Setelah memandikan Gu Zijun, Zou Xiaomi menjadi berkeringat. Sebenarnya, dia tidak begitu lelah, tetapi yang membuatnya berkeringat adalah karena merasa gugup.
Kemudian, Gu Zijun meminta Zou Xiaomi menyeka tubuhnya yang basah. Ketika tangannya sampai pada tubuh bagian bawah pria itu, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang lunak. Secara refleks, dia menjerit dan melemparkan handuknya ke udara. Sikapnya membuat pria itu tertawa sekaligus memeluk dan menciumnya. Lalu, putra ketiga keluarga Gu itu mengambil handuk untuk membungkus dirinya dan keluar dari kamar mandi.
"Bajingan! Bajingan!" Zou Xiaomi tidak menyangka Gu Zijun begitu berengsek. Air matanya bahkan keluar karena marah, ditambah lagi tubuhnya basah, membuatnya harus mandi lagi.
Untungnya setelah Zou Xiaomi selesai mandi, Gu Zijun sudah tertidur. Karena mereka sudah tidur bersama kemarin malam, pria itu memintanya memindahkan barang-barang miliknya ke kamarnya dan tidur bersama mulai hari ini.
Jadi, Zou Xiaomi naik ke ranjang di kamar Gu Zijun dan menatap wajah pria yang sedang tidur di sana. Dia mengepalkan tangannya dan ingin sekali melayangkan tinju di wajah tampannya, namun pada akhirnya, dia tidak berani melakukannya. Dia hanya bisa melayangkan pukulan-pukulan bayangan tanpa mengenai wajahnya.
Bulu mata Gu Zijun sangat lentik, seakan bulu matanya lebih panjang dari bulu mata seorang wanita, hal itu membuat hati Zou Xiaomi merasa iri. Ini adalah orang yang sama dengan orang yang sangat menjengkelkan tadi, tetapi bagaimana bisa dia terlihat sangat baik saat ini, pikir Zou Xiaomi.
"Benar-benar prasangka yang salah!" Zou Xiaomi menghela napas ke wajah Gu Zijun. Menurutnya, sangat disayangkan bahwa orang yang terlihat baik memiliki karakter yang buruk.
***
Malam itu, Zou Xiaomi bermimpi aneh. Dia bermimpi turun hujan yang sangat lebat, tidak peduli bagaimana dia bersembunyi, hujan masih bisa membasahi wajahnya. Bukan hanya wajah, bahkan pakaiannya pun juga sedikit basah. Tanpa sadar, dia melayangkan tangan di udara, lalu…
Plak! Terdengar suara nyaring dari tangannya.
"Ahh..." Zou Xiaomi yang terkejut oleh suara itu seketika membuka matanya dan merasa bingung. Ketika dia mencoba mendudukkan tubuhnya, dia melihat penampakan horor, yaitu sosok Gu Zijun dengan tampang mengerikan dan separuh tubuhnya berada di dekat wajahnya.
"Itu… Itu…" Zou Xiaomi tergagap dan tidak bisa berbicara dengan jelas. Ekspresi wajahnya seakan merengek, saat memikirkan suara tamparan keras yang baru saja di dengarnya, dia seperti menyadari sesuatu.
"Cepat bangun untuk mati menerima pembalasan dariku!" Gu Zijun mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan diri. Dia tidak buru-buru membalas dengan memukul gadis kecil itu, dia hanya bisa meneriakinya dengan kejam.
Gu Zijun membalikkan tubuhnya, lalu dengan marah menarik pakaiannya untuk dikenakan kembali. Dia tidak berharap ada pria lain yang mengalami nasib tidak beruntung seperti dirinya. Dia hanya ingin bercinta dengan wanitanya di pagi hari, tetapi malah mendapat tamparan.
"Itu… Aku minta maaf. Aku tidak bermaksud memukulmu dengan sengaja." Zou Xiaomi sangat gelisah, dia merapikan pakaiannya yang robek dan menatap punggung Gu Zijun.
Sementara itu, Gu Zijun tampak sangat marah, dia mengenakan pakaian secepat mungkin, lalu berjalan keluar tanpa melihat ke arah belakang sama sekali. Zou Xiaomi pun menatap telapak tangannya, mengingat tamparan yang keras tadi, dia menghela napas dan membenamkan wajahnya di dalam selimut.
Karena kejadian pagi tadi, Zou Xiaomi berniat memberikan perhatian khusus untuk Gu Zijun melalui sarapan yang dibuat olehnya. Dia tau saat ini pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Namun, ada kekhawatiran dalam dirinya kalau pria itu akan memilih-milih makanan, maka dari itu, dia memilih menu yang akan dimasak dengan cermat.
Akan tetapi, Gu Zijun tetap pilih-pilih makanan. Satu, dia mengatakan telurnya digoreng terlalu matang. Kedua, dia mengatakan bahwa susu kedelainya terlalu kental. Zou Xiaomi merasa ingin menutupi wajahnya dengan semangkuk susu kedelai. Dia sangat pemilih. Ada berapa banyak orang yang tidak bisa makan di dunia ini? Dia sudah disediakan makanan masih saja memilih-milih. Benar dugaanku. Tuan muda yang kaya tidak akan tahu penderitaan dunia, pikir Zou Xiaomi.