Chereads / Jatuh Cinta Pada Robot Pribadiku / Chapter 46 - Benar-Benar Anak Kecil

Chapter 46 - Benar-Benar Anak Kecil

Chen Yuhang kembali dari makan siangnya. Cheryl menyambutnya dengan ramah, "Direktur Chen, direktur dari Yuanfeng grup mengundang anda untuk makan bersama." 

Chen Yuhang berhenti, "Yuanfeng Group? Kenapa?"

Cheryl menjelaskan, "Direktur Wang dan Tuan Xu Zhicheng, sepertinya... direktur Xu juga ingin menjadi penengah.

Sepertinya, Xu Zhicheng sudah mengajaknya beberapa kali, sekarang dia tahu jika mereka mungkin sedang mencari robot asisten pribadinya, Ruan Ruan.

Chen Yuhang tersenyum dingin, "Dia sudah menerima bantuanku, katakan saja jika aku tidak punya waktu lagi." Setelah berkata dengan singkat, Chen Yuhang langsung kembali ke kantornya.

Setelah masuk ke kantornya, Chen Yuhang tidak melihat Ruan Ruan yang duduk di sofa merahnya seperti biasanya. Tapi dia membelakangi Chen Yuhang dan menghadap ke jendela, melihat pemandangan di bawah.

Chen Yuhang berpikir, mungkin dia beneran ingin melihat-lihat dunia luar.

Ai Si benar, sekarang dia ingin melihat dunia luar. Biarkan dia melihat dunia luar, daripada dia kabur sekali lagi.

Chen Yuhang melihat ke arah jendela, cuaca di bulan mei benar-benar bagus, dengan awan putih dan langit biru cerah di atasnya. Terlihat enak dipandang. Memang cocok untuk pergi jalan-jalan.

"Ruan Ruan." Chen Yuhang memanggilnya.

Seketika kedua telinga macan tutulnya bergerak. Gu Anbao menoleh menatap Chen Yuhang. Bulu matanya terkena sinar matahari, terlihat sangat polos kekanak-kanakan.

Chen Yuhang bertanya lembut, "Mau pergi main?"

Gu Anbao menatapnya tidak mengerti, bertanya dalam hati seperti anak kecil… dia bingung menangkap maksud atasannya...

Chen Yuhang mendekatinya, "Pagi tadi, bukannya kamu bilang ingin pergi?"

Ah... itu... sebenarnya aku ingin bertemu kakakku..

Chen Yuhang menarik lengan Gu Anbao. Sebenarnya Gu Anbao tidak terpikirkan jika Chen Yuhang akan mengajaknya, "Siang ini apakah kamu ada pekerjaan?"

Lagi pula nyatanya memang Chen Yuhang si pekerja keras, mana mungkin tidak bekerja.

"Akhir-akhir ini beberapa hal yang penting sudah dikerjakan dan sisanya bisa dikerjakan nanti." Chen Yuhang menjawab sambil tangannya membuka pintu. 

Baru saja keluar, Cheryl dengan tergesa-gesa berkata, "Direktur Chen, baru saja Tuan Xu sendiri yang menelepon..."

"Tidak ada waktu." Chen Yuhang menarik tangan Gu Anbao lalu pergi.

Cheryl dengan patuh bertanya, "Direktur Chen mau pergi kemana? Perlu pergi dengan sopir dan pengawal tidak?"

"Tidak perlu, hanya jalan-jalan di sekitar sini."

Menunggu sampai Chen Yuhang masuk lift, Ai Lun berbisik, "Direktur Chen benar-benar tidak ada waktu…."

Cheryl mengangkat bahunya merasa tidak peduli lagi, "Pokoknya, aku sudah mengatur janji dengan Tuan Xu dalam beberapa hari. Yah seharusnya tidak apa-apa."

Ai Lun mengerutkan kening, "Tapi bukannya dua hari ini banyak telepon masuk? Aku menjawabnya beberapa, tapi dia mengabaikannya. Aku tidak tahu ini mendesak atau tidak, apa yang akan terjadi...."

Cheryl menghela nafas.

Ini pertama kalinya dia melihat orang yang begitu mencolok... tampak bermusuhan.

Dia juga tidak tahu penyebab Tuan Xu bisa menyinggung hati direkturnya...

Sesampainya di parkiran, Chen Yuhang langsung mengendarai mobilnya. Dia belum terpikirkan tempat yang cocok. Tidak terlalu jauh meninggalkan kantor, terlihat ada taman bermain yang cukup bagus di depannya. Dia pun mengurangi kecepatan mobilnya memutari taman bermain itu. Dia pikir tempatnya cukup bagus, terbuka, tidak begitu ramai dan menyejukkan. Dia memarkir mobilnya, dan mengajak Gu Anbao keluar dari mobilnya.

Ada banyak merpati di taman bermain, dan banyak orang yang bermain di sini, mulai dari orang tua, anak-anak dan pasangan muda yang sedang asik berkencan. Chen Yuhang melepaskan tangan Gu Anbao, kemudian menepuk pundaknya pelan, melihat reaksi apa yang akan diberikan Gu Anbao setelah dibawa ke sini. 

Gu Anbao tidak malu-malu menatap Chen Yuhang, tidak mengerti kenapa dia membawanya ke sini...

Tapi, ayah-ibunya pernah mengajaknya ke sini saat dia masih kecil. Ketika Gu Anbao melihat orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk memberi makanan kepada burung-burung merpati, ia langsung teringat masa kecilnya, hatinya menjadi tenang dan mulai bersemangat.

Sekilas Chen Yuhang melihat ekspresinya, tampaknya sudah membaik. Kemudian Chen Yuhang duduk disebuah bangku, seperti orang tua yang sedang mengawasi anaknya bermain, "Mainlah, jangan main jauh-jauh.."

Mendengar itu, Gu Anbao hanya terdiam...

Dia diam berdiri sambil memikirkan kemauan tuannya. Dia masih tidak tahu tentang maksud Chen Yuhang. Kemudian dia berpikir jika Chen Yuhang lelah bekerja, makanya dia mengajaknya ke sini. Setidaknya menghirup udara segar, duduk di bangku, melihat anak-anak kecil berlari-larian dapat menenangkan pikirannya.

Chen Yuhang bertanya ke Gu Anbao, "Kenapa tidak pergi main?"

Mata Gu Anbao melebar dan kemudian bertanya, "Main apa?"

Chen Yuhang terdiam... bukankah dia ingin melihat dunia luar?

Kemudian Gu Anbao berkata pelan, "Kincir angin?"

Chen Yuhang mendongak melihat ke arah sana. Di kejauhan dia melihat roda kincir angin yang besar.

Dia tersenyum, mengelus rambut dan telinganya dengan lembut, "Benar-benar seperti anak kecil.."

Gu Anbao merona, membiarkan dia mengelus kepalanya..

Saat dia masih kecil, kincir angin itu belum ada. Anggap saja taman bermain menjadi tempat barunya nanti, sudah lama dia tidak kesini, dan banyak perubahan yang terjadi...

"Ada taman bermain disana, kamu mau ke sana?"

Gu Anbao mengangkat kepalanya, menatap Chen Yuhang dengan mata cerah, "Boleh?"

Chen Yuhang meraih tangannya, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia menarik tangan Gu Anbao, berjalan menuju taman bermain.

Hari ini bukan akhir pekan, jadi tidak banyak orang yang ke sini. Lebih nyaman bagi Gu Anbao dan tidak perlu mengantri untuk bermain.

Saat Ai Si mengirim pesan, Chen Yuhang sedang menemani Gu Anbao naik kincir angin yang keenam kalinya.

"Yuhang! Bagaimana kamu dengan Ruan Ruan? Jangan lupa foto! Foto-foto!"

Suaranya sangat keras, sehingga Gu Anbao bisa mendengarnya. Mukanya merona, dia tersenyum malu-malu. Dia merapikan dudukannya, merapikan rambutnya dengan jari-jarinya, dan tidak lupa merapikan bulu-bulu telinga macan tutulnya.

Gu Anbao berbisik pelan, "Sudah."

Senyumnya manis di bawah sinar matahari, dia seperti seorang gadis di sebelah Tuannya. Chen Yuhang menatap matanya, tiba-tiba jantungnya berdebar, namun dengan cepat dia menghilangkan perasaan itu. Kemudian dia mengambil foto dengan ponselnya, dengan berfoto bersama dengan Ruan Ruan.

Gu Anbao menatapnya, telinga macan tutulnya menyentuh rahang Chen Yuhang, dan bertanya "Sudah kamu foto?"

Mata Chen Yuhang balik menatapnya.

Gu Anbao melihat foto yang diambilnya, dia berkata cemberut, "Aku gendut..." dengan suara anak kecil.

Chen Yuhang menatapnya tersenyum, "Oke, aku tidak akan mengirim ke dia.."

"Huumm.. Ya..." Gu Anbao menganggukkan kepalanya.

Kincir angin ke enam sudah selesai. Chen Yuhang menggandeng tangannya dan mulai antri lagi, tapi Gu Anbao menarik lengannya dan menunjuk ke arah roller coaster yang tidak jauh dari sana.

Karena dia sangat bahagia, jadi senyumnya tidak bisa terkendali.

Tapi...

Roller coaster....

Chen Yuhang tidak takut, tapi dia tidak pernah tertarik dengan permainan yang ekstrem seperti ini..

Tapi.. Ruan Ruan sangat ingin kesana.

Dia berlari untuk mengantri, dan melambaikan tangannya

Chen Yuhang tidak berdaya, dia berjalan mendekat.

Gu Anbao menarik tangan Chen Yuhang bersemangat, "Apakah kita akan jatuh di udara?"

Chen Yuhang menggelengkan kepalanya.

Gu Anbao tersenyum cerah, berbalik dan kembali berlari mengantri dengan semangat untuk naik roller coaster.