Chereads / Pewaris Dewa Jahat / Chapter 45 - Darah Sakti Dewa Jahat

Chapter 45 - Darah Sakti Dewa Jahat

"??" Perkataan Yun Che membuat Jasmin terpaku ditempat. Ketika dia mengetahui arah tatapan Yun Che, dia akhirnya menyadari….

"YEEEEAAAHH!!!!!!"

Jasmin melompat ke belakang seperti kilat, dua tangan kecilnya dengan refleks menekan roknya kebawah. Dalam sekejab, wajah putihnya meluap penuh kegusaran… panik… dan dengan cepat warna merah jambu menyebar.

Memang benar, gadis egois dan angkuh ini, yang bertindak sangat kejam sekarang menjadi panik dan wajahnya merah karena malu. Sekarang, ekspresinya panik dan marah, wajahnya memerah dan tindakan menahan roknya tidak berbeda dari gadis normal yang tiba-tiba diintip. Meskipun demikian, ada pesona menggetarkan yang tidak dimiliki gadis lain yang membuat Yun Che terperangah saat menatapnya… Tentu saja, jika tidak tercampur dengan hawa pembunuhan yang membekukan tulang, pemandangan ini benar-benar sempurna.

Wajah Jasmin penuh kemarahan, dua gerahamnya yang seperti mutiara gemeretak dengan cahaya dingin dan ekspresi matanya menjadi lebih ganas, seolah dia ingin menguliti Yun Che hidup-hidup. Dia bertumbuh dalam suasana yang penuh rasa hormat, sanjungan dan ketakutan dari orang lain. Kecuali keluarganya, sangat sulit menemukan segelintir orang yang berani menatap matanya. Dia tidak pernah berpikir bahwa tubuhnya akan dinajiskan oleh orang biasa bahkan oleh seorang yang tidak berguna!

Hawa pembunuhan yang menyelimuti Yun Che sangat menakutkan sehingga bisa dibandingkan dengan tajamnya belati. Pemilik hawa pembunuhan ini dapat mencincangnya menjadi banyak potongan dalam sekejab. Namun raut wajah Yun Che tidak berubah, dia menggerakkan leher yang tulangnya hampir terlepas karena injakan Jasmin dan sambil berdiri membersihkan debu dari pantatnya, dia berkata kepada Jasmin : "Saya setuju dengan ketiga syaratmu. Sebelumnya kau berkata akan memberikan seperangkat Nadi Sakti baru, bukankah ini waktunya untuk mewujudkannya?"

Hawa pembunuhan Jasmin tidak berkurang sedikitpun seperti warna merah pada wajahnya. Berkaitan dengan tubuh terhormatnya, jangankan berbicara tentang seseorang yang menajiskannya dengan matanya, bahkan jika seseorang hanya menyentuh ujung jarinya, dia akan menebasnya menjadi potongan. Tetapi terhadap Yun Che, meskipun dia sangat membenci dalam hatinya, hawa pembunuhannya sudah mencapai langit, dia tidak dapat melakukan apapun, karena hidupnya adalah hidup dia juga.

"Lupakan selamanya apa yang baru saja kau lihat!" Ekspresi Jasmin tak menyenangkan dan bengis dengan hawa pembunuhan sedingin es. Meskipun demikian, wajahnya tetaplah terlihat mungil dan manis. Bahkan jika ekspresinya lebih jahat sekalipun tetap sedap dipandang yang membuat Yun Che tidak merasakan tekanan apapun : "Jika bukan karena saya membagi hidup denganmu, saya akan mengcungkil keluar matamu dan memastikan bahwa kau mati tanpa kuburan!"

"….. Saya benar-benar tidak melihat apapun, saya tidak seharusnya melihat hal tadi!" Yun Che berkata dengan ekspresi panik tetapi diam-diam bergumam dalam hatinya : Mhm, semua yang baru saja aku lihat merupakan hal yang seharusnya aku lihat.

Menghadapi Yun Che yang tidak bisa dia apa-apakan, kemarahan Jasmin akhirnya mulai mereda tetapi tangannya tanpa sadar tetap menahan roknya, cemas jangan sampai ada angin sepoi yang bertiup mengangkatnya. Dia berkata dengan dingin : "Saya akan mengangkat kau sebagai muridku tetapi tentu saja saya tidak mengajarkan cara melatih energi sakti kepada sembarang orang tanpa alasan. Bisa menjadi muridku merupakan keberuntungan terbesar dalam hidupmu. Mulai dari sekarang, wajib bagimu untuk memanggil saya Guru."

"Uh, ini…." Meskipun demikian wajah Yun Che penuh penolakan.

"Kau tidak mau?" Alis Jasmin yang seperti bulan terangkat.

"Tentu saja saya bukannya tidak ingin." Yun Che menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada hati-hati : "Sebelumnya sudah saya katakan bahwa saya memiliki Guru yang memberikan Mutiara Racun Langit kepadaku. Guruku yang sebelumnya merupakan orang tua yang berambut putih dan saya sudah memanggilnya guru bertahun-tahun. Jadi setiap kali kata 'guru' disebut, saya tanpa sadar akan berpikir tentang dirinya. Tetapi dirimu yang demikan cantik manis tentu saja tidak mau saya bayangkan sebagai orang lanjut usia setiap kali saya memanggilmu guru, bukan?"

Jasmine: "…."

"Bagaimana jika saya memanggilmu Jasmin? Nama ini manis, menyenangkan telinga dan juga cocok denganmu… Atau, Saya juga bisa memanggilmu… Jasmin kecil? Jasmin imut? Anak Jasmin? Anak kecil Jasmin? JazJaz? JazJaz kecil? MinMin kecil? Memanggilmu puteri, yang mulia atau puteri Jasmin juga boleh, atau....."

Saking lucunya alis Jasmin terangkat dan ujung bibirnya agak bergetar menahan tawa. Karena tidak tahan lagi, akhirnya dia berkata : "Kau dapat memanggil saya Jasmin, tetapi kau harus ingat dalam hatimu bahwa saya gurumu! Terlebih lagi kau tidak boleh lupa kewajiban dan posisimu terhadap gurumu!"

"Baiklah!" Yun Che segera mengangguk dan berkata dengan sungguh-sungguh : "Jika Jasmin dapat benar-benar memberikan saya seperangkat nadi sakti baru, saya akan memperlakukan kamu sebagai guruku, menghormatimu dan patuh kepadamu serta mengikuti perintahmu. Saya akan berusaha sebaik mungkin memulihkan seluruh racunmu dan menolong memulihkan tubuh fisikmu.

Kalimat Yun Che yang terakhir membuat pandangan Jasmin bergetar. Kemudian terdengar suara dinginnya dengan hawa pembunuhan : "Juga, kau tidak diizinkan melakukan perbuatan yang kurang ajar kepadaku, atau jika tidak…."

"Sudah pasti." Yun Che berkata dengan ekspresi tulus : "Apa yang baru saja terjadi hanyalah sebuah kecela-…."

"Diam!" Saat mendengar Yun Che menyebutkan kejadian dimana dia dinodai oleh matanya tadi, luapan rasa malu dan kemarahan meliputi Jasmin dan intonasi suaranya juga menjadi sedikit lebih rendah.

"Ah." Yun Che segera berhenti bicara dan mengarahkan topik perbicaraan kepada hal yang paling dia inginkan : "Jadi, tentang memberikan seperangkat nadi sakti baru, dapatkah kita mulai sekarang?"

Jasmin tetap diam sesaat dan berkata : "Bawa saya ke tempat dimana tidak ada orang lain yang bisa datang mendekat."

Ini pertama kali Yun Che datang ke Kota Hutan Biru, dia tidak mengenal daerah sekitar dan Jajaran Pegunungan Naga Merah bahkan lebih tak dikenali. Perut Yun Che keroncongan karena lapar saat ini tetapi perkataan Jasmin membuat dia bergairah sehingga melupakan rasa laparnya. Dengan hati-hati dia berjalan masuk lebih dalam ke Jajaran Pegunungan Naga Merah, sesudah memutari sebuah gunung kecil, dia tiba di daerah berumput hijau lebat. Melihat bahwa daerah itu tidak ada tanda adanya aktivitas manusia dan binatang, Yun Che menghentikan pencariannya.

"Mungkin ini tempat yang cocok… tidak ada orang yang akan datang kesini, bukan?" Yun Che memandang sekeliling dan berkata dengan bimbang.

"Jadi Jasmin bagaimana caranya kau akan melakukannya?" Yun Che bertanya. Karena memperoleh seperangkat nadi sakti baru dalam waktu singkat kelihatannya seperti tidak masuk akal, dari sudut manapun dia berpikir.

Jasmin yang mengikuti dibelakang Yun Che mendekat dengan perlahan. Meskipun kakinya telanjang tetapi sedikitpun tidak dikotori oleh tanah dan debu sepanjang perjalanan. Kakinya sangat lembut dan seputih salju yang memberi kesan kepada siapapun ingin menyentuh dan merabanya saat menatapnya. Berhenti di depan Yun Che, pandangannya menatap jauh kedepan dan matanya berkilau : "Apakah kau tahu apa alasan saya dikejar dan diracuni dengan racun yang mematikan sesudah itu?"

"Apa alasannya?" Yun Che bertanya heran.

"Karena… setetes darah ini!"

Dalam kebingungan Yun Che, Jasmin perlahan mengangkat tangan kanannya. Jari telunjuknya yang kecil dan lembut menunjuk ke langit dan dari area ujung jarinya, benda seperti air berwarna merah gelap perlahan muncul disertai dengan cahaya gemerlap yang menakutkan berbentuk bola.

"Ini… adalah?" Yun Che datang mendekat dan mengfokuskan matanya… Itu terlihat seperti setetes darah?

"Tiga ratus tahun lalu, seseorang menemukan sebuah buku kuno saat menyelidiki reruntuhan berbahaya dari Zaman Kuno. Didalamnya tertulis sebuah pesan : "Di Zaman Purba, ada dewa sejati yang dikenal sebagai "Dewa Jahat". Dia merupakan dewa terakhir yang tersisa sebelum keruntuhan Zaman Ilahi. Kejatuhannya menandakan berakhirnya Zaman Ilahi. Tetapi sebelum kejatuhan Dewa Jahat, dia meninggalkan setetes darah abadi yang berisi sumber kekuatannya…"

"Jika seseorang dapat memperoleh tetesan darah abadi ini dan memasukkan kedalam tubuhnya, nadi saktinya dapat membangkitkan kekuatan Dewa Jahat!"

"Banyak orang segera memperoleh informasi tentang catatan ini; perkataan 'Kekuatan Dewa Sejati' sangat memikat setiap orang. Jadi, banyak orang mulai sibuk mencari darah Dewa Jahat. Tetapi sampai berabad-abad, tidak ada yang berhasil dan tidak sampai sebulan yang lalu ada seseorang menemukan lokasi kejatuhan Dewa Jahat. Jadi, tak terhitung banyaknya orang pergi ke tempat itu untuk mencari peninggalan Dewa Jahat. Tanpa disengaja, 'Darah abadi Dewa Jahat' ditemukan dan menyebabkan setiap orang memperebutkannya… Tetapi akhirnya, itu jatuh ke dalam tanganku."

"... Mereka mengejarmu karena memperoleh Darah Dewa Jahat?" Yun Che bertanya. Pada saat yang sama, hempasan kebingungan menerpa hatinya… Darah Dewa Jahat? Tak terhitung orang bertarung untuk mendapatkannya? Jika ada kejadian menggemparkan seperti itu, mengapa saya tidak pernah mendengarnya? Bahkan dua kata "Dewa Jahat" merupakan berita baru bagiku.

Juga, tentang dewa sejati kuno… apakah benar-benar ada?

"Hmph, berani merampas milikku, itu berarti mencari mati!" Mata Jasmin memancarkan kilatan dendam dan berbicara dengan kebencian : "Hanya saja, setelah saya memperoleh darah Dewa Jahat ini, saya menemukan bahwa kekuatan tersembunyi didalamnya sangat berbeda dari yang saya harapkan. Bahkan tidak ada jejak kekuatan dahsyat! Jika seseorang memasukkan kedalam dirinya, itu hanya akan merubah struktur dan atribut Nadi Saktil! Segalanya akan mulai dari garis start! Itu saja! Sesudahnya, orang itu akan melatih kekuatan saktinya dari awal sedikit demi sedikit!"

"Pada akhirnya, apa yang orang harapkan dari "Kekuatan Dewa Sejati" tidak ada. Kenyataannya, itu tidak lebih dari sekedar atribut "Dewa Jahat"! Hasilnya akan memperoleh nadi sakti yang sedikit lebih kuat dari nadi sakti biasa!"

"Saya tentu saja tidak mau membayar harga untuk mendapatkan nadi sakti itu dengan menghapus semua kekuatan saya menggunakan darah Dewa Jahat ini. Tetapi menggunakan darah ini untukmu sepertinya lebih cocok." Jasmin menggerakkan jarinya dan membuat setetes darah merah tua itu melayang-layang dekat dada Yun Che : "Nadi Saktimu akan dihancurkan dan kekuatan saktimu akan hilang. Setelah darah Dewa Jahat ini dimasukkan, Nadi Saktimu akan segera hancur dan dibentuk ulang menjadi Nadi Sakti Dewa Jahat! Meskipun saya tidak merasakan banyak kekuatan dari tetesan darah Dewa Jahat, tetapi tetap merupakan kesempatan baik bagimu, dimana saya memberimu kekuatan khusus dari Nadi Kekal Dewa Jahat! Paling tidak, kau tidak akan selamanya menjadi orang yang tidak berguna lagi!"

Saat dia berbicara, mata Jasmin tiba-tiba berkilat dan bercahaya, dia menurunkan pergelangan tangannya yang putih bersinar. Ujung jarinya yang lembut mendorong darah "Dewa Jahat" melayang dan menembus dada Yun Che. Dada Yun Che segera muncul sebuah lubang yang memperlihatkan aliran darah dan tetes darah merah tua itu menyatu dengan aliran darahnya. Dalam sekejab darah itu memasuki tubuh Yun Che…