"Apa yang kamu inginkan?" ucap Yang Yuxi dengan ketusnya ke arah Yao Jie.
"Aku tidak mau apa-apa kok. Aku hanya ingin membelikanmu minuman." ucap Yao Jie.
"Nona, jangan permalukan dirimu sendiri. Yao Jie, kami mengundang mu minum itu hanya untuk menghargaimu." Pria muda yang tidak penting itu mencibirnya. Kali ini Yao Jie sama sekali tidak menghentikannya.
"Aku tidak mengenal kalian dan juga tidak ingin minum alkohol. Jadi tolong kalian menyingkirlah atau aku akan memanggil polisi." ancam Yang Yuxi.
"Oke, ayo telepon polisi saja. Kamu kan sudah menabrak saudaraku, ayo minta polisi untuk menyelesaikan masalah ini." Yao Jie mencibirnya tanpa ada rasa takut sama sekali.
"Iyaa… Kak Jie, aku tadi tertabrak. Sekarang jantungku berdegup sangat kencang, aku merasa nyawaku hampir melayang. Apakah aku akan mati?" Pria malang itu mengerang sambil memegang dadanya dengan ekspresi kesakitan dan menatap Yang Yuxi.
"Dasar tidak tahu malu!" Yang Yuxi tak kuasa menahan amarahnya menghadapi orang-orang itu. Ketika dia sedang cemas, tiba-tiba Chen Yu datang dari tengah kerumunan.
"Kak Jie, kebetulan sekali ya. Kamu mampir untuk minum juga ya?" Chen Yu melangkah maju untuk menyapa Yao Jie tanpa memandang Yang Yuxi.
"Kamu?" Yao Jie bertanya.
"Namaku Chen Yu, pengikutnya Kak Zheng. Aku sudah mengagumimu untuk waktu yang lama, tidak kusangka bisa bertemu di sini. Lebih baik ada kesempatan daripada tidak sama sekali kan? Kesempatan yang bagus bisa membelikan Kak Jie minum hari ini." ucap Chen Yu sambil tersenyum.
"Wah… bagus sekali." Sanjungan dan ucapan kekaguman Chen Yu pada Ji Gie sudah cukup untuk membuatnya merasa senang. Apalagi di hadapan gadis cantik, jadi bertemu dengan Chen Yu cukup membuatnya senang. Tapi untuk sekarang tidak mudah menemukan gadis cantik seperti Yang Yuxi, kesempatan itu tidak mungkin dilewatkan begitu saja. Dengan penuh penyesalan Ji Gie berkata, "Saudaraku Chen Yu, aku benar-benar minta maaf. Saat ini ada sesuatu yang harus kulakukan. Jadi, begini saja di lain kesempatan biarkan aku yang membelikan minuman, ya!"
"Jadi sekarang sedang ada masalah ya? Soal apa? Jika diperlukan aku siap membantumu kok." ucap Chen Yu yang sudah tidak peduli akan harga dirinya lagi.
"Masalah sepele, tadi seorang gadis menabrak saudaraku. Kami sedang bernegosiasi sekarang." ucap Yao Jie.
"Apa? Siapa yang berani-beraninya menabrak saudaranya Kak Jie?" Chen Yu pura-pura terkejut dan mengarahkan pandangannya pada Yang Yuxi untuk pertama kalinya.
"Hei Bu Guru Yang, kenapa kamu ada di sini?" seru Chen Yu.
"Kalian saling kenal?" tanya Yao Jie sambil mengerutkan keningnya.
"Ya, dia adalah guruku. Aku yang salah, karena tadi tidak mengenalinya. Jadi, mengingat akan persaudaraan kita, lupakan saja masalah ini ya Kak Jie." ucap Chen Yu.
"Oh saling kenal, kalau begitu ajaklah gurumu minum segelas minuman bersama kami. Karena persaudaraan kita, masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan." kata Yao Jie.
"Bu Guru Yang..." Chen Yu baru ingin bertanya pada Yang Yuxi, namun kalimatnya langsung terpotong.
"Chen Yu, bagaimana bisa kamu bergaul dengan sekelompok orang ini?" Yang Yuxi mengeluh, mendengar ucapan dan melihat tindakan Chen Yu tadi. Sejak tadi dia benar-benar bingung, sampai-sampai baru sekarang bisa bereaksi.
"Bu Guru Yang, sekelompok orang ini jangan dilawan." bisik Chen Yu pada Yang Yuxi.
"Aku tidak akan meminumnya dan kamu akan kembali bersamaku." ucap Yang Yuxi. Mendengarnya mengatakan itu, wajah Yao Jie langsung muram dan Chen Yu pun memucat.
"Jie Ge jangan marah, Bu Guru Yang tidak bisa minum alkohol. Izinkan aku yang menggantikannya untuk minum." tawar Chen Yu sambil tersenyum.
"Jadi… Kamu pintar minum, ya?" Yao Jie mengejeknya dan memanggil pelayan untuk mengambil sebotol vodka, lalu diserahkan kepada Chen Yu.
"Kak Jie, kalau ini…" Chen Yu merasa akan mendapat kesulitan melihat botol alkohol itu.
"Kalian berdua, bantu dia untuk minum vodka ini," ucap Yao Jie kepada kedua pria di belakangnya. Para pria itu kemudian maju menahan bahu kiri dan kanan Chen Yu. Mereka mencegokinya minuman keras itu hingga mengalir dari mulut dan hidung Chen Yu.