Chereads / Mata Ketiga / Chapter 34 - Aku akan melawanmu dengan sekuat tenaga

Chapter 34 - Aku akan melawanmu dengan sekuat tenaga

Aku merasa bahwa hantu wanita yang sedang melihat ke arahku ini memiliki maksud yang tidak baik.

Aku menghela nafas dan mengepalkan tanganku.

Kemana lagi perginya Kak Yang Qin? Bukankah dia bilang akan ada di sebelahku?

Seharusnya dia menepati perkataannya sendiri?! Selalu saja seperti ini...

"Sixi, tolong aku!"

Terdengar suara wanita samar-samar.

Itu adalah suara Xu Zixi.

Aku menebak bahwa dia adalah Xu Zixi tapi aku tidak berani melihat wajahnya.

Aku menahan diri untuk tidak mengangkat kepalaku mengingat bagaimana keadaan tubuh Xu Zixi setelah jatuh dari atap. 

"Semuanya diam!"

Suaranya yang keras dan tinggi terdengar oleh seluruh siswa di kelas.

Kelas yang begitu ramai dalam sekejap menjadi tenang, seluruh siswa melihat ke arah wali kelasku yang sedang mengambil penghapus papan tulis yang terjatuh dan mengembalikannya lagi ke atas meja. Ia berkata, "Kalian kira ini sekarang tahun berapa? Kenapa kalian semua masih mempercayai tahayul? Di dunia ini mana ada hantu? Siapa yang masih berbicara tentang hantu akan ibu hukum berdiri sepanjang hari."

Sepanjang hari… itu ancaman yang sangat mengerikan.

Dan tentu saja setelah ancaman itu, tidak ada seorang siswa pun yang bersuara.

Aku sebenarnya juga ingin duduk dengan tenang, tapi Xu Sixi melihatku dengan wajahnya yang berlumuran darah, aku juga dapat melihat darah menetes dari dagunya. Melihat darah yang mengalir di keningnya membuatku dapat merasakan seolah juga ada yang darah menetes dari keningku.

Aku berusaha tetap tenang dan tidak menggubris Xu Zixi, tapi Xu Zixi tidak berhenti menggangguku. Lama-kelamaan ia mulai menyentuh leherku dan mencekikku, cengkramannya semakin bertambah kuat. Dia benar-benar ingin membunuhku!

Tak perlu waktu lama untukku menjadi kesulitan bernafas.

Aku sudah tidak bisa menahannya lagi dan aku tidak akan membiarkan Xu Zixi mencelakaiku seperti ini.

Aku memegang tangannya dan berusaha melepaskan genggamannya, tapi aku malah terjatuh ke lantai. Dan dalam sekejap seluruh siswa melihat ke arahku.

"Ji SIxi apa yang sedang kamu lakukan? Kembali ke tempat dudukumu!"

Bentak wali kelasku.

Aku juga ingin duduk dengan tenang, tapi Xu Zixi tidak mau pergi meninggalkanku!

Dia ingin mencekikku hingga aku mati...

"Lepaskan aku, siapapun tolong aku…"

Tanganku yang satu memegang tangan Xu Zixi dan tanganku yang lain bergerak-gerak berusaha meminta pertolongan. Tapi aku sangat tahu bahwa selain diriku sendiri, tidak ada orang lain yang bisa melihat keberadaan Xu Zixi.

"Kamu sedang apa sih! Jangan membuat orang takut, aku benar-benar ingin pindah sekolah." kata seorang siswa laki-laki.

Kemudian dilanjutkan dengan suara siswa-siswa lain dan mereka mulai berhamburan keluar kelas.

Wali kelasku juga ketakutan hingga wajahnya pucat, kemudian mendekatiku perlahan-lahan.

"Ji Sixi, ada apa denganmu? Apa kamu tidak enak badan?"

"Bu, tolong bantu aku…"

Aku masih berusaha meminta pertolongannya, padahal aku jelas-jelas mengetahui bahwa wali kelasku tidak dapat melakukan apa-apa. 

Wajah wali kelasku terlihat begitu ketakutan, "Bagaimana cara ibu menolongmu?"

"..."

Aku juga tidak tahu!

"Ikut denganku."

Xu Zixi berbicara tepat di sebelah telingaku dengan nada jahat.

Tangannya tidak melepaskan cekikkannya dan dia menyeretku keluar dari ruang kelas.

Para siswa yang berada di koridor menjadi histeris dan menyingkir dari jalanku. Bahkan tidak ada seorangpun yang berani mendekatiku.

Aku diseret menaiki tangga.

"Apa yang mau kamu lakukan? Lepaskan aku, jika tidak aku tidak akan ragu-ragu untuk menyakitimu!"

Aku berteriak ke arahnya sambil terengah-engah tapi Xu Zixi tetap tidak melepaskanku.

"Aku tidak dapat menunggu hingga tahun depan, aku ingin kamu mati hari ini juga."

Suara Xu Zixi terdengar seperti orang yang sudah kehilangan akal sehatnya.

Dia benar-benar ingin aku menjadi pengganti rohnya saat ini juga.

Tapi aku tidak mau mati, aku tidak boleh meninggal!

Jika aku meninggal bagaimana dengan tante Ji Li? Dia hanya punya aku seorang, jika aku tidak ada siapa yang akan menjaganya saat dia tua nanti? Dan juga ayahku, walaupun sejak awal dia tidak menganggapku tapi dia adalah ayah kandungku aku tetap harus merawatnya saat tua nanti…

Memikirkan hal-hal itu membuat air mata mengalir keluar dari mataku.

Aku menggigit tangan Xu Zixi sekuat tenaga tapi dia tidak merespon.

Xu Zixi sudah meninggal, tentu saja dia tidak merasakan rasa sakit.

Aku harus bagaimana agar dapat menyelamatkan nyawaku? Apa yang harus kulakukan?

Aku baru menyadari, sesaat setelah aku mengenakan penutup mataku, Xu Zixi mulai mendekatiku. Sebelumnya dia tidak dapat mendekatiku mungkin karena kak Yang Qin selalu berada di sekitarku, sehingga dia tidak berani mendekat. Tapi siang ini begitu kak Yang Qin pergi entah kemana dia langsung menggunakan kesempatan ini untuk berusaha membunuhku.

Xu Zixi, dia benar-benar kejam!

Tidak memerlukan waktu lama hingga ia berhasil menyeretku sampai ke atap.

Kemudian dia menyeretku ke pagar pembatas.

Di atap angin bertiup sangat kencang, telingaku dapat dengan jelas mendengar suara angin berhembus.

Aku menggertakan gigiku, tanganku berpegangan pada pagar pembatas yang ada di tepi atap. Tapi Xu Zixi menggunakan tenaganya dan mendorongku.

Aku rasa dia tidak dapat mengendalikan pikiranku seperti yang A Zi lakukan padanya, dia hanya dapat memaksaku.

"Cepat loncat!" dia berteriak ke arahku dengan wajahnya yang menakutkan.

Aku menggertakan gigiku dan dengan sekuat tenaga berusaha menendangnya tapi kakiku menembus badanya.

"Cepat loncat!"

Dia menggunakan tenaganya untuk mendorongku dengan kuat, aku dapat merasakan diriku perlahan mulai kehilangan tenaga untuk melawannya.

Aku teringat dengan jimat yang diberikan Shang Yi kepadaku, tapi aku tidak dapat mengeluarkan jimat itu. Jika aku melepaskan satu tanganku dari pagar ini dia pasti akan berhasil mendorongku jatuh.

"Xu Zixi dengarkan aku, aku mengenal seseorang yang hebat, dia dapat membantumu untuk reinkarnasi. Jika kamu melukai aku kamu tidak akan bisa reinkarnasi dan kamu akan menerima hukuman di neraka. Percayalah dengan ucapanku, percayalah!"

Aku berusaha meyakinkan Xu Zixi untuk melepaskan aku, aku bahkan tidak tahu apakah yang aku katakan benar atau tidak. Tapi sepertinya Xu Zixi tidak mempercayai perkataanku.

"Jangan berbohong kepadaku, cepat loncat!"

Dia memandangku dengan penuh amarah, berusaha melepaskan jariku yang sedang memegang pagar satu persatu.

Aku dapat merasakan kematian tepat di depan mataku.

"Kak Yang Qin selamatkan aku! Cepat selamatkan aku! Aku belum mau mati…" teriakku dengan sekuat tenaga berharap dia akan datang.

Aku tidak tahu apakah Kak Yang Qin dapat mendengarkan suaraku, tapi dia adalah harapan terakhirku.

"Tidak ada gunanya kamu terus berteriak."

Xu Zixi tertawa dengan dingin, dia berhasil membuatku hanya berpegangan dengan satu tangan dan dia hanya perlu melepaskan tanganku yang satu lagi. Saat itu aku dapat merasakan seluruh tubuhku gemetar ketakutan. Aku berusaha mengambil jimat dengan tanganku yang sudah tidak berpegangan dengan pagar. Aku berhasil memegang beberapa lembar jimat dan menempelkannya di kepalanya.

"Aku akan melawanmu sampai detik terakhirku." teriakku dengan sekuat tenaga.

Xu Zixi menatapku dengan sorot matanya yang mengerikan kemudian dia menendang perutku, dan seketika itu juga peganganku terlepas.

Aku terpental ke belakang dan dibelakangku tidak ada apapun yang dapat menahan tubuhku sehingga aku terjatuh ke bawah.

Aku hanya bisa berteriak. Saat itu kepalaku kosong, aku tidak dapat memikirkan apapun.…

Aku dapat melihat akhirnya Xu Zixi telah tertahan oleh jimat pemberian Shang Yi. Tapi aku sudah terjatuh dari atap...

Kali ini aku rasa aku akan benar-benar meninggal, keputusasaan menyelimuti seluruh pikiranku.