"Yun ngapain lo berdiri disitu?" Aku tersadar dari lamunan. Aku tahu suara itu. Itu bukan suara Dirga melainkan suara Erno yang tengah berdiri di depan pintu dalam rumahku.
"Yun kita gak diajak masuk?" ikut Dera bersuara di depan pintu luar.
"Kalian ngapain bertiga kesini?" aku sengaja bersikap ketus sembari menatap mereka Erno, Dera dan juga Dirga dengan tatapan bahwa aku sedang tidak ingin diganggu.
"Emangnya kita gak boleh main kesini?" tanya Erno yang dengan santainya masuk tanpa mendapatkan izinku.
Aku menaikan sebelah alisku. "Ya boleh sih tapi tumben." Aku pun melihat Dera ikut masuk karena aku tak menjawab pertanyannya sedari tadi.
"Loh Bang Dirga ngapain disini?" tanya Dera yang menyadari ada Dirga saat masuk ke ruang tamu.
Aku mengernyit menatap keduanya bergantian seakan merasa aneh dengan ucapan Dera barusan. "Lo kenal, Der?" Dera pun mengangguk.
"Iya diakan saha—"