Yuna pov
"Masuk dulu Div. Gua obatin luka lo," kataku yang berjalan masuk ke dalam rumah, lalu meninggalkannya sejenak mencari kotak P3K.
Walau Divo hanya diam, ia menurut dengan berjalan di belakangku. Tak ingin lama membuatnya menunggu setelah mengambil kotak P3K aku mengobatin Divo sangat pelan. Ia tak ada meringis kesakitan padahal sangat terbaca dari wajahnya ia sedang menahan sakit.
"Yun sesakit ini ya?" akhirnya Divo berbicara saat aku hendak membereskan obat-obatan yang mengobatinya.
"Apa?"
"Iya sesakit ini dikhianati sahabat sendiri?" keluh Divo bertanya.
Aku tak langsung menjawabnya, aku hanya menggeleng dan mendekat kearah Divo. Duduk di sampingnya menyenderkan tubuh di sofa lalu menatap langit ruang tamu seperti yang dilakuinnya. "Ntahlah, gua gak bisa kalo gua disuruh untuk ngedeskripsiin gimana sakitnya hati gua," lirihku.