapnya sembari membawa dua cangkir teh dan meletakkannya di atas meja.
"Thank's," ucapku
Sekretarisku hanya mengangguk lalu undur pergi.
"Eh … minum, minum dulu," ujarku menyuruhnya minum. Ia menyeruput teh yang dibuat sekretarisku itu. Sedangkan aku tak sabar menunggunya minum, kembali bertanya, "Kok bisa lu nikah sama DENDI?"