Luo Anning tersenyum bangga. Ia meletakkan ponselnya dan berjalan kecil di belakang mereka. Akhirnya ia merasa lega.
Luo Anning ingin mengantar Rong Yan kembali ke apartemennya, tetapi ia berpikir bahwa Feng Churui pasti akan mengantarnya kembali ke villa. Dia tidak punya pilihan selain kembali ke villa.
Setelah perjalanan selama sekitar 20 menit, mereka akhirnya sampai di villa. Feng Churui mengangkat Rong Yan masuk, karena para pelayan telah beristirahat, sehingga villa itu sangat tenang.
Dua pelayan yang bertugas di malam hari melihat Rong Yan kembali. Mereka menggantikan Anning dengan senang hati. Luo Anning meminta mereka untuk menyiapkan sup pereda mabuk. Keduanya berbalik dan pergi ke dapur untuk menyiapkannya.
"Di mana kamar tidurnya?" Feng Churui membawa Rong Yan ke atas. Ia berdiri di depan koridor, dan menoleh untuk bertanya pada Luo Anning.
Luo Anning cepat-cepat berjalan menghampirinya dan membuka pintu kamar. "Kamar ini."
Setelah meletakkan Rong Yan di tempat tidur, Feng Churui menghembuskan napas dan merapikan dasinya. Luo Anning menuangkan segelas air untuknya, dan dia minum dengan lembut setelah berterima kasih pada Luo Anning.
Rong Yan sedang berbaring di tempat tidur. Matanya tampak tenang, dan ia terlihat patuh seperti anak kecil. Luo Anning pun memandangnya.
Feng Churui memperhatikan tatapan Luo Anning. Ia mengerutkan keningnya, lalu meletakkan gelas. "Sekarang sudah larut, aku akan kembali dulu. Tolong rawat dia dengan baik."
Luo Anning menatap ke arah Feng Churui, yang sedang berjalan keluar, dan buru-buru bertanya, "Tuan Muda Feng, haruskah aku mengantarmu kembali?"
Feng Churui datang kemari dengan mobil Luo Anning. Sekarang, dia tidak membawa mobil dan belum memanggil pengemudi. Bagaimana caranya pulang? Ia masih memikirkan ini.
"Kau tidak harus mengantarku. Jika kau tidak keberatan, pinjamkanlah aku mobilmu. Aku akan mengembalikannya padamu besok." Feng Churui berpikir bahwa Luo Anning hanya peduli pada Rong Yan dan tidak memperhatikannya.
"Tentu saja aku tidak keberatan." Luo Anning menyerahkan kunci mobil ke tangannya dan mengantarnya ke garasi. Ia memperingatkan, "Hati-hati di jalan."
Feng Churui memandangnya dengan raut wajah sedikit kebingungan. Dia terdiam sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Iya, kau juga cepatlah istirahat."
Mobil itu menghilang dari pandangan Luo Anning. Ia tampak sedikit terkejut. Ia tidak mengetahui bagaimana karakter Feng Churui.
Hari itu, dia menyelamatkannya dari tekanan Luo Xinya, tetapi malam ini pria itu mempersulitnya dan memanggilnya ke Klub Xijiang. Tapi, senyumannya barusan tampak begitu tulus, seolah-olah mereka adalah teman baik.
Dia seperti sebuah misteri. Senyuman di wajahnya tadi tampak mengesankan, tetapi ia tidak bisa mengungkapkan arti yang sebenarnya dari senyum itu.
Luo Anning kembali dari halaman belakang ke kamar tidur. Pelayan itu datang sambil membawa sup pereda mabuk. Luo Anning memandang Rong Yan dan menghela napas. Kenapa bajing*n ini bisa mabuk sampai begini...
Luo Anning benar-benar tidak ingin melayaninya. Kalau tidak, bisa-bisa nanti Rong Yan menyebutnya sebagai wanita licik yang ingin mendekatinya.
"Nyonya Muda, sup pereda mabuk sudah matang. Apakah kau mau memberikannya dan menyuapi Tuan Muda Rong?" Pelayan itu melihat Luo Anning berdiri saja dan tidak berbicara, jadi dia bertanya dengan hati-hati.
"Iya, aku mau memberikannya."
Dia langsung berjalan ke tempat tidurnya dan duduk. Ia sedikit mengangkat Rong Yan dan menyandarkannya di lengannya, lalu tangannya yang lain mengambil sup pereda mabuk dan menyuapinya. "Rong Yan, minumlah. Ini sup untuk meredakan mabuk."