Ini adalah kejadian keempat kalinya Chen Yuhang turun dari roller coaster, dia merasa perutnya seakan terkocok. Kemudian dia pun melirik ada seorang pria dan wanita yang tidak jauh darinya mereka berjongkok dan muntah. Dia berpikir jika dia naik lagi, maka dia akan menjadi seperti mereka.
Gu Anbao tampak begitu bersemangat, wajahnya memerah, matanya berkedip, dan masih terus menerus melihat-lihat permainan hiburan baru yang ada di sekitarnya.
Chen Yuhang tersenyum lemas, "Kamu suka permainannya?"
Gu Anbao mengangguk kuat, "Permainan ini mengasyikkan!" Pikirnya kali ini benar-benar tidak usah khawatir terkena serangan jatuh lagi! Benar-benar hebat!
Gu Anbao juga merasa bahwa dia telah mengambil keuntungan dari tubuh robotnya. Dia sangat berharap bisa memainkan semua permainan di taman hiburan ini, karena sudah tidak merasakan takut sakit lagi!
Chen Yuhang menatap Gu Anbao, dia merasa seperti sedang bersama anak kecil. Gu Anbao terlihat imut sekali, "Masih mau naik roller coaster lagi?" Pikir Chen Yuhang jika sekali lagi dia naik roller coaster itu, dia pasti akan muntah. Gu Anbao pun segera mengulurkan tangannya dan menggelengkan kepala, rambutnya tertiup angin.
Chen Yuhang berpikir sebentar, dan menunjuk komidi putar yang ada di depannya lalu dia bertanya, "Apa kamu mau mencobanya?"
Gu Anbao menggelengkan kepalanya. Dia ingat, setiap kali pergi ke taman bermain ketika masih kecil. Dia tidak bisa menaiki permainan apapun dan hanya duduk di atas komidi putar sampai benar-benar merasa bosan.
"Aku ingin naik itu!" Gu Anbao menunjuk ke arah permainan trampolin, melihat area permainan itu ada di depan.
Chen Yuhang tertegun... dalam benaknya dia berpikir pasti dirinya akan muntah kalau naik itu.
Tapi Chen Yuhang memaksakan diri demi robotnya ini. Akhirnya bersama Gu Anbao Chen Yuhang mencoba wanaha itu dua kali.
Akhirnya... tidak hanya perutnya yang bergejolak mual, tapi sekarang kepalanya juga terasa pusing sekali.
Di sana ada bangku berbentuk jamur yang bisa dibuat beristirahat bagi para pengunjung. Chen Yuhang berjalan ke sana dan duduk beristirahat, empat kali naik roller coaster berturut-turut, dan dua kali bermain trampolin yang sangat tinggi.
Chen Yuhang merasa menyesal telah membawanya ke taman hari ini setelah makan siang.
Gu Anbao melihat wajah Chen Yuhang yang sudah mual dan pusing lalu dia berkata "Aku bisa bermain sendiri, tidak masalah kok."
Meskipun berkata seperti itu tetapi sebenarnya hati kecilnya merasa sedih..
Kemudian Chen Yuhang melihat Gu Anbao mencoba wahana palu besar itu sebanyak 6 kali, bermain wahana kapal bajak laut sebanyak 3 kali, bermain wahana kursi putar sebanyak 5 kali, masuk rumah hantu sebanyak 2 kali, dan naik kereta gunung sebanyak 4 kali.
Hingga pada akhirnya matahari pun terbenam, taman bermain sudah mulai tutup, tetapi Gu Anbao masih ingin bermain beberapa wahana lagi.
"Bolehkah kita datang ke sini lagi lain kali?" Gu Anbao menatap Chen Yuhang dan berharap dengan mata yang berbinar.
Apakah ada kecerdasan buatan tentang 'tertarik dengan taman bermain?' Chen Yuhang masih terheran-heran.
Chen Yuhang menjawab tanpa ekspresi "Boleh!"
Gu Anbao merasa bahwa hari ini Chen Yuhang begitu lembut dan manis kepadanya, sehingga membuat suasana hati Gu Anbao membaik.
Kemudian Gu Anbao menunjuk ke arah badut yang menjual balon yang ada di pintu keluar taman hiburan, seketika wajahnya merona meminta dibelikan balon itu, "Aku menginginkan itu..."
Gu Anbao ingin membeli balon dan membawanya pulang setelah seharian bersenang-senang di taman hiburan itu, dia sepertinya ingin mengakhiri hari yang bahagia itu dengan membawa kenang-kenangan.
Bagi chen Yuhang membelikan balon jauh lebih mudah daripada harus naik roller coaster dengannya. Kemudian tanpa berpikir panjang Chen Yuhang mengeluarkan dompetnya dan bertanya kepada Gu Anbao, "Mau warna apa?"
"Merah muda." Gu Anbao berbisik malu-malu, "...dan yang berbentuk hati."
Badut itu mengambil balon yang dimaksud dan memberikannya kepada Gu Anbao. Chen Yuhang mengeluarkan dompetnya, dan bersiap untuk membayarnya.
Seketika terlihat di sekitarnya ada segerombolan anak kecil berlarian dan saling berebut mau membeli balon.
Salah satu gadis kecil memegang es krim berbentuk obor dan balon ditangannya. Dia takut es krimnya jatuh, dan berusaha melindunginya. Tapi gadis lain mendorongnya, dan balonnya terlepas dari tangan satunya, gadis kecil itu menangis.
Gu Anbao melihat gadis kecil itu kemudian melihat balonnya.
Dia berpikir, dia memang menginginkan balon untuk kenang-kenangan, tapi dia tidak terlalu menyukainya… karena melihat gadis itu dia merasa kasihan, kemudian dia pun berjalan mendekat dan memberikan balonnya kepada gadis kecil itu.
"Jangan nangis, ini buat kamu..." Gu Anbao membujuknya.
Setelah membayarnya Chen Yuhang berbalik dan melihat ada dua gadis kecil, menarik perhatiannya. Dia mengira jika Ruan Ruan meniru perilakunya untuk membujuk anak kecil?
Gadis kecil itu berhenti menangis, dia mengambil balonnya, kedua tangannya memegang balon dan es krim, dan berkata dengan suara yang imut, "Terima kasih kak, aku akan memberimu es krimku."
Gu Anbao menjawab, "Kamu saja yang makan, kakak tidak perlu itu."
"Cobalah kak, ini enak sekali!" Gadis kecil itu memaksa, dan mengulurkan es krim di tangannya ke mulut Gu Anbao.
Gu Anbao tertawa, "Oke, kakak akan memakan satu gigitan, oke?"
"Um..." gadis kecil itu mengangguk dengan sungguh-sungguh, dan menekankan sekali lagi, "Enak sekali, Kak."
Gu Anbao menggigit es krim dengan gigitan kecil, dan berkata, "Wah enak sekali!"
Gadis kecil itu tersenyum puas, kemudian dia pergi dengan gembira membawa balon dan es krim ditangannya dengan gembira.
Setelah gadis kecil itu pergi, Gu Anbao berdiri. Tiba-tiba dia merasa ada yang aneh... ada yang salah sepertinya... tapi... tidak tahu apa yang salah...
Dalam hati dia merasa seperti ada yang ganjal, ketika dia mengangkat kepalanya dan melihat Chen Yuhang yang berjalan mendekat dengan tergesa-gesa!
Gu Anbao pun panik, "Aku..." Dia mulai merasa sedikit aneh.
Sebelum Gu Anbao menyelesaikan kalimatnya, Chen Yuhang langsung menggendongnya.
Gu Anbao pun merasa sangat terkejut.
Apa yang terjadi?!
Chen Yuhang mengabaikan pandangan mata orang-orang yang lewat dan melihatnya, kemudian dia pun membawa Gu Anbao ke parkiran mobil. Lalu Gu Anbao didorong masuk ke dalam mobil. Setelah itu Chen Yuhang pun sambil membuka pintu mobil bagian depannya, dia mengeluarkan HP dan langsung menelepon Cheryl.
"Cepat suruh departemen pemeliharaan segera mengosongkan ruang perawatan, dan suruh Ai Si datang sesegera mungkin! Katakan padanya Ruan Ruan makan es krim!"
Mendengar hal itu Gu Anbao terdiam.
Aku... tidak sengaja...
Aku benar-benar lupa, lupa bahwa robot tidak bisa memakan apapun.
Mobil Chen Yuhang melaju kencang, dan ekspresi wajahnya terlihat tidak bagus. Gu Anbao merasa bahwa dia sudah menghancurkan segalanya...
Kemudian dia berbisik, "Sebenarnya aku merasa baik-baik saja..."
Setidaknya pasti ada satu reaksi yang merugikan dalam tubuhnya.
Chen Yuhang menatapnya tajam, "Bisakah kamu meludahkannya?"
Gu Anbao dengan polos menggelengkan kepalanya, "Di mulut... sudah leleh..." kemudian dengan cepat mengalir ke tenggorokannya.
Chen Yuhan mengemudikan mobil itu, dan mobil itu melaju lebih cepat.
Ketika tiba di perusahaan, Chen Yuhang bahkan tidak bisa menghentikan mobilnya dengan baik. Dia langsung menyeret Gu Anbao dengan berhati-hati ke departemen pemeliharaan. Gu Anbao tersandung dan ditarik berlari ke ruangan itu. Ai Si dan beberapa teknisi sudah menunggu kedatangan mereka.
Wajah semua orang yang ada di sana tampak sangat serius, bahkan raut wajah Ai Si lebih buruk dari Chen Yuhang, hatinya... seperti hancur...
Dengan cepat Ai Si menggendong Gu Anbao untuk dibaringkan di platform logam.
Begitu pemindai dihidupkan, Ai Si menghela napas...
"Huf hampir saja membuatku ketakutan sampai mati... untungnya itu hanya sepotong noda air kecil, yang sudah diserap oleh prosthesis tenggorokan. Masalahnya tidak besar. Cukup dibersihkan dengan alat hisap kecil ini saja sudah beres." Ai Si menyeka keringat dingin yang mengalir didahinya lalu dia pun berbalik.
"Lain kali kamu harus memperhatikannya, aku kira Ruan Ruan memakan satu tub es krim."
Chen Yuhang melihat noda air kecil yang ditampilkan di layar, dia menatapnya cukup lama.
"Yuhang?" Ai Si memanggilnya lagi.
Chen Yuhang menoleh, "Ada apa?"
"Tidak apa-apa." Ai Si merasa bahwa Chen Yuhang sedikit aneh, tapi tidak tahu kenapa dia seperti itu. Ai Si hanya menatapnya dengan curiga, kemudian berbicara dengan teknisi di sekitarnya "Ayo dimulai!"
Gu Anbao terpana melihat departemen teknisi!
Dia melihat mereka datang dengan mesin yang terhubung ke tabung karet yang besar, dia terkejut dan langsung duduk di atas meja logam itu.
Alat hisap 'kecil' seperti apa itu?!
Dengan senyum di wajahnya, Ai Si memaksa, "Ayo Ruan Ruan, buka mulutmu…!"
Gu Anbao sangat ketakutan, "Aku tidak mau!!"