Happy reading.
******
"Dek ...."
"Honey ... bangun, Sayang!" Alex menepuk-nepuk pipi Sandra berusaha menyadarkannya.
"Alex kita bawa ke rumah sakit aja." David langsung berdiri dan menyambar kunci mobilnya. Sementara Alex menggendong istrinya mengikuti David.
Setelah 15 menit mereka sampai di rumah sakit dan Alex semakin panik karena mendapati di antara paha sang istri terdapat darah yang mengalir.
Alex langsung berteriak-teriak memanggil dokter. Hingga David terkejut karena Alex teriak-teriak di rumah sakit. Tetapi tak lama kemudian muncul perawat yang membawa Sandra menuju ruang pemeriksaan.
Alex hanya mondar-mandir tak jelas. Dia ingin menghubungi ibunya tetapi ibunya sedang di luar negeri. Dan Joe entah kenapa tak bisa dihubungi. Kenapa saat dia butuh orang yang bisa menenangkan Joe justru memilih hari ini untuk tak bisa dihubungi?
Pletak!
Alex meringis karena tiba-tiba David menyentil jidatnya.
"Apa masalahmu sekarang?"
"Bisa kau diam aku pusing melihatmu mondar-mandir seperti setrika."
"Aku sedang khawatir."
"Aku tau tapi bisa tidak khawatir sambil duduk saja?"
"Ok." Alex duduk di sebelah David tetapi dia tidak diam karena dia mulai menggigiti kukunya bertanda gugup.
Sementara David yang menyaksikan itu hanya geleng-geleng saja tak menyangka CEO Draco Group punya kebiasaan jorok.
Tak lama kemudian muncullah dokter yang menangani Sandra.
"Keluarga ibu Sandra?" tanya dokter.
"Saya suaminya."
"Saya kakaknya."
Mereka menyahut bersama lalu saling memandang dan seketika membuang mukanya lagi.
"Baiklah ikut keruangan saya!"
Setelah sampai di ruangan sang dokter.
"Bagaimana adik saya, Dok?" tanya David.
"Apa bayi kami baik-baik saja?" Alex menimpali.
"Nyonya Sandra saat ini baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan sedikit stres."
Mereka berdua mehembuskan napas lega.
"Tapi untuk suami Nyonya Sandra saya sarankan untuk seminggu ini harap diberhentikan dulu kegiatan ranjangnya. Karena ibu Sandra sempat mengalami pendarahan. Kelihatannya itu efek dari bercinta yang terlalu keras atau mungkin terlalu sering."
Alex tersedak ludahnya sendiri, duh ... seminggu tak dapet jatah nih, batinnya.
Sementara David menatapnya tajam, yang ada di otaknya ingin sekali menghajar Alex karena sudah
melakukan kerja rodi ranjang pada sang adik hingga kondisinya nge-drop.
Dasar suami egois! Mesum enggak kira-kira.
Awas aja nanti, batin David.
Setelah keluar dari ruangan dokter, Alex dan David langsung menuju ruang perawatan Sandra. Di sana ternyata Sandra sudah sadar bahkan sudah diperbolehkan pulang.
"Sayang gimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?" Alex langsung duduk di samping Sandra dan menggenggam tangannya.
"Dek, pulang ke rumah kakak aja ya!" kata David sebelum Sandra menjawab pertanyaan Alex.
"Kamu apa apaan sih? Sandra ya pulang ke rumah akulah ngapain dia pulang ketempatmu?"
"Eh, selama tinggal ama lo udah berapa kali adek gue masuk rumah sakit. Sorry, sorry, gue bakal bawa Sandra ke rumah gue."
"Maksudnya apa?"
"Maksudnya ya lo itu gak becus jagain Sandra jadi biar gue aja."
"Aku gak bakal biarin itu terjadi, Sandra tetep pulang ke rumah saya!"
"Gue gak peduli. Gue gak mau calon ponakan gue kenapa-napa, gara-gara lo yang gak bisa tahan tu burung."
"Kemaren kan aku gak tau kalau keseringan bisa bikin Sandra sakit. Kalau sekarang udah tau gak mungkin aku maen terjang sembarangan."
"Pokoknya Sandra pulang ke rumah gue!"
"Gak dia tetep bareng aku!"
"Ke RUMAH GUE!"
"DIA ISTRIKU JADI DIA PULANG KE RUMAHKU!"
"DIA ADIK GUE JADI DIA PULANG KE TEMPAT GUE!"
"GAK BISA!"
"BISA!"
"GAK POKOKNYA RUMAH AKU!"
"RUMAH GUE!"
"AKU!"
"GUE!"
"DIAAAAAAAAAAAAAMMMMMMMMMMM!"
Glek!
Alex dan David langsung bungkam mendengar teriakan Sandra.
"Mas David dan Alex bisa nggak kalau berantem jangan di dekat aku? Kepalaku jadi pusing gara-gara teriakan kalian."
Mereka berdua serempak menganggukkan kepala melihat Sandra yang wajahnya merah padam menahan marah.
"Good, sekarang aku mau pulang. Sedang kalian tetep di sini dan urus urusan kalian yang belum selesai mengerti?"
Lagi-lagi mereka kompak menganggukkan kepala.
Setelah itu Sandra langsung melenggang melewati mereka berdua dan keluar dari ruang perawatan.
"Eh kamu mau ke mana pembahasan kita belum kelar?" kata Alex menghadang David yang ingin keluar.
"Lo begok apa tolol bini lo udah pulang sekarang yang mau dibahas apa?" David langsung menyingkirkan tubuh Alex dari hadapannya dan bermaksud mengejar Sandra.
Saat sadar apa yang terjadi Alex juga langsung menyusul David.
Sampai di parkiran Alex mencari-cari Sandra tetapi istrinya sudah tidak ada, apa iya istrinya udah pulang duluan?
"David mana Sandra?"
"Udah naik taksi, lo sih bego!"
"Ya udah yuk cepet pulang!"
David langsung naik mobil dan tancap gas .
"Eh ... David. Woyyyyy kok aku ditinggal? DAVID!! DAVID SIALAN aku kan gak bawa dompet!"
Akhirnya setelah hampir setengah jam Alex dapat taksi juga. Alex berjanji besok-besok dia bakalan balas si David kurang ajar itu. Tak peduli dia kakak dari istrinya yang penting tujuannya saat ini adalah pembalasan dendam untuknya.
****
Sesampainya di rumah Alex menyuruh sopir taksi untuk menunggu sebentar. Alex merasa aneh kok mobil David gak ada akhirnya Alex menyusuri seluruh rumah dan benar saja istrinya tak ada. David ... sialan pasti dia yang bawa Sandra.
Alex langsung keluar rumah tetapi saat baru masuk ke mobil ada bapak-bapak yang nyamperin.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Alex bingung
"Lha Bapak gimana bayar dulu Pak taxi-nya!" Alex memukul jidatnya sendiri karena kelupaan kalau sopir taxi masih menunggu di gerbang rumahnya.
"Maaf Pak kelupaan ini Pak kembaliannya buat bapak aja permisi!" Alex menyerahkan beberapa lembar uang dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Sementara sopir taksi cuma bengong karena dapet rezeki nomplok. Gimana gak ongkos taksi dari kediaman Alex dan rumah sakit relatif dekat jadi ongkosnya saja tak sampai 50 ribu eh ini dikasih 300 ribu mimpi apa pak sopir taksi semalam.
Alex coba menghubungi David tetapi dasar si David berengsek dia bahkan tak mau mengangkatnya. Lalu dia menghubungi Sandra. Setelah berpuluh-puluh kali akhirnya diangkat juga.
"Sayang ... akhirnyaaaa kamu di mana?"
"Penting ya?"
"Ya penting dong Sayang ... aku jemput ya kamu di mana?"
"Apartemen Joe."
Akhirnya istrinya itu mau ngasih tau juga. Alex langsung memutar balik arah menuju apartemen Joe.
Seampainya di sana Alex langsung masuk lift dan memencet tombol 6.
Begitu lift terbuka Alex langsung menuju satu-satunya ruangan yang ada di lantai itu. Tanpa mengetuk Alex memencet password dan pintu terbuka.
Namun saat masuk David ternyata juga udah nangkring di situ. Bahkan dengan santainya dia udah nyemil sambil ngopi manis bareng istrinya.
"Sayang ... kok tadi aku ditinggalin." Alex langsung duduk di antara Sandra dan David, hingga mau tak mau David bergeser menjauh.
"Siapa suruh berantem mulu?" kata Sandra sambil mengerucutkan bibirnya.
Melihat itu Alex jadi gemas dan langsung mencium bibirnya lamaaaaaaa.
Plak!
Sebuah remote TV melayang di kepala Alex.
"Aw ... kamu apa apaan sih?" Alex menatap tajam David yang ada di belakangnya.
"Inget kata dokter woe!"
"Iya aku inget kok."
"Trus tadi apaan?"
"Lha kan cium doang gak yang lain."
"Sama aja, Bego, awalnya ciuman ntar juga kebablasan."
"Eh aku tu punya pengendalian diri yang kuat."
"Kuat apaan baru dimonyongin udah disosor. Udahlah mending seminggu ini Sandra tinggal ama gue aja biar aman dari keberingasan lo!"
"Gak boleh, enak aja!"
Mendengar kakak dan suaminya sepertinya akan berdebat lagi Sanda segera menyingkir.
"Seminggu doang panjullllll ampe lo udah bisa enak-enakan lagi ama Sandra!"
Alex berpikir.
"Oke tapi ada syaratnya."
"Eh loe bego apa apaan sih gua udah nolongin loe tapi elo malah ngajuin syarat?"
"Tenang aja syarat dari aku enak kok pasti kamu bakal mau."
Alex lalu memberitahu syarat itu ke David.
"Gimana, ok, gak?"
"Itu bukan syarat banjoooo tapi elo minta tolong lagi ama gue!"
"Ya terserah kamu mau apa gak?"
"Huft ... oke dah tapi inget aku anggep ini hutang suatu saat gue bakal minta ganti."
"Iya beres ... eh ngomong-ngomong Sandra mana kok tiba-tiba ilang lagi?"
"Masuk kamar no ... udah dari tadi ogeb!" David menunjuk salah satu kamar di ruangan itu.
"Masak kok aku gak nyadar sih?" Alex lalu berdiri dan menyusul istrinya.
Sementara Sandra menutup kedua telinganya dengan bantal. Dia hanya ingin istirahat tanpa harus mendengarkan perdebatan Alex dan David.
Biar saja Tom N Jerry itu berantem sepuasnya, dia gak peduli, yang penting gendang telinganya aman dari ocehan dua makhluk pengganggu itu.
Terdengar Alex mengetuk-ngetuk kamar yang ditempati Sandra. Karena Sandra mengunci kamarnya.
Benar saja tak berapa lama terdengar suara tawa David yang menggelegar karena Alex dikunci oleh istrinya sendiri di luar kamar.
Lalu terdengarlah lagi perdebatan dua cowok tampan itu. Dan Sandra hanya bisa menutup seluruh tubuhnya dengan selimut berharap bisa segera tertidur dan mengabaikan dua makluk abstral yang hobi bertengkar itu.
****
TBC