Matahari pagi menyinari kamar tidur yang dingin itu Angin sepoi-sepoi mengangkat sudut tirai dari lantai dengan lembut, membangunkan sosok kecil yang sedang tidur itu.
Yan Siyi berbalik dengan alisnya yang sedikit mengernyit karena tubuh bagian bawahnya masih sakit tak tertahankan, bahkan seluruh tubuhnya terasa seperti habis dibongkar. Dia perlahan membuka matanya yang mengantuk, kemudian memiringkan kepalanya. Detik berikutnya, tubuh kecilnya terkejut dan langsung duduk, dia mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. Sorot matanya yang panik terus mengamati ruangan kosong itu.
Tidak ada, tidak ada, tetap tidak ada! Tidak ada bayangan pria tadi malam, bahkan tidak ada uang yang tertinggal di ranjang! Batin Yan Siyi yang terkejut. Dia berpikir bahwa dirinya. Di dalam matanya yang murni dan jernih, terlihat jelas kepanikan.