Hantu bayi bergerak amat cepat seperti angin, dalam beberapa detik aku kembali tidak dapat melihat dengan jelas keberadaannya. Aku hanya mendengar suaranya, "Jangan membuang-buang energimu. Ini bukan urusanmu."
Suaranya perlahan menghilang kemudian terdengar suara tertawa yang menakutkan, membuatku gemetar ketakutan mendengarnya.
Aku melihat Su Yulan yang berada di sebelah tubuh tuan Su. Sepertinya ia masih belum menyadari bahwa tuan Su telah meninggal.
Su Yulan ketakutan saat melihatku menghampirinya dan berteriak, "Ada hantu!"
Aku berdehem dan berusaha berteriak ke arahnya tapi tenggorokanku seperti terhalang sesuatu sehingga membuatku tidak bisa berkata apa-apa.
Walaupun Su Yulan bodoh, tapi sepertinya dia dapat merasakan keberadaan hantu bayi itu. Sejak melihatnya pertama kali hingga sekarang dia selalu mengulang kata-kata yang sama, "Ada hantu, ada hantu". Mendengarnya terus menerus mengatakan itu sudah cukup menggangguku, terlebih lagi aku dapat melihat wajah hantu bayi yang menyeramkan itu.
"Aku sarankan dirimu untuk segera meninggalkan tempat ini. Jangan ikut campur lagi dengan urusanku." Terdengar suara hantu bayi yang memperingatkan aku dengan nada dingin.
Aku membuka mataku lebar-lebar berusaha melihatnya, tapi dia terlalu cepat hingga aku tidak nampak dimana ia berada.
"Berhentilah bergerak, mari kita bertarung secara adil." Teriakku berusaha memberanikan diri.
Dia tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba detik itu juga, pintu villa terbuka lebar dan kabut putih tebal masuk hingga aku tidak dapat membuka mataku.
Aku menggerak-gerakkan tanganku berusaha untuk menghilangkan kabut yang berada di depanku agar aku dapat melihat dengan lebih jelas. Aku memicingkan mataku dan melihat ada cahaya yang keluar dari pintu. Kemudian aku melihat 2 bayangan hitam di tengah-tengah kabut putih.
Terdengar suara lampu pecah dan seluruh villa menjadi gelap gulita, hanya terlihat cahaya dari pintu.
Terdengar suara hantu bayi yang ketakutan seolah dia melihat sesuatu yang mengerikan, hingga aku dapat melihat dia diam tak bergerak di pojokan ruangan.
Su Yulan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit-langit kemudian bergumam, "Langit sudah gelap, langit sudah gelap…"
Aku melihat ke arah pintu, bayangan hitam itu semakin jelas terlihat. Dua orang laki-laki bertubuh tinggi membawa rantai besar berwarna hitam di tangannya. Salah seorang dari mereka menggunakan jubah hitam dan yang satunya menggunakan jubah putih. Mereka berdua menggunakan topi yang cukup tinggi. Aku dapat merasakan bahwa mereka berasal dari dunia kegelapan. Salah satu dari mereka adalah hantu yang bertugas untuk memberikan hukuman bagi yang bersalah (Hei Wu Chang) dan yang satunya bertugas memberikan penghargaan bagi yang berbuat baik (Bai Wu Chang).
Saat masih kecil aku pernah mendengar sebuah cerita mengenai hantu yang bertugas untuk menghakimi roh manusia yang sudah meninggal, tapi aku tidak tahu bahwa mereka benar-benar ada.
Aku tertegun dan melangkah mundur.
Ketika kedua hantu itu memasuki villa, terdengar suara rantai besar diseret di lantai.
Kedua wajah hantu itu berwarna putih dan tirus. Matanya yang berwarna hitam dan bersinar membuat wajahnya terlihat sangat tegas. Kedua hantu itu sangat mirip satu dengan yang lainnya, seperti anak kembar. Jika bukan karena pakaian mereka yang berbeda, akan sulit membedakan mereka.
Hei Wu Chang melihat ke arahku dan tersenyum dingin kemudian melihat ke arah mayat tuan Su yang tergeletak di lantai. Bai Wu Chang yang membawa rantai besar langsung menghampiri hantu bayi di pojok ruangan.
"Roh jahat ini saatnya kamu untuk ikut denganku."
Hantu bayi itu berteriak histeris seperti sedang melihat seorang pemburu. Kemudian meringkukkan badannya.
Aku melihat Hei Wu Chang menjentikkan jarinya dan seketika itu juga roh tuan Su keluar dari tubuhnya seperti sebuah asap.
Hei Wu Chang menggunakan rantai yang dibawanya untuk mengikat kedua tangan tuan Su. Dengan sorot mata kosong tuan Su mengikuti Hei Wu Chang berjalan keluar.
Aku sangat penasaran bagaimana tuan Su bisa meninggal. Aku bertanya kepada Hei Wu Chang tapi dia hanya melihat ke arahku dengan sorot mata dingin tanpa berkata apa-apa.
Aku menelan air ludahku saat melihat Hei Wu Chang dan tuan Su berjalan melewati pintu itu. Bayangan mereka tiba-tiba menghilang di antara kabut putih. Kemudian aku kembali menoleh melihat ke arah Bai Wu Chang dan hantu bayi.
Kelihatannya hantu bayi tidak ingin menuruti Bai Wu Chang, tapi tentu saja Bai Wu Chang bukanlah hantu yang mudah untuk dihadapi. Dia mengayunkan rantai besar ke tubuh hantu bayi, hantu bayi itu menjerit kesakitan. Bai Wu Chang mencambuknya berkali-kali hingga akhirnya hantu bayi itu menyerah dan meminta ampun kepada Bai Wu Chang.
Terlihat senyum menyeringai pada wajah Bai Wu Chang, kemudian dia mengikat tangan dan kaki hantu bayi itu. Mereka pun berjalan dan menghilang di tengah-tengah kabut.
Bayangan mereka benar-benar menghilang, diikuti dengan suara pintu yang tertutup. Setelah pintu tertutup, lampu-lampu di villa menyala kembali.
....
Pada siang harinya, aku mendengar kabar bahwa tuan Su meninggal karena serangan jantung, tapi aku merasa ini karena perbuatan hantu bayi itu hingga tuan Su terkena serangan jantung. Dan aku juga mendengar dari Shang Yi bahwa kematian hantu bayi itu disebabkan oleh seluruh keluarga Su. Dari awal, Ayah dan ibu Su Yulan sudah ingin membunuh janin yang dikandung Su Yulan, hingga akhirnya setelah Su Yulan melahirkan bayi gaib itu mereka membawa Su Yulan ke tempat yang jauh. Mereka pergi ke sumur belakang sekolahku, kemudian mereka membuat Su Yulan membunuh bayi gaib itu dengan membuangnya ke dalam sumur.
Ibu Su Yulan sudah meninggal tahun lalu karena penyakit yang dideritanya, sekarang ayahnya juga meninggal. Akhirnya Su Yulan tinggal seorang diri di villa itu karena tidak ada yang mau menikah dengannya.
Keadaan Lin Xiao mulai membaik, tubuhnya mulai kembali seperti sedia kala. Tapi dia tidak mengetahui apa yang terjadi, dia hanya ingat bahwa dia telah tertidur untuk waktu yang cukup lama dan memiliki mimpi yang panjang.
Saat ditanya apa yang ada dalam mimpinya Lin Xiao hanya berkata dia tidak dapat mengingatnya dengan jelas.
Syukurlah semua sudah terselesaikan dengan baik.
Tersisa 1 hari lagi sebelum aku masuk sekolah. Tante Ji Li mengundang Sang Yi datang ke rumahku untuk makan malam bersama. Saat dia akan pulang, Shang Yi memberikan aku beberapa jimat dan memintaku untuk membawanya kemanapun aku pergi.
Shang Yi berkata bahwa ada sesuatu yang mengikutiku dan memintaku untuk menjaga diriku baik-baik.
Aku rasa yang di maksud Shang Yi adalah Xu Zixi. Beberapa hari ini Xu Zixi tidak lagi menampakkan diri dalam mimpiku, mungkin hantu bayi menyuruhnya untuk menjauhiku.
Keesokan harinya setelah makan siang aku harus kembali ke sekolah, jadi tante Ji Li mengantarkan aku hingga ke pintu masuk desa. Tante Ji Li memberiku beberapa ratus yuan untuk aku gunakan membeli keperluanku selama di asrama.
Di sekolah aku hanya mengeluarkan uang untuk membeli makan, bahkan uang yang diberikan tante Ji Li bulan lalu pun belum habis.
"Tante tidak perlu memberiku uang terlalu banyak, aku tidak memerlukan uang sebanyak ini."
Tante Ji Li bersikeras dan berkata, "Ambillah, mana ada gadis yang tidak suka bersolek? Kamu bisa gunakan uang ini untuk membeli barang-barang yang kamu inginkan."
Aku tidak menolaknya lagi, tapi dalam hati aku sedih melihat tante Ji Li. Tante Ji Li bersusah payah mencari uang, gajinya di pabrik juga tidak terlalu besar. Mana mungkin aku dapat menghambur-hamburkan uang yang diberikannya kepadaku.
Terkadang aku merasa sangat konyol saat mengingat tante Ji Li yang berusaha untuk memberikan aku yang terbaik, sedangkan ayah kandungku sendiri malah tidak peduli denganku.
Aku berpamitan dengan tante Ji Li dan berangkat kembali ke sekolah.
Dari jendela bis aku dapat melihat tante Ji Li yang sedang melambaikan tangannya, aku tidak tahu kenapa melihatnya seperti itu membuatku meneteskan air mata.
Aku mengulurkan tanganku dan menghapus air mataku. Kemudian aku mengeluarkan uang pemberian tante Ji Li, setelah melihatnya beberapa saat aku memasukkan kembali uang itu.
"Tantemu sangat baik kepadamu ya."
"Iya." jawabku mengiyakan.
Sesaat kemudian aku merasa ada yang janggal, aku melihat ke samping dan kak Yang Qin sedang duduk di sebelahku. Dia tersenyum melihat ke arahku.
Aku tidak tahu kapan dia datang. Kak Yang Qin selalu datang dan pergi tanpa pemberitahuan, bahkan aku tidak mendengar pergerakannya saat datang dan pergi.