Chereads / Mata Ketiga / Chapter 28 - Dirasuki hantu

Chapter 28 - Dirasuki hantu

Shang Yi bersikeras agar aku tidak menggunakan penutup mataku, dia berkata aku tidak perlu khawatir, aku akan aman selama ada dirinya.

Aku mempercayai perkataannya. Aku memasukkan jimat itu ke dalam penutup mataku, kemudian kumasukkan ke dalam kantong baju.

Selama perjalanan, semuanya berjalan dengan lancar tidak terjadi apapun sehingga dalam waktu 30 menit kami sudah sampai di kota.

Shang Yi masih ingat alamat keluarga Su. Rumah keluarga Su berada di pinggir kota dan keluarga Su termasuk keluarga berada, terlihat dari villa yang ditinggali oleh keluarga Su. Aku mendengar Shang Yi mengatakan bahwa saat Su Yulan kecil, dia pernah mengalami demam tinggi hingga membuatnya mengalami keterbelakangan. Hingga sekarang tidak sedikit dokter yang sudah didatangi untuk berobat tapi masih belum membawa hasil.

Walaupun wanita ini memiliki keterbelakangan tapi dia memiliki paras yang cantik.

Saat kami akan sampai ke rumah keluarga Su, aku melihat hantu bayi yang duduk di sebelahku. Sedari tadi ia tidak mengucapkan sepatah katapun. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi dia tidak terlihat gembira. Wajahnya terlihat tenang namun tetap tanpa ekspresi.

Aku bertanya ke hantu bayi itu, "Kenapa kamu ingin bertemu dengan ibumu?"

"Aku ingin bertemu dengannya dan bertanya mengapa ia membuangku setelah melahirkanku." jawab hantu bayi.

Aku tidak berkata apa-apa lagi, menurutku hal ini cukup menyakitkan bagi hantu bayi.

Su Yulan ditempeli oleh hantu, hingga akhirnya dia hamil bayi gaib. Yang janggal adalah Su Yulan mengalami keterbelakagan, bagaimana mungkin dia menyadari yang dia kandung adalah bayi gaib dan membuangnya setelah melahirkannya. Aku rasa masalah ini tidak sesederhana itu.

Shang Yi melihat ke arahku melalui kaca spion dan kebetulan aku sedang melihat ke arahnya tapi Shang Yi tidak berkata apa-apa. Shang Yi memarkirkan mobilnya di luar villa keluarga Su. 

Saat itu lampu villa bersinar terang karena sudah pukul 8 malam.

Shang Yi turun dari mobil, kemudian memberi tanda kepadaku untuk turun juga. Kemudian kami berjalan memasuki villa itu.

Aku memanggil hantu bayi agar dia ikut turun denganku, dia berjalan di belakang mengikutiku. Dia menarik tanganku dan berkata, "Aku tidak bisa masuk ke dalam, ada jimat yang ditempel di pintu villa."

Shang Yi mendengar ucapan hantu bayi itu kemudian dia menekan bel pintu sekaligus melepaskan jimat di pintu itu. Kemudian Shang Yi bergumam, "Dari mana mereka mendapatkan jimat ini, ini tidak berguna."

Setelah bergumam dia melihat ke belakang dan berkata kepada hantu bayi, "Aku sudah melepaskan jimat yang ada di pintu, tapi kamu jangan bertindak gegabah. Jika di luar ada jimat, di dalam rumah juga pasti ada."

Hantu bayi mengangguk mendengar ucapan Shang Yi.

Aku merasa hantu bayi ini pasti pernah datang kemari, dia terlihat sangat familiar dengan villa ini. Tapi selama ini dia tidak dapat masuk karena jimat yang ditempel di pintu gerbang, Sehingga dia selalu berada di dalam sumur itu hingga Lin Xiao datang dan menyinggungnya yang akhirnya membuat dia marah dan menempel pada tubuh Lin Xiao kemudian bertemu denganku.

Saat itu ada orang yang datang membukakan pintu, sesaat setelah pintu terbuka, terlihat seorang laki-laki tua keluar. Laki-laki tua itu melihat ke arah Shang Yi dan bertanya, "Cari siapa?"

Shang Yi tersenyum kecil dan menjawab, "Tuan Su, apa anda tidak mengingat saya?"

Tuan Su meneliti wajah Shang Yi dan berusaha mengingatnya, kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjawab, "Maaf, kamu siapa?

"Aku Shang Yi yang berasal dari kuil Lei Xian."

Tuan Su terdiam sesaat mencari ingatannya dan setelah menyadarinya dia berkata, "Oh kamu ternyata Shang Yi, sudah lama tidak bertemu. Ada apa datang kemari?"

"Bayi gaib yang dulu dibuang ke sumur ingin bertemu dengan nona Su."

Setelah mendengar perkataan Shang Yi, sikapnya berubah menjadi tidak ramah, kemudian dengan tegas berkata, "Putriku sudah tidur."

"Tuan Su, anda tenang saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika anda tetap tidak membiarkan kami bertemu dengan nona Su, aku tidak dapat menjamin apa yang akan terjadi."

Perkataan Shang Yi sedikit banyak mengandung ancaman.

Tuan Su mengerutkan alisnya kemudian melihat ke arahku dan bertanya, "Siapa gadis kecil ini?"

Shang Yi tersenyum dan menjawab, "Dia adalah keponakan temanku."

Tuan Su tidak menanyakan diriku lagi. Setelah terlihat ragu-ragu untuk beberapa saat, Tuan Su akhirnya mempersilahkan kami masuk, "Silahkan masuk."

"Baik."

Sebelum Shang Yi berjalan masuk ke dalam rumah, dia melihat ke arahku dan menyuruhku untuk melepaskan cincin perakku agar hantu bayi dapat merasukiku. Begitu mendengar perkataannya aku langsung gemetar dan mataku melihat ke arahnya dengan sorot mata terkejut, "Jangan harap aku akan melakukan itu."

Shang Yi berkata dengan suara pelan: "Apa yang kamu takutkan? Ada aku di sini."

"Aku tidak takut, tapi aku tidak mau hantu bayi menyentuh tubuhku."

Hantu bayi itu melihatku sambil memicingkan matanya dan berkata, "Siapa juga yang mau masuk ke tubuhmu."

"Bagus kalau kamu tidak mau. Walaupun kamu memohon kepadaku aku tetap tidak akan mengabulkannya. Tubuhku bukan untuk digunakan oleh hantu."

Aku kemudian mendengar suara "Bang", ternyata tuan Su sudah menutup pintunya kembali.

Shang Yi berkata, "Ada apa dengan tuan Su itu."

Aku tidak dapat tersenyum karena sepertinya tuan Su mendengar percakapan kami, karena ketakutan kemudian ia memutuskan untuk tidak mempersilakan kami masuk.

Shang Yi kembali mengetuk pintu villa keluarga Su, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Setelah beberapa saat lampu seluruh villa padam, pemandangan sekitar villa menjadi gelap gulita dan sangat sunyi.

Hantu bayi itu menunduk terlihat sedih dan berkata, "Mereka tidak ingin bertemu denganku?"

"Jangan berpikir yang aneh-aneh." Aku berusaha untuk menenangkannya.

Aku merasa hantu bayi ini cukup kasihan. Jika aku berada di posisinya, mungkin aku akan menghancurkan keluarga Su, tapi dia malah tetap ingin bertemu dengan ibu kandungnya.

Aku bertanya kepada Shang Yi, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Shang Yi menghela nafas dan berkata, "Kita pulang dulu, besok aku akan datang lagi."

Kami tidak memiliki pilihan lain.

Kami menyusuri jalan yang kami lewati saat masuk kemari, kemudian Shang Yi mengantarkan kami pulang.

Hantu bayi ikut pulang ke rumahku, awalnya Shang Yi berencana ingin membawa hantu bayi bersamanya tapi dia tidak mau.

Tante Ji Li mengantarkan Shang Yi menuju ke mobilnya, selang beberapa saat ia baru kembali. Lin Xiao telah dibawa pulang oleh ayahnya. Rumahku menjadi sangat tenang sehingga aku memutuskan untuk beristirahat di kamarku. Aku kemudian melemparkan tubuhku ke kasur dan membenamkan wajahku ke bantal. Tak lama kemudian hantu bayi itu ikut naik ke atas kasurku dan berbaring sambil melihat ke langit-langit kamarku.

Aku membalikkan badan dan membelakanginya, saat itu aku dapat merasakan punggungku terasa dingin. Kemudian aku berkata dengan suara pelan, "Hei turun dari kasurku, jangan tidur di sini."

Hantu bayi itu tidak berkata apa-apa dan turun dari kasurku. Kemudian dia jongkok di pojok ruangan semalaman, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

 Aku tertidur dengan lelap, kemudian aku merasa ada seseorang yang menyentuh tanganku tapi aku hanya membalikkan tubuhku dan kembali tidur.

Kemudian aku terbangun oleh suara teriakan seseorang. Saat aku membuka mataku aku berada di tempat asing dan di sebelahku ada tuan Su, ayah Su Yulan.

Matanya terbelalak ketakutan, mulutnya terbuka sedikit ,dan wajahnya pucat.

Aku panik dan melihat ke sekelilingku. Ini adalah villa keluarga Su dan aku berada di sebuah ruangan besar. Aku sangat kebingungan, kemarin malam jelas-jelas aku tidur di atas kasurku, bagaimana mungkin aku bangun di villa keluarga Su? Apakah aku sedang bermimpi?

Tidak mungkin, ini terasa sangat nyata untuk menjadi sebuah mimpi.

Aku menjulurkan tanganku untuk merasakan nafasnya, dan saat itu aku menyadari cincin perakku sudah hilang!

Apakah… hantu bayi merasuki tubuhku? Kemudian ia menggunakan tubuhku untuk masuk ke villa ini?

Aku mengulurkan tanganku hingga di bawah hidung tuan Su, tapi aku tidak dapat merasakan nafasnya. Tuan Su sudah meninggal.

Saat itu jantungku seperti akan meledak karena syok. Aku berjalan menjauh dari tubuh tuan Su.