Chereads / Suamiku Penguasa Kegelapan / Chapter 56 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 46)

Chapter 56 - Hidup Sepuluh Tahun dan Mati Sia-Sia (Bagian 46)

Ning Huanxin menjelaskan segalanya kepada Bai Yunzi.

"Alat-alat setan ini harus diambil secepatnya, tapi…" kata Bai Yunzi yang tetap berharap, agar gerbang pintu rumah kepala adat ini agar segera ditutup. Lalu, suaranya berubah menjadi lebih serius, "Sebelum kita mengeluarkan alat-alat setan itu, karena kebenciannya juga sudah terlalu dalam, jadi kita harus membawa hantu perempuan itu keluar dari kota ini. Akhir-akhir ini, dia telah menempati tubuh keluarganya sendiri, hal itu membuat kekuatan pada dirinya menjadi lebih kuat. Ketika hantu perempuan itu telah menyatu dengan tubuh orang lain, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya." katanya.

Kebencian Li Yan terhadap masyarakat kota Zhangjia, semakin lama menjadi semakin bertambah. Tapi, karena alat-alat setan itu, dia tidak memiliki cara untuk memasuki kota Zhangjia, dan itu membuatnya tidak bisa untuk menyakiti orang-orang disana.

Hingga akhirnya, ketika para kru film datang kemari, yang mana mereka semua adalah pendatang luar. Jadi, mereka semua adalah orang asing yang sama sekali tidak memiliki aura yang membahayakan untuk hantu, karena itu mereka sangat mudah dirasuki. Hari itu, Li Yan mencoba untuk memasuki tubuh Qin Su, kemudian dia mencoba memasuki raga orang lain untuk kedua kalinya, yaitu Zhang Yan ketika berada di sungai itu. 

Karena Zhang Yan adalah anak dari Zhang Yunshu, yang artinya Li Yan masih memiliki hubungan darah dengan Zhang Yan. Dengan itu, akhirnya dia memasuki tubuh Zhang Yan dan memanfaatkannya untuk memasuki kota Zhangjia. Saat ini Li Yan dan Zhang Yan berada pada dalam satu tubuh yang sama. Namun, jiwanya terus menerus ditekan oleh Li Yan, bahkan sangat mungkin kalau jiwanya telah berbaur menjadi satu dengan Li Yan.

"Pendeta Tao, anda pasti ingin membantu Zhang Yan. Tapi di sisi lain, sebenarnya Li Yan juga perempuan yang malang," ucap Ning Huanxin.

"Kalau anda memiliki kesempatan untuk mengantarnya pergi, tolong suruh Li Yan untuk reinkarnasi!" pinta Ning Huanxin. Tragedi yang menimpa Li Yan bukanlah dirinya sendiri yang menyebabkan, karena sejak awal dia adalah seorang gadis muda yang baik, ceria, dan selalu memiliki harapan dalam hidupnya. Sangat disayangkan, karena kebahagiaannya malah direnggut oleh orang lain.

Akhirnya, Bai Yunzi berencana pergi menemui kepala adat untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Jadi, dia meminta Ning Huanxin dan Jiang Lixing untuk membawa Yang Ahwen pergi. Namun, Yang Ahwen adalah seorang gadis kecil yang tidak takut akan apapun, dia terlihat terus berdiri disamping Ning Huanxin dan Jiang Lixing sambil menatap kedua orang itu.

"Gadis kecil, apa yang kamu lihat?" tanya Jiang Lixing dengan senyum manis tersimpul di bibirnya. Ketika mendengarnya bertanya, hal itu membuat Yang Ahwen mengedipkan matanya beberapa kali, ucapannya terdengar sedikit berbisik, "Kakak perempuan ini, dia sedikit aneh." katanya sambil matanya mengarah ke Ning Huanxin.

"Ehm?" gumam Jiang Lixing sambil menatap Ning Huanxin sekilas, sedangkan Ning Huanxin justru terheran-heran dengan ucapan Yang Ahwen. "Memangnya kamu melihat apa? Memang, apanya yang aneh?" tanyanya.

"Hm, tidak tahu," jawab Yang Ahwen sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu dimana yang salah, hanya saja aku melihat dirimu sangat aneh. Jiwamu… Sangat aneh," lanjutnya.

Ning Huanxin bukanlah orang yang berasal dari zaman ini, jadi wajar saja jika dia terlihat berbeda dengan orang biasanya. Tidak disangka, ternyata Yang Ahwen benar-benar bisa merasakannya. Kalau begitu, bukankah Bai Yunzi juga mampu merasakannya? batinya. Hal itu membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah itu. 

Jiang Lixing pun sempat melihat Ning Huanxin beberapa kali, tapi dia tidak menanyakan apa-apa lagi kepada dirinya, mereka bertiga pun akhirnya kembali ke penginapan. Ketika memasuki penginapan, terlihat Qin Su sedang berdiri di dalam penginapan, dan ekspresinya muram.

"Kakak Qin." kata Jiang Lixing dan Ning Huanxin memberikan sapaan kepada Qin Su. Namun, dia hanya menganggukan kepalanya. Suasana hatinya sangat buruk sepertinya! batin Jiang Lixing.

"Aku akan mengobrol dengan Kakak Qin, kamu bawa Yang Ahwen masuk ke kamar saja," ucap Jiang Lixing dengan suara yang pelan.

"Baiklah," jawab Ning Huanxin. Dia dan Jiang Lixing pun akhirnya berpisah, kemudian dia menggandeng tangan Yang Ahwen dan membawa ke dalam kamarnya. Namun, dia merasakan sesak di dalam hatinya, ketika teringat kalau kamar sebelahnya adalah kamar Zhang Yan.

"Kamarmu cukup kecil ya," ucap Yang Ahwen dengan menggerutu.

Namun Ning Huanxin tidak memperhatikan ucapan Yang Ahwen, "Tempatnya memang agak kecil, kamu duduk di atas dulu, ya!" katanya. 

Yang Ahwen tidak menjawab ucapan Ning Huanxin, lalu dia melihat-lihat apa yang ada dalam kamar itu, hingga akhirnya sampailah di rak buku. Dia mengangkat salah satu alisnya, karena dia melihat terdapat pembatas buku yang terletak di rak buku tersebut dengan tatapan aneh. Tanpa dirinya sadari, saat ini dia sudah berjalan hingga ke samping jendela...