Chereads / Ah, Aku Ketahuan Lagi! / Chapter 5 - Ayahnya Chi Baobei

Chapter 5 - Ayahnya Chi Baobei

Suhu di Linshi mendekati nol derajat pada malam hari.

Chi En terbangun karena hawa dingin yang menyerang tubuhnya. 

Ketika ia bangun, ia mendapati dirinya berbaring di sisi jalan, kehilangan ponsel dan tasnya.

Untungnya, tidak ada seorang pun di sisi jalan. Ia tidak percaya apa yang terjadi pada dirinya sendiri.

Dasar bajingan!

Chi En bangkit dan melihat sekeliling.

Tidak ada satu pun mobil terparkir di pinggiran kota ini.

Tidak perlu memikirkannya. Pasti Li Beijue yang memberi tahu orang-orang untuk meninggalkannya di sini.

Sepatu hak tinggi di tangannya juga telah menghilang. Bahkan jika ia menemukannya, ia tidak bisa lagi mengendalikan sepatu hak tinggi sepuluh incinya itu. Chi En berjalan dengan bertelanjang kaki. Ia mengambil langkah perlahan dan dangkal menyusuri kota. 

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya ia menemukan taxi. 

Menjadi seorang pemain peran tidaklah menghasilkan gaji besar. 

Dengan penghasilan yang sedikit itu, ia tidak mampu membeli rumah di Linshi. Akhirnya Lin Anxin membantunya menemukan rumah dua kamar dengan satu kamar tidur untuk disewa.

Setelah taxi berhenti di daerah kuno tempat ia menyewa, Chi En segera memberi uang dan bergegas naik ke ke atas. 

Segera setelahnya, ia menyentuh kunci dan membuka pintu. 

Begitu ia masuk, tiba-tiba ponselnya berdering. 

Ia menutup pintu di belakangnya dan melihat siapa yang telah menelepon. Rupaya itu Lin Anxin. Begitu mengetahuinya, ia segera menggaruk kepalanya dan mengangkat telepon. 

"Halo?" 

"Chi En! Pergi kemana kamu semalam? Aku memintamu untuk membuat video singkat, apa kamu benar-benar lari ke 429 dengan pria?" Suara Lin Anxin terdengar tidak sabar. 

Kesadaran tadi malam berangsur-angsur kembali dan Chi En mengalami sakit kepala yang luar biasa. Ia ingat bahwa ia baru saja kembali dari luar negeri, lalu ia pergi ke bar bersama dengan Anxin. Kemudian ia terlalu banyak minum sampai ia mabuk dan terjebak dalam suatu permainan bersama teman-temannya. Sampai akhirnya Anxin memintanya untuk membuat sebuah video mesum versi pistol dengan seorang pria di toilet. Karena ia juga minum terlalu banyak, akhirnya ia juga bermain dengan gila. Setelah mendapat paksaan dan dorongan teman-temannya, ia menyetujui permainan itu dan alhasil bertemu dengan pria keparat yang tidak ingin dilihatnya.

Bagaimana bisa ia bertemu dengan Li Biejue dalam situasi seperti itu? Dan juga ia benar-benar memberinya perlakuan mesum pada pria itu! 

Bagaimana ia bisa kembali semalam? Apakah temperamen buruk Li Biejue membuatnya teraniaya sampai berkeping-keping? 

Chi En segera duduk di atas sofa dengan pikiran yang sedikit bingung. Ia menuangkan segelas air untuk dirinya dan kemudian meminumnya agar merasa sedikit lebih baik. 

"Apa yang harus aku tanyakan padamu?" Lin Anxin sangat tidak sabar di ujung telepon itu.

Chi En menggosok pelipisnya dan merasa ia telah menghabiskan seluruh kekuatannya sepanjang tahun dalam satu malam. Lin Anxin bertanya lagi, mau tidak mau ia menjawab dengan tak berdaya, "Tidak, aku hanya bertemu seseorang yang kukenal dan sekarang aku sudah pulang."

"Kamu baru saja kembali. Memangnya siapa seseorang yang kamu kenal?" 

"Ayahnya Chi Baobei." 

"Apa!" Teriakan di ujung telepon itu bisa saja akan menghancurkan gendang telinga.

Tanpa melihatnya, Chi En sudah bisa membayangkan keterkejutan Lin Anxin saat ini. 

"Apakah kamu yakin itu dia?"

Lin Anxin mengetahui bahwa Chi En memiliki seorang pacar saat ia masih berada di sekolah menengah. Tetapi kemudian, entah mengapa tiba-tiba Chi En pergi ke luar negeri. Di tahun berikutnya, ia melahirkan seorang anak yang diberi nama Chi Baobei dan nama resminya adalah Chi Jingchen. Sekarang anak itu masih di luar negeri dan dengan bantuan pasangan tua, ia dirawat dengan baik di sana. Butuh waktu lama bagi Chi En memberitahunya bahwa anak itu milik dari mantan pacarnya. 

"Tentu."

"Ya, lalu? Dan apa yang terjadi padamu? Apakah kamu memberitahunya tentang bayi itu?"

"Aku yang melahirkan anak itu. Aku juga yang membesarkannya. Mengapa aku harus memberitahunya?" Chi En berhenti sejenak dan menekan bibirnya, "Jika dia tahu, aku tidak akan mendapatkan hak asuh atas anak itu."