Rong Yan tidak menanggapi Luo Anning. Alisnya berkerut dalam-dalam. Luo Anning mengeraskan suaranya kali ini, "Rong Yan, cepat minum obat pereda mabuk ini. Aku tidak punya waktu untuk menemanimu bermain-main."
Benar-benar, membuat orang emosi saja!
'Aku sudah cukup kesal karena terbangun dari tidurku tadi, tapi Tuan Muda ini malah tidak mau meminum obat pereda mabuk. Aku benar-benar ingin melemparnya ke dinding dengan satu telapak tangan.'
Rong Yan tidak bereaksi sama sekali, sehingga Luo Anning semakin kesal. Luo Anning memegang semangkuk sup pereda mabuk dan menyuapinya dengan sepenuh tenaga. Rong Yan membuka matanya sejenak.
Bibirnya sedikit cemberut, dan dia mengayunkan sup mabuk itu dengan tangannya yang besar, sehingga sup itu tumpah. Amarah di dalam dada Luo Anning memuncak, namun dia berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak marah.
Tetapi, dia tetap ingin menampar orang ini!
Begitu Luo Anning memikirkan perkataan Rong Yan bahwa dia adalah seorang wanita yang mencoba segala cara untuk naik ke tempat tidurnya, kemarahannya meluap.
Setelah melemparkan sup mangkuk itu, Rong Yan mendorong Luo Anning hingga jatuh ke lantai. Lou Anning telah meremehkan tenaga Rong Yan yang ternyata masih kuat walaupun dalam keadaan sangat mabuk.
"Nyonya Muda, apakah kau baik-baik saja?" Kedua pelayan bergegas maju untuk mengangkatnya. Mereka memeriksa keadaannya dengan cemas.
Karena ranjangnya adalah ranjang istana bergaya Eropa, maka ranjangnya relatif tinggi. Jatuh dari ranjang itu cukup menyakitkan. Jika bukan karena jatuh di karpet lantai, Luo Anning akan memukul Rong Yan saat ini juga, tidak peduli dia mabuk atau tidak!
"Rong Yan, benar-benar bajing*n kau. Aku tidak akan melayanimu. Bagaimanapun keadaanmu, aku tak peduli!" teriak Luo Anning. Ia berbalik dan pergi, membiarkan dua pelayan turun untuk beristirahat. Bajing*n seperti itu bisa bertahan hidup sendiri tanpa dijaga orang.
Begitu Luo Anning berjalan ke pintu, terdengar suara langkah kaki yang gemetar, kemudian lengan Rong Yan meraih pinggang Luo Anning dan memeluknya. Dagunya yang tajam menempel di bahu Luo Anning. Ia berkata dengan suara rendah, "Jangan pergi... jangan pergi..."
Luo Anning melepaskan tangannya karena merasa jijik dengan tingkah pria itu, "Rong Yan, kau ini sedang mabuk! Lepaskan aku!"
"Jangan pergi... jangan pergi... jangan pergi... jangan pergi..."
Namun, dia terus mengulangi kalimat itu dan tak mau melepaskan Luo Anning.
Lengan Rong Yan memeluk Luo Anning dengan begitu erat, sehingga Luo Anning tidak bisa melepaskan diri darinya. Selain itu, dia sedang mabuk dan tidak sadar diri. Rong Yan memeluknya untuk waktu yang lama dan tiba-tiba melemparkannya ke tempat tidur. Tubuh Luo Anning tertindas oleh tubuh Rong Yan.
"Apa yang akan kau lakukan? Menjauhlah dariku! Kukatakan padamu, jangan mencoba-coba melakukan apa pun kepadaku, jika tidak, jangan salahkan aku jika aku bersikap kejam."
Tubuh Luo Anning ditahan oleh Rong Yan. Tangannya mendorong dada Rong Yan untuk menjauhkannya. Ia berusaha menyadarkan Rong Yan.
Rong Yan terlalu mabuk. Ia menatap wanita di bawahnya dengan pandangan yang kabur. Dia menggelengkan kepalanya dan ingin melihat dengan jelas, tapi sayangnya dia gagal.
Dia menekan wanita yang ada di bawahnya itu dengan erat. Tangannya masuk dari bawah pakaian Luo Anning dan sengaja berkeliaran di kulitnya yang licin. Luo Anning terengah-engah. 'Apa yang ingin dia lakukan?!'
"Rong Yan, lepaskan aku! Keluarkan tanganmu. Kubilang, keluarkan tanganmu dariku!"