Chereads / Jatuh Cinta Pada Robot Pribadiku / Chapter 43 - Pengakuan yang Tidak Terlihat

Chapter 43 - Pengakuan yang Tidak Terlihat

"Oh maaf Nona Xiao Ya." Chen Yuhang meminta maaf, tapi wajahnya tidak menunjukkan rasa bersalah. Dia pun melanjutkan, "Aku rasa.. setelah ini, kita tidak perlu bertemu lagi, bagaimana menurutmu?"

Sunyi...

Suasana pun seketika berubah menjadi saangat sunyi...

Suasana ini benar-benar tidak bisa dijelaskan.

Benar-benar kaku.

Xiao Ya mencoba untuk lebih bersabar, dia sangat ingin menyiram muka Chen Yuhang dengan segelas air, bagaimana bisa ada pria sekasar ini di dunia ini?!

Selama 20 tahun lebih, dia belum pernah bertemu dengan laki-laki seperti ini. Chen Yuhang seakan memberikan pengetahuan baru tentang laki-laki padanya.

Gu Anbao tidak mempercayainya.

Ya ampun… Bahkan dia sendiri pun tidak percaya dengan ucapan yang dilontarkan Chen Yuhang.

Berani-beraninya dia mengatakan itu...

Xiao Ya berdiri, menatap Chen Yuhang dengan tatapan marah. Dia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tapi Chen Yuhang terlihat sangat mengerikan! Ekspresi acuh tak acuhnya membuat dia tidak bisa berkata-kata.

Pada akhirnya yang bisa Xiao Ya lakukan adalah hanya menggigit bibirnya, dan menggelengkan kepalanya. Kemudian setelah itu dia pun segera keluar dari restoran ini, dengan langkah kaki nyaring karena sepatu hak tingginya.

Chen Yuhang melihat jamnya. Menurutnya jika tidak ada macet, saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali ke perusahaan.

Dia menoleh dan siap bertanya ke Gu Anbao mengenai rekaman kejadian barusan. Nampaknya Gu Anbao sedikit terkejut dan membuka mulutnya setengah saja.

"Apa kamu sudah merekamnya?" Salah satu tangannya mengelus lembut telinga Gu Anbao, dan satunya mengambil ponsel dari tangan Gu Anbao.

Chen Yuhang mengambilnya dan melihat video itu. Terlihat ekspresi senang yang sangat puas di wajahnya. Tidak lama kemudian Chen Yuhang pun mengajak Gu Anbao segera meninggalkan restoran ini, "Ayo pergi!"

"Hemmmm..." Balas Gu Anbao sekenanya, dia masih tidak percaya dengan perlakuan Chen Yuhang yang memperlakukan perempuan yang seperti itu.

Chen Yuhang berdiri dan membawa Gu Anbao pergi meninggalkan restoran ini. Tanpa diuga dia kebetulan bertemu lagi dengan Xiao Ya di tempat parkir.

Ternyata mobil mereka terparkir berdekatan. Xiao Ya duduk di dalam mobil dan mengeluh di telepon.

"Aku kasih tahu kamu, dan kamu pasti tidak bisa mengira betapa kasarnya dia! Dia sangat mengerikan! Sialan! Aku benar-benar emosi!"

Gu Anbao diam-diam melirik Chen Yuhang.

Ekspresi Chen Yuhang biasa saja, seolah-olah dia tidak mendengar penghinaan Xiao Ya.

"Laki-laki itu sama sekali tidak tahu sopan santun! Sombong! Jika aku tahu dia orang yang seperti ini, aku tidak akan datang menemuinya! Aku benar-benar marah!" Ujar Xiao Ya yang masih fokus berbicara dengan orang yang dihubunginya.

Gu Anbao masih diam-diam melirik Chen Yuhang.

Chen Yuhang masih dengan ekspresi yang datar, seolah-olah dia tidak mendengar penghinaan itu. Kemudian dia pun segera menyalakan mobil dan menuju ke pintu keluar. Dia melambat, ketika melewati mobil Xiao Ya, Gu Anbao mendengar suara Xiao Ya yang berhenti tiba-tiba...

Mobil Chen Yuhang berhenti di lampu merah. Dia memegang setir dengan satu tangan, menatap hitungan mundur lampu merah itu dengan bosan.

Gu Anbao bertanya berbisik, "Kamu tidak marah?"

Chen Yuhang meletakkan satu lengannya di jendela, dan dengan malas melihat ke arah jalan di depannya, "Aku menginginkan yang seperti ini..."

Gu Anbao terdiam tidak mengerti apa maksud dari perkataannya.

Kejam sekali dia...

Mengapa dia tidak bersikap lembut?

Gu Anbao sampai membayangkan jika dirinya yang berada diposisi itu... ditolak seperti tadi... mungkin dia sudah menangis.

Ya...

Dia akan menangis.

Benar...

Dia mengingat Xiao Ya tadi, dia masih muda dan cantik, juga sangat cakap. Auranya memancarkan kemandirian dan kepercayaan diri perempuan modern saat ini. Sebenarnya dia adalah wanita yang benar-benar menarik.

Berbeda jauh dengan Gu Anbao...

Gu Anbao berpikir dalam hati, jika suatu hari dia bisa kembali pada tubuhnya... dia takut jika dia tidak percaya diri mengakui perasaannya pada Chen Yuhang...

Dia berpikir, akan sangat menyedihkan jika dia ditolak.

"Dan..." Chen Yuhang melanjutkan, "Tidak membuatku marah kok, saat mengikuti kencan buta, dan bertemu orang yang jahat, itu normal-normal saja. Dia tidak marah padaku, aku khawatir... hah.. wanita memang kadang-kadang sangat merepotkan..."

Gu Anbao memberanikan diri untuk bertanya, "Jadi... tipe gadis seperti apa yang kamu sukai?"

Setelah bertanya dia gugup menatapnya, menunggu dengan cemas seperti apa jawabannya.

Lampu hijau... Chen Yuhang mulai melaju. Dia tidak berkata apa-apa, seolah-olah dia tidak mendengarnya.

Gu Anbao masih merasa canggung, dia ingin bertanya untuk kedua kalinya...

"Tipe wanita seperti apa yang aku sukai... aku.. tidak pernah memikirkannya." Chen Yuhang kembali melanjutkan, "Tapi.. ada satu yang aku tidak sukai."

Telinga Gu Anbao langsung naik.

"Lamban... canggung... lemah... membingungkan..."

Gu Anbao mendengarkannya dengan seksama.

"Sering emosi, terlalu mengikuti arus, cengeng, hari-harinya banyak terbuang ke sesuatu yang tidak penting, berdandan, mencoba-coba baju, menata rambutnya..." Chen Yuhang tersenyum, "Dan wanita yang baik, merasa tidak bisa berkomunikasi dengan normal."

Mendengar hal itu Gu Anbao langsung terdiam.

Katanya... tidak ada cara untuk berkomunikasi secara normal..

Tidak ada cara.... berkomunikasi... normal.

Sembari tenggelam memikirkan perkataan Chen Yuhang, keduanya kini tepat waktu sampai di perusahaan. Setidaknya seperti yang diperkirakan Chen Yuhang.

Dia menelepon Ai Lun, dan memintanya untuk mempersiapkan semuanya. Setelah cukup jelas, kemudian dia bergegas ke ruang konferensi.

Gu Anbao kembali duduk sendirian di kantor, dia merasa kebingungan.

Apa ini?

Apakah dia sudah ditolak sebelum dia mengakuinya? 

Gu Anbao bukan orang yang baik.

Dia menghitung kekurangannya sendiri satu persatu seperti karakternya yang lemah, malu mengemukakan pendapat, dan dia... rewel.

Hatinya sangat sedih, dia mengerutkan bibirnya dan ingin menangis.

Tiba-tiba dia teringat lagi, 'sedikit-sedikit nangis'.

Gu Anbao semakin merasa tidak nyaman.

Dia berpikir... bahwa Chen Yuhang tidak menyukainya... setidaknya... setidaknya... tidak harus membencinya, kan?

Dia mengeluh, dan kehilangan kata-kata untuk bisa mengungkapkan perasaannya saat ini.

Chen Yuhang kembali dari pertemuannya tadi, dia melihat Gu Anbao duduk sendirian di sofa merah, ekspresi robotnya saat ini sedang bingung.

Tidak tersenyum, tidak menangis. Hanya duduk linglung. Meskipun dia tidak mengetahui apa yang terjadi, dia menatap matanya dan merasakan seolah-olah ada kesedihan dan tekanan di dalamnya.

Biasanya dia membaca buku atau menjelajahi internet dengan ponsel barunya.

Sekejap kemudian Chen Yuhang ingat jika ponsel milik Ruan Ruang yang diberikan ke Ai Lun, mungkin itu yang membuat dia sedih?

Ai Lun.. apakah dia tidak tahu harus mengembalikan ponselnya ketika video itu selesai dipindahkan?

Dia tidak tahu apakah Ruan Ruan sedang bosan?

"Ai Lun!" Chen Yuhang segera berteriak sambil berdiri di pintu kantor.

Dari arah koridor Ai Lun berlari tergesa-gesa.

"Mana ponselnya?''

"Oh! Aku sudah memberikannya pada staf di departemen teknisi, dan mereka mungkin akan kembali sebentar lagi."

Chen Yuhang merasa gelisah dan menatap Lulu, "Di mana laptopmu?"

"Hari ini saya tidak membawanya..." Lulu menjawab, dan kebetulan kemarin dia mengambilnya kembali dan menggunakannya sebentar. Jadi dia tidak membawanya ke kantor lagi.

"Tolong kamu pergi ke departemen elektronik, dan bertanya apakah ada prototipe baru untuk kuartal ini, dan ambil satu!"

"Baik Pak.."

Chen Yuhang kembali ke ruangannya, tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia mematikan komputernya dan mendekat ke Gu Anbao.

Gu Anbao menatapnya. Sebaliknya Chen Yuhang bersandar di meja dan menatapnya.

Mainlah. Kenapa dia tidak main?

Seperti... membuka laptop dan melihat-lihat seperti biasanya...