Waktu berlalu lumayan lama, tetapi Shen Shaobai sama sekali tidak berbicara.
Menetes darah dari bibir Shaobai karena gigitan Wei'ai. Itu membuat wajahnya yang tampan terlihat lebih menggoda.
Jari Shaobai yang panjang menekan dagu Wei'ai, lalu menekan dengan kuat saat menaikkannya ke arahnya: "Xia Wei'ai, aku beritahu padamu, terlepas kau mau atau tidak, kau tetap harus tinggal!"
Setelah selesai mengatakannya, Shen Shaobai melepaskan tangannya, kemudian berdiri. Postur tubuh yang tinggi, di dalam kegelapan terlihat sangat kurus.
Mengenai Xia Wei'ai, awalnya Shaobai sama sekali tidak peduli, paling-paling dia hanya merasa tertarik dengan sikap Wei'ai, hanya ingin membuatnya menjadi mainannya. Ketika Shaobai teringat akan Tong Hua, jika benar Wei'ai adalah putri dari keluarga Tong, adik perempuan Tong Hua, maka semuanya akan menjadi berbeda!
"Shen Shaobai, kamu keterlaluan!"
Wei'ai mengepalkan tangannya, sambil berpikir ingin memukulnya.
Heh… keterlaluan?
Shen Shaobai yang mendengarnya, merasa sangat tertarik. Memangnya kenapa kalau dia keterlaluan? Jika dia ingin mengganggu, maka dia akan mengganggunya!
Tetapi, seperti sedang terpikir akan sesuatu, dia melengkungkan bibirnya saat tersenyum sambil berkata: "Sepertinya, kau benar-benar tidak ingin tinggal."
"Hanya orang yang tidak waras baru yang mau tinggal!"
Wei'ai tanpa berpikir langsung membalas ucapan Shaobai.
Wei'ai sama sekali tidak menyangka, bertemu dengan Shen Shaobai, yang didapatkan hanyalah kurungan. Ini tidak ada bedanya dengan Meng Xinlan. Setelah mengingat kembali, rasa bencinya terhadap Meng Xinlan, semakin dalam!
Kalau bukan karena Meng Xinlan memberikannya obat bius, Wei'ai mana mungkin bisa sampai pada situasi seperti ini?!
Anehnya, Shen Shaobai mendengar perkataan Wei'ai, dengan serius berpikir. Nada bicaranya juga berubah: "Mau keluar? Juga bukannya tidak boleh."
"Benarkah?!"
Wei'ai seketika tidak dapat menahan rasa gembiranya.
Mendengar suaranya yang penuh dengan rasa bahagia, tatapan Shen Shaobai menjadi dingin, tanpa peduli lalu lanjut berkata: "Tetapi syaratnya, kamu harus melayaniku, sampai aku merasa puas."
Wei'ai tertegun, lalu mengerutkan dahinya, kemudian membalasnya : "Jadi, apa yang kamu inginkan?"
"Pergi ke ambang jendela itu, tuangkan anggur."
Shen Shaobai dengan cuek memberikan perintah kepada Wei'ai, lalu duduk diatas sofa.
Wei'ai melihat ke arah ambang jendela, baru dia sadari disana ternyata penuh dengan berbaris-baris anggur ternama, lalu melangkah dengan hati-hati ke sana. Karena terlalu gelap, dia tidak bisa dengan jelas melihat merek anggur yang ada dibotol. Tetapi Shen Shaobai sama sekali tidak meminta anggur apa. Seharusnya tidak ada bedanya. Setelah berpikir begitu, dia memilih salah satu, kemudian menuangkannya.
Setelah itu, Wei'ai balik ke depan Shen Shaobai.
Wei'ai membungkukkan badannya, agar Shen Shaobai merasa puas, pada saat Wei'ai memberikan anggurnya, dengan sepenuh hati ia berkata: "Tuan Shen, ini anggur anda."
"Yang aku mau bukan yang ini."
Baru saja Wei'ai berbicara, tanpa bereaksi apapun Shen Shaobai langsung menolaknya.
"Kamu belum minum…"
Sepertinya ada yang aneh, Wei'ai membalas perkataanya. Tetapi melihatnya tidak berbicara, Wei'ai berusaha mengontrol emosinya, dengan lembut berkata: "Jadi tuan Shen, mohon maaf, anda ingin minum anggur yang mana?"
"Aku lupa namanya."
Shen Shaobai tanpa ragu menjawabnya, membuat Wei'ai seketika hampir meledak dengan amarah. Tetapi Shaobai masih melanjutkan berkata: "Yang penting, sudah pasti bukan yang ini."
Wei'ai akhirnya sadar, Shen Shaobai sengaja menyulitkannya. Kalau dia tidak menuruti perintahnya, sudah pasti akan sesuai dengan keinginannya. Tidak apa, dia akan sabar! Jika dibandingkan dengan kebebasannya, amarah seperti ini tidak ada apa-apanya!
Setelah berpikir begitu, Wei'ai memaksakan dirinya untuk tersenyum, tetapi dia langsung sadar, Shen Shaobai sama sekali tidak bisa melihat.
Wei'ai menarik nafas, membuat nada bicaranya lebih lembut: "Silahkan anda tunggu, sekarang juga akan saya ganti."
Setelah mengatakannya, Wei'ai berbalik kembali ke arah ambang jendela, setelah berulang kali memilih, dia memilih anggur yang menurutnya paling mahal. Mengambil gelas yang baru dan menuangnya, setelah itu kemudian kembali ke tempat Shaobai.
"Ini…"
"Yang ingin aku minum, juga bukan yang ini."
Kali ini, Wei'ai sama sekali belum selesai berbicara, Shaobai dengan dingin memotong ucapannya.
Wajah Wei'ai seketika kaku, kemudian pelan-pelan berdiri.
Melihat Shen Shaobai yang seperti mempermainkannya, bibirnya dengan pelan mengeluarkan satu kalimat: "Shen Shaobai, kamu sama sekali belum mencobanya, kenapa kamu bisa yakin bukan yang ini? Kalau kamu begitu, berarti kamu sengaja!"