Keesokan harinya saat Zou Xiaomi bangun, matahari sudah tinggi.
Udara di sekitar terasa dingin. Ketika Zou Xiaomi bangun dari tidurnya, rupanya Gu Zijun sudah tidak ada di dalam rumah. Dia mengerutkan kening dan berusaha berdiri dengan pinggangnya yang terasa sakit. Dia terkejut karena saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dia mencoba mengingat-ingat kejadian kemarin, tergambar beberapa adegan dalam benaknya. Kejadian kemarin malam meninggalkan rasa sakit di tubuhnya, namun tanpa ada rasa lengket seperti tadi malam.
Saat Zou Xiaomi akan mandi, dia sempat berpikir bahwa seharusnya Gu Zijun yang memandikannya. Namun, seketika wajahnya memerah ketika memikirkan hal itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa, untungnya, tidak ada seorang pun di rumah. Jadi, tidak akan ada yang melihat wajah malunya.
Setelah tersadar sepenuhnya dari tidurnya, Zou Xiaomi pun membersihkan rumah. Meskipun itu bukan rumahnya sendiri, tetapi dia sudah menganggapnya seperti itu semenjak dia tinggal disana. Kemudian, dia memasak mi instan untuk dirinya sendiri. Di apartemen Gu Zijun, tempat favoritnya adalah dapur karena sangat besar dan ada dua kompor yang dapat digunakan untuk memasak banyak makanan lezat. Sangat disayangkan, tempat tinggalnya dulu terlalu kecil, bahkan dia tidak memiliki panci makanan yang layak, apalagi untuk membuat makanan enak. Jadi, dia sekarang sangat senang pindah ke apartemen tersebut, walaupun dia kesal dengan hubungan mereka.
***
"Tuan, beri aku 1 kg iga." Zou Xiaomi pergi ke pasar sayuran kecil yang biasa dia kunjungi. Meskipun itu agak jauh dari apartemen Gu Zijun, tetapi dia sudah terbiasa membeli makanan di sana. Dia takut dirinya yang akan disembelih jika berbelanja di tempat lain. Tuan penjual daging itu pun sudah mengenalnya sejak lama. Dia memang tidak sering memberi daging, tetapi dia datang ke sana beberapa kali. Saat ini, dia ingin membeli 1 kg iga sehingga membuat tuan penjual daging terkejut.
"Xiaomi, apakah kamu sedang banyak uang?" tanya penjual daging itu sambil tertawa. Dia lalu melanjutkan perkataannya, "Harganya lebih dari 30 Yuan untuk 1 kg iga."
"Aku tahu, aku tidak sedang banyak uang, tapi aku masih mempunyai cukup uang untuk membeli 1 kg iga." Zou Xiaomi tersenyum malu-malu, kemudian menyerahkan uang kepada tuan penjual daging.
Tuan penjual daging terkejut melihat Zou Xiaomi membayar dengan uang 100 Yuan untuk pertama kalinya. Tapi dia senang melihat bahwa gadis itu begitu ceria dan bisa menjangkau harga daging iga. Setelah mencari uang kembalian, dia pun berkata, "Aku tidak tahu apa kamu telah menghasilkan banyak uang atau hal apa yang sedang terjadi padamu sekarang, tetapi kamu bisa datang kembali lain kali. Aku akan menyiapkan daging yang terbaik untukmu."
"Ya, tentu saja. Aku tinggal jauh dari sini sekarang, tetapi aku merindukanmu. Sudah lama tidak bertemu denganmu. Jadi, aku datang kesini menggunakan bus seperti biasanya." Zou Xiaomi berkata sambil tersenyum, membuat matanya menyipit.
Setelah berbincang-bincang dengan tuan penjual daging, Zou Xiaomi pergi ke tempat lain untuk membeli bahan makanan. Dia membeli ikan segar dan beberapa sayuran serta pergi ke kios buah segar. Dia membeli banyak bahan makanan, padahal biasanya tidak menghabiskan uang sebanyak ini untuk berbelanja. Hari ini adalah pertama kalinya dia berbelanja begitu banyak dan menghabiskan uang dengan sembrono.
Setelah berbelanja, Zou Xiaomi naik bus dan pulang ke apartemen. Sesampainya di apartemen, dia memasukkan sayuran, buah-buahan dan daging ke dalam kulkas berdasarkan kategori tempat masing-masing. Kemudian, dia mengambil beberapa bahan makanan yang akan dimasak untuk dibawa ke dapur. Dia berpikir untuk membuat iga babi rebus untuk dirinya sendiri. Sebelum mulai memasak, mulutnya sudah berair karena membayangkan akan makan iga babi rebus.
Saat itu, tiba-tiba ponselnya berdering, Zou Xiaomi pun bergegas mengambil ponselnya. Ternyata Gu Zijun lah yang menelepon.