Chereads / Only You in My World / Chapter 29 - Chapter 29 Detak Jantungku

Chapter 29 - Chapter 29 Detak Jantungku

Tiba di kediaman Lu….

Para pembantu di kediaman Lu berteriak senang melihat tuan mudanya sudah kambali.

"Tuan muda Lu sudah kembali…" teriak An Niu.

"Eh?!" Mereka tersentak melihat tuan muda Lu membopong seorang gadis cantik di pelukannya.

"Nona!!! Nona cantik!!!" para pelayan wanita sangat girang melihat tuan mudanya membopong seorang gadis cantik di pelukannya.

"Kita tidak salah lihat kan?! Itu benar-benar nona cantik, kan?!" tanya Li Sa memastikan.

"Yah, benar. Tuan muda kita benar-benar membawa pulang nona cantik itu ke mari! Dan dia menggendongnya di pelukannya!" kata Lu Lu.

"Apa dia benar nyonya dari vila ini?!" tanya Li Sa lagi.

"Ya, tidak salah lagi!" kata Lu Lu. "Sampai saat ini, baru kali ini tuan muda membawa seorang gadis cantik pulang ke vilanya!"

"Akhirnya tuan muda kita punya pacar, ya!" kata Li Sa senang.

"Iya! Akhirnya tuan muda kita sudah dewasa!" kata Lu Lu turut senang. Begitu juga An Niu.

Mereka menangis bahagia melihat tuan muda mereka yang mereka rawat dari kecil itu akhirnya sudah menjadi lelaki dewasa.

Lu Zhen Yang pun menurunkan Yu Xi di kasurnya.

"Kamu bisa istirahat di sini." kata Lu Zhen Yang.

"Baiklah, tapi…" Yu Xi berhenti sejenak, melihat para pelayan itu menatapnya dengan tatapan aneh. "Aku merasa keluarga mu akan menelanku hidup-hidup."

Lu Zhen Yang pun berbalk dan melihat para pelayannya sedang mengintip.

"Kenapa mereka melihat ku dengan tatapan aneh, ya?" tanya Yu Xi heran.

"Akhirnya tuan muda membawa wanita pulang ya! Cantik lagi!" An Niu turut senang akhirnya mempunyai nyonya baru.

"Iya, cantik dan muda sekali ya!" Lu Lu juga ikut senang.

"Tuhan memiliki mata dan ingin tuan muda kita hidup dengan bahagia serta melahirkan anak cucu yang tampan, cantik dan gemuk-gemuk!" Li Sa juga ikut senang.

"Karena pengaruh mama ku, bahkan mereka juga menjadi seperti ini." batin Lu Zhen Yang.

"Mungkinkah aku terlihat aneh?" tanya Yu Xi malu.

"Bodoh, itu karena kau terlalu imut dan manis." batin Lu Zhen Yang tersenyum menatap Yu Xi. "Jadi mereka sangat senang melihat mu."

"Oh ya tuan muda Lu, bolehkah kau meminta bantuan mu?" tanya Yu Xi dengan tatapan seperti anak kucing. Cute sekali.

"Astaga, dia benar-benar imut." batin Lu Zhen Yang tergoda. Wajahnya bahkan merona merah.

"Boleh tidak?" tanya Yu Xi lagi melihat Lu Zhen Yang tidak menjawab dan hanya terdiam menatapinya.

"Tentu... Katakan saja…" kata Lu Zhen Yang.

"Bolehkah kau membantuku untuk mencari informasi mengenai keluarga ku?" kata Yu Xi. "Aku hanya ingin tahu tentang mereka lebih dekat lagi."

"Tentu saja. Aku akan menyuruh Hao Ran untuk mencari informasi mengenali keluarga Yu dan memberi pelajaran kecil pada keluarga Yu, agar tidak berani lagi menganggu mu." kata Lu Zhen Yang. "Demi keamanan mu, tinggallah di sini dulu. Ingat, tanpa ijin ku, kamu tidak boleh keluar sembarangan."

"Oh!" Yu Xi mengangguk. Sangat nurut sekali.

"Aku juga akan menyuruh Hao Ran membereskan orang-orang yang pernah membully mu itu." kata Lu Zhen Yang lagi. "Jadi kamu tidak perlu khawatir lagi dengan mereka."

"Baik." jawab Yu Xi nurut-nurut saja.

"Beberapa hari ke depan akan ada Party. Aku akan mengurus gaun mu dan persiapan lainnya, sampai waktunya tiba, kamu bisa langsung menghadirinya bersama ku." kata Lu Zhen Yang.

"Baiklah." jawab Yu Xi nurut-nurut lagi.

"Manis sekali." batin Lu Zhen Yang dengan wajah merona.

"Apa ada yang ingin diucapkan lagi?" tanya Yu Xi.

Deg! Deg! Lagi-lagi berdetak dengan cukup kuat.

"Xi Er ku menurut seperti ini saja, sangat menawan sekali…." batin Lu Zhen Yang terpesona.

"Tidak ada lagi kan?" tanya Yu Xi lagi karena melihat Lu Zhen Yang dari tadi bengong menatapinya.

"Tidak ada lagi kok. Kalau begitu aku keluar dulu ya, Xi Er." Lu Zhen Yang pun mengelus-elus kepalanya seperti seekor kucing.

"Baik!" Yu Xi menerima belaian itu dengan nurut sekali. Tidak biasanya dia bersikap manja seperti itu selain kepada Lu Zhen Yang.

"Selamanya saja merawatnya di rumah ku…" batin Lu Zhen Yang. Lelaki ini pun pergi mengurusi perusahaannya.

Di sisi lain, Yu Xi menghabiskan waktunya dengan membaca buku pelajarannya.

"Karena untuk sementara harus tinggal di sini, aku tidak bisa ketinggalan pelajaran, bukan? Kan sudah mau ujian juga." batin Yu Xi. "Karena ada waktu luang, aku akan mengerjakan semua tugas ku yang ketinggalan ini. Mendapatkan nilai bagus di ujian ku nanti kan bagus juga, bisa membantu aku mencari pekerjaanku juga menjadi dokter hebat nantinya."

Krek! Pintu kamar pun terbuka. Seorang pelayan muda pun datang sambil berkata, "Nona, tuan muda Lu menyuruh ku datang untuk menjaga mu."

"Tidak perlu, aku sendiri juga tidak apa-apa kok, kamu keluar saja dan urus pekerjaan mu." kata Yu Xi.

"Menjaga apanya? Aku tidak terbiasa dengan itu." batin Yu Xi. "…dan juga, orang di sini terlihat aneh sekali."

"Oh ya nona, nama ku Xiao Ya." kata pelayan muda itu. "Baiklah, panggil aku jika butuh sesuatu ya nona."

"Hmm… terima kasih, Ya." ucap Yu Xi.

Xiao Ya pun melangkah keluar dari kamar nona mudanya.

"Aku juga bisa menjadi teman ngobrol nona, jika nona merasa bosan." kata Xiao Ya sebelum dia menutup pintu kamar nona mudanya.

"Hehehe… aku adalah orang pertama yang melayani nona muda dari dekat. Uh… senangnya!" batin Xiao Ya senang.

Malam pun tiba. Jarum jam sudah menunjukkan angka 9 malam. Tapi Lu Zhen Yang belum juga pulang. Yu Xi pun menatap bintang-bintang dari jendela kamarnya itu sendirian.

"Aku tidak bisa tidur di lingkungkan asing." batin Yu Xi sambil menatap jendela kamarnya. "Apa aku keluar untuk mencari udara segar saja ya?"

Ketika Yu Xi menuruni tangga, dia kaget karena di tegur oleh pelayan muda itu secara tiba-tiba.

"Nona, berbaring saja di kasur." tegur Xiao Ya. "Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, panggil saja aku."

"Luka ku tidak separah itu kok." kata Yu Xi.

"Astaga, paha ku hanya tergores ranting kayu saja, luka kecil ini tidak ada apa-apanya bagi ku!" batin Yu Xi.

"Tidak boleh, nona. Kata tuan muda, kamu tidak boleh meninggalkan ruangan." kata Xiao Ya dengan ekpresi memohon. "Jika terjadi sesuatu pada mu, kami akan di pecat! Jadi, tolonglah mengerti, ya nona…"

"Inilah hal yang paling aku tidak tahan…" batin Yu Xi. "Memohon menggunakan ekpresi menggemaskan. Uh, hati ku jadi luluh dibuatnya."

"Baiklah…" Yu Xi pun menurut.

***

To Be Continue…