Setelah selesai merokok satu batang, Nan Zhi mencuci tangannya dan pergi menuju ruangan yang sudah dipesan oleh Yanran.
Ruangan itu ada di ujung koridor.
Di sana ada dua ruangan, dan itu membuat Nan Zhi tak yakin ruangan mana yang dipesan oleh Yanran.
Nan Zhi mengambil HP nya dan bersiap untuk menelepon, tapi tiba-tiba salah satu pintu ruangan itu terbuka.
Lampu di dalam tampak redup, dan terdengar dentingan gelas serta tawa yang tak ada hentinya.
"Malam ini klub kita akan kedatangan perempuan cantik yang bahkan lebih cantik daripada artis terkenal Xiaohua. Aku sudah bilang pada manajer, jika perempuan cantik itu datang, maka akan langsung diserahkan untuk Kakak keempat."
"Kakak keempat sudah lama melajang. Apa kamu tidak tahu betapa lucunya gosip yang tersebar di luar? Mereka bilang kamu tidak suka perempuan, apakah kita berdua Gay?!"
Nan Zhi memperhatikan bahwa yang sedang berbicara adalah seorang lelaki yang memegang rokok, dan memiliki wajah tampan yang terlihat jahat.
Adapun seseorang dengan panggilan kakak keempat, tampak bersembunyi dalam kegelapan, dan membuat Nan Zhi tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Nan Zhi baru menyadari bahwa dirinya menemukan ruangan yang salah. Saat dirinya bersiap untuk berbalik dan pergi, tiba-tiba ada sebuah lengan yang menepuk bahunya.
Hal itu membuatnya mengernyitkan dahi. Ia ingin menyingkirkan tangan orang itu, tapi lelaki itu begitu kuat, dan menariknya masuk ke dalam ruangan. "Semuanya lihat, perempuan cantik Kakak keempat telah datang."
Bibir merah Nan Zhi perlahan menegang, ini adalah awal dari kemarahannya.
Nan Zhi ingin sekali membanting orang yang menariknya barusan, tapi Nan Zhi tak menyangka bahwa di dalam ruangan itu ada orang yang pernah ia lihat di TV dan koran.
Hal itu membuat Nan Zhi tidak bisa menyinggung orang-orang yang cukup punya nama ini.
Saat ia melamun, lelaki yang menaruh lengan di bahunya membawanya ke sofa. Kemudian lelaki itu mendorong Nan Zhi ke depan.
Hal itu membuat Nan Zhi kehilangan kestabilan tubuhnya.
"Aaa——"
Sekali tak stabil, tiba-tiba Nan Zhi sudah berlutut di lantai. Pada saat terjatuh, tanpa sadar tangannya menjulur ke depan.
Kebetulan lelaki yang duduk di sofa itu membuka lebar kedua kakinya, tubuhnya yang tinggi dan keras bersandar di sofa. Jarinya yang putih memegang cerutu di antara jemarinya, belum sempat lelaki itu mengusir Nan Zhi yang terjatuh ke arahnya, kepala Nan Zhi sudah terlebih dahulu terjatuh di selangkangannya.
Pose itu terlihat sangat aneh.
Dan membuat ruangan yang tadinya ramai, kini tiba-tiba menjadi hening. Semua orang melihat pemandangan ini dengan takjub.
Bahkan beberapa perempuan yang menyukai Mu Sihan, tampak menertawakan dan menunggu Mu Sihan menendang perempuan yang ada di bawahnya.
Suasananya tampak hening, kaku dan aneh.
Kedua lutut Nan Zhi terasa akan remuk, kemudian ia mengambil nafas dalam. Ada tangisan dalam hatinya.
Begitu Nan Zhi bernafas, wajah lelaki di atas sofa yang tadinya tampan dan keren, tiba-tiba tampak suram. Matanya yang sipit dan gelap tiba-tiba berkedip.
Ia melihat rambut panjang perempuan di bawahnya tampak terurai berantakan, dan ada amarah di sorot mata perempuan itu.
Nan Zhi menggertakkan giginya, dan tanpa sadar berkata, "Kurang ajar, sungguh keras."
Lantainya sangat keras, membuat tempurung lututnya terasa mau hancur. Pasti kulitnya mengelupas, benar-benar sakit.
Tatapan orang lain yang ada di ruangan itu tampak aneh.
Apa?
Sangat keras?
Tidak sedikit orang yang langsung melihat ke arah Mu Sihan.
Perempuan yang sudah berusaha untuk mendekati Mu Sihan tapi tetap tidak bisa, pasti tidak bisa mempercayai apa yang barusan mereka dengar.
Dari dulu mereka telah mendengar bahwa meskipun Mu Sihan kaya dan kuat, tapi tidak pernah menyentuh perempuan karena Mu Sihan impoten!
Setiap kali perempuan cantik yang ada di klub melihat Mu Sihan datang, lelaki itu hanya bisa minum dengan teman-temannya, dan semua orang mengira bahwa Mu Sihan Gay!
Tapi sekarang bagaimana bisa Mu Sihan bisa mengeras hanya karena seorang perempuan menjatuhkan kepalanya di bawah selakangan lelaki itu?!
Tak bisa dipercaya, mereka sama sekali tak percaya!