Tiara mengambil handphonenya yang berbunyi karena ada pesan masuk, di lihatnya pesan itu ternyata dari suaminya:
Presdir mesum : "Kelinci kecil...berani ya kamu sekarang bermesraan di depanku, awas saja kau nanti malam dirumah aku akan memberimu hukuman untuk ini".
Balas Tiara : " Siapa takut!"
" Dasar mesum satu ini, di dalam pikirannya apa cuma ada cara buat ngerjain aku saja ya" Gumamnya setelah membaca pesan singkat dari Yohan.
Hari ini Tiara sangat lelah, dia menyandarkan tubuhnya dan kepalanya di atas meja kerjanya sampai ia ketiduran. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore, Yohan menghampiri Tiara keruang kerjanya. Semua pegawai yang lain sudah pulang, perlahan Yohan mendekati Tiara dan mengecup dahinya dengan lembut. " Dasar! Kelinci kecil, bisa-bisanya dia tidur di sembarang tempat."
Tania yang barangnya ada ketinggalan di meja kerja, secara tidak sengaja melihat apa yang dilakukan oleh sang presdir. Tania kaget dan segera bersembunyi, agar Yohan tidak melihatnya. Tania buru-buru keluar kantor dan mengurungkan niatnya untuk mengambil barangnya yang tertinggal.
" Ya...tuhan, apakah itu tadi benar-benar Presdir?. Sial! Aku sudah bertahun-tahun mengejar cintanya, bahkan melakukan banyak cara untuk menaklukkan dan menggodanya. Tetapi dia tetap bersikap dingin kepadaku, kenapa terhadap sekertaris baru itu dia sangat lembut. Awas kau Tiara! Aku akan membuatmu hengkang dari Lianxi Grup secepatnya." gumam Tania yang mendendam dengan Tiara. Ia kemudian masuk ke dalam mobil dan mengendarainya meninggalkan perusahaan Lianxi Grup.
" Sepertinya Kelinci kecilku ini sangat lelah" gumam Yohan menggendong tubuh Tiara dan membawanya ke mobil, melepaskan jas yang dikenakannya dan menutupkan itu ke tubuh istrinya. Ia duduk tepat di sebelah Tiara, meminjamkan bahunya untuk bersandar istri kesayangannya itu. " Steve! Kita langsung pulang saja" perintahnya kepada sang asisten. Steve melajukan mobilnya untuk pulang ke villa pribadi sang presdir.
Sesekali Steve melirik kedua bosnya itu dari spion mobil, " Hemm... Pasangan ini selalu membuat orang yang melihat mereka merasa iri saja." gumamnya dalam hati.
Yohan menyadari gerak gerik asisten pribadinya itu, ia cuma tersenyum tipis dan berkata " Steve! Apa kau sedang mengawasiku?" celetuk sang presdir. Ia tahu Steve bukanlah orang jahat yang akan merencanakan sesuatu untuk melukai mereka, jikalau pun ia sesekali mencuri pandang itu hanya karena rasa penasarannya saja.
" Ah! Maaf...Saya tidak berani" Jawabnya yang abru saja tersadar, jika tingkah lakunya sudah di ketahui oleh atasannya itu.
" Sudahlah! Konsentrasi saja mengemudi" Gumamnya, seraya memberi peringatan kepada Steve. Sang Presdir bukanlah tidak suka diawasi, cuma tidak nyaman saja jika ia sedang bersama istrinya.
" Puh... Untung saja Presdir tidak marah. Kalau sampai marah, bisa habis aku. Sepertinya, suasana hatinya sedang bahagia saat ini" gumam Steve dalam hati.
Mobil yang mereka kendarai tera melaju menuju ke villa pribadinya sang presdir.
DI VILLA PRIBADI YOHAN
Yohan dan Tiara baru saja sampai di villa miliknya. wanita cantik ini masih saja tertidur lelap bersandar di pundak hangat suaminya.
" Presdir kita sudah sampai"
" Oke! Kamu boleh pergi, bawalah mobilku yang lainnya" perintah Yohan.
Steve keluar dari mobil dan meninggalkan pasangan itu di dalamnya. Ia kemudian pulang dengan memakai mobil Yohan yang lain. Yohan melihat Tiara yang masih terlelap, ia tak tega jika harus membangunkannya.
" Kelinci kecil, kau sangat imut ketika tidur. Seperti bayi kecil yang imut dan lucu, juga menggemaskan." Sesekali membelai lembut rambut istrinya. Tiba-tiba di pikirkannya terlintas keinginan untuk memiliki seorang anak. "Bayi? Mungkinkah kau dan aku akan segera mendapatkannya? kelinci kecilku apa kau bersedia" Yohan memikirkannya dengan senyuman merekah dibibirnya, seperti siapa jika kelak memang mereka punya seorang bayi kecil. Yohan akhirnya juga ikut tertidur didalam mobil.