Wei'ai berusaha mengatur emosinya, sambil memandang wajah tampan yang ada di depannya. Perasaan tidak nyaman menyebar di hatinya.
"Shen Shaobai, dari awal kamu sudah menyadari kedatanganku kan?"
Meskipun Wei'ai bertanya, tetapi dalam hatinya sudah menyadari apa jawabannya.
"Ya."
Tuan Shen sama sekali tidak membantah, dia langsung mengakuinya.
Kemudian Shaobai tersenyum, bahkan berkata : "jika tidak, menurutmu, memangnya kenapa pintunya tidak bisa terbuka?"
Kamar Shen Shaobai, tanpa izinnya, tidak ada yang berani masuk. Apalagi dia sudah memberi peringatan kepada gadis pelayan, dia akan istirahat disini. Ketika ada yang masuk tadi, meskipun Shaobai tidak bisa melihat, saat itu juga dia sudah menduga jika itu adalah Xia Wei'ai.
Meskipun saat itu Shaobai masih belum yakin.
Tetapi, agar dia tidak bisa kabur, Shen Shaobai menekan tombol kunci. Karena matanya tidak bisa melihat, lampu kamar dan kunci kamar ini sudah diatur menggunakan remot. Ketika Shen Shaobai menyalakan lampu kamar, dia juga sekalian mengunci pintu kamar. Jika dia tidak membukanya, Wei'ai tidak akan bisa keluar!
Ternyata benar, tidak beberapa lama kemudian, Shen Shaobai yakin orang yang masuk itu adalah Xia Wei'ai.
Jika dipikir kembali, Xia Wei'ai benar-benar tidak bisa menurut!
Wei'ai baru saja siuman, sudah tidak bisa diam. Sekali lihat sudah tahu, Wei'ai bukan mencari Shaobai, tetapi ingin kabur. Mereka berdua seperti sudah ditakdirkan bersama, bukankah begitu? Wei'ai tidak tersesat kabur ke tempat lain, malahan datang ke kamarnya!
"Xia Wei'ai, ini adalah kedua kalinya kamu datang sendiri ke tempatku."
Setelah Shen Shaobai selesai mengatakannya, ia menundukkan kepalanya.
Dari jauh dapat terlihat, kedua tubuh mereka saling menempel, seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.
"Siapa yang mau datang ke tempatmu? Kalau aku tahu kamu disini, aku sudah pasti tidak akan masuk!"
Mata Wei'ai yang bulat memelototi Shaobai, dengan marah membalas perkataannya. Dalam hatinya merasa depresi.
Wei'ai sempat bingung, kenapa pintu kamar tidak bisa terbuka, ternyata itu adalah ulah Shaobai!
Sepertinya apa yang dipikirkan oleh Wei'ai semuanya benar. Dari awal Shaobai sudah menyadari jika dirinya bukan gadis pelayan, malahan sengaja memanggilnya gadis pelayan. Tampak jelas Shen Shaobai ingin menjebaknya. Sambil dengan marah memelototi Shaobai, perasaan depresi Wei'ai sudah sampai puncak, apakah dengan begitu Wei'ai akan jatuh kedalam tangan Shaobai?
Shaobai masih menindih Wei'ai. Wei'ai meronta sesaat saking kesalnya, berusaha lepas dari tubuh Shaobai. Tetapi siapa sangka, gerakan terus menerus yang dilakukannya membuat tubuh Shaobai seketika kaku, respon normal lelaki.
Seketika Wei'ai sadar apa yang dilakukannya.
Bagian perut bawah Wei'ai seperti sedang ditekan oleh sesuatu. Hanya dibatasi dengan pakaian yang tipis, Wei'ai dapat merasakan rasa panas dari sana.
Seketika, wajah Wei'ai memerah hingga ke leher.
Nafas Shen Shaobai terasa berat, dari mulutnya keluar nafas panas, kemudian berbisik di samping telinga Wei'ai: "Sayangku, apakah kamu sedang menggodaku?"
Mendengar Shaobai memanggilnya 'sayang', Wei'ai hampir tidak tahan menggunakan cakarnya untuk mencakar wajah Shaobai: "Shen Shaobai, tidak bisakah kamu jangan tak tahu malu? Kalau kamu merasa bergairah, itu urusanmu, apa hubungannya denganku?!"
Shen Shaobai sama sekali tidak mempedulikannya, bahkan bibirnya terlihat jahat, senyumnya seperti hendak melakukan sesuatu.
Selanjutnya Shen Shaobai semakin maju kedepan, dengan perlahan menggigit Wei'ai: "Aku bisa jadi lebih tidak tahu malu…"
Wei'ai tertegun, dia hanya merasakan seperti ada aliran listrik menyebar keseluruh tubuhnya.
Itu masih jauh dari cukup. Shen Shaobai menaikkan sedikit kepalanya, seperti sedang ingin menghukum, satu tangan menahan tubuhnya dengan sofa, satu lagi memeluk Wei'ai, lalu menciumnya dalam-dalam.
Seperti sedang menikmati makanan lezat, setelah mengusapkan bibirnya beberapa kali, lalu melahapnya.
Aroma Wei'ai, benar-benar membuat Shaobai kehilangan kendali!
Pelecehan yang dilakukan Shaobai membuat Wei'ai semakin kesal.
Shaobai masih saja memaksa masuk kedalam mulutnya saat berciuman, Wei'ai sudah tidak bisa menahannya lagi, lalu dengan kuat menggigitnya. Ketika Shen Shaobai sedang menikmati kondisi saat ini, sesaat tidak waspada, membiarkan Wei'ai menggigitnya. Bibir Shaobai terasa sakit hingga berdenyut.
Ciumannya seketika berhenti.
Pelan-pelan Shen Shaobai meninggalkan bibir Wei'ai.
Sepasang bola mata Shaobai yang tidak berwarna, memelototi gadis yang ada di bawah tubuhnya.
Padahal Wei'ai sudah tahu bahwa Shen Shaobai sama sekali tidak bisa melihat, tetapi ketika Wei'ai ditatap seperti itu malah merasa sedikit takut. Padahal yang dilecehkan itu Wei'ai, tetapi kenapa malah dirinya sendiri yang takut!