Saat Jiang Yu menyadari bahwa salah seorang gadis yang datang barusan adalah Xue Miaomiao, Xue Miaomiao sudah didorong oleh Tao Yiqiu masuk ruangan sambil memberinya semangat. Jiang Yu tidak berkutik.
Zhong Haotian sedang duduk di sebuah kursi sambil meminum secangkir teh, wajahnya terlihat dingin seperti biasanya.
Baru saja dia mengetahui gadis yang dicintainya meninggal dan sekarang keluarganya sudah menyuruhnya untuk melakukan kencan buta, tidak heran jika Zhong Haotian terlihat tidak peduli dengan gadis-gadis yang akan dia temui. Tapi Xue Miaomiao tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, ia ingin meninggalkan kesan yang mendalam pada Zhong Haotian agar gadis-gadis lain tidak memiliki kesempatan untuk merayu Zhong Haotian saat kencan buta berikutnya.
Xue Miaomiao duduk di seberang Zhong Haotian kemudian dengan tenang meminum teh untuk membasahi tenggorokannya dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Xue Miaomiao, aku berumur 18 tahun. Aku mahasiswa semester 1 jurusan Bahasa Mandarin. Ulang tahunku tanggal 15 Juli. Golongan darahku A. Tinggiku 166cm dan beratku 56kg. Aku berasal dari kota M…"
Zhong Haotian mengangkat tangannya,memberi tanda untuk Xue Miaomiao untuk berhenti berbicara.
Zhong Haotian mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Xue Miaomiao kemudian memicingkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihat. Gadis yang duduk di seberang Zhong Haotian sedang memegang sebuah naskah dan dia membaca naskah itu untuk memperkenalkan dirinya!
Xue Miaomiao tidak menyangka bahwa Zhong Haotian akan melihat ke arahnya seperti sekarang.
Terlihat jelas dari ekspresi wajah Zhong Haotian bahwa dia tertarik dengan naskah yang dipegang oleh Xue Miaomiao.
Xue Miaomiao tersenyum dengan lebar hingga matanya terlihat sipit dan terlihat lesung pipi yang muncul samar-samar di pipi kanannya. Kemudian dia mengulurkan tangannya mempersilahkan Zhong Haotian untuk membacanya.
"Tuan Zhong anda jangan salah paham, sebenarnya ini adalah naskah yang tempo hari aku gunakan untuk kampanye panitia kegiatan di kelasku. Aku bisa menceritakan lebih detail lagi mengenai diriku agar tuan Zhong dapat lebih mengenalku.".
Alis Zhong Haotian terlihat terangkat kemudian dia mengambil naskah itu dari tangan Xue Miaomiao dan membaca isinya.
"Pemilihan panitia sekolah memerlukan data ukuran tubuh?"
Mendengar ucapan Zhong Haotian membuat Xue Miaomiao menjadi malu, dia ingat sudah mengeluarkan itu dari naskahnya kenapa bisa muncul lagi?!
"Hm… saat itu banyak sekali siswa laki-laki di kelasku yang berpartisipasi, sehingga dengan menyertakan itu aku rasa mereka akan mengingatku dan akan memilihku."
"Apa ini ada yang kamu tandai dengan tinta merah?"
"Ha?" Xue Miaomiao berusaha mengingat apa yang dimaksud oleh Zhong Haotian, "Oh, yang aku tandai dengan pulpen merah itu yang aku anggap poin lebihku…"
"Maksudmu yang kamu buat-buat?"
"..."
"Berat 56 kg kamu bilang itu salah satu poin lebih?"
"..."
Xue Miaomiao mencibirkan bibirnya kemudian bangkit berdiri dan mengambil naskah yang dipegang oleh Zhong Haotian. Xue Miaomiao lupa bahwa Zhong Haotian memiliki mata yang tajam dan sekarang dia menyesal membiarkan Zhong Haotian melihat naskahnya.
Setelah naskah itu diambil dari tangannya Zhong Haotian mengambil cangkir teh dan minum seteguk tehnya.
"Xue Miaomiao, beratmu yang sebenarnya bukan 56kg kan?"
"Memangnya aku terlihat gendut?!"
"Bukan gendut, hanya terlihat cukup besar."
"..."
Xue Miaomiao merasa Zhong Haotian sedang menghina dirinya.
Zhong Haotian bangkit berdiri kemudian berjalan keluar dari ruangan itu, terlihat jelas bahwa Zhong Haotian tidak mempedulikan Xue Miaomiao sedikitpun.
Xue Miaomiao ikut bangkit berdiri kemudian berjalan menuju pintu keluar kemudian menunggu Zhong Haotian membuka pintu dan Xue Miaomiao lah yang akan keluar duluan.
Xue Miaomiao sudah belajar dari pengalaman, mana mungkin dia akan membiarkan Zhong Haotian pergi meninggalkannya terlebih dahulu!
"Yiqiu, sudah selesai. Ayo kita pulang." kata Xue Miaomiao sambil menarik tangan Tao Yiqiu kemudian bergegas keluar dari tempat itu.
"Miaomiao kamu sedang apa? Aku belum selesai ngobrol dengan Kak Jiang Yu, aku baru saja bercerita saat aku masih SD…"
Xue Miaomiao terus menggenggam tangan Tao Yiqiu hingga akhirnya keluar dari tempat minum teh itu, sesampainya di luar Xue Miaomiao terengah-engah seperti kehabisan nafas. "Untung saja reaksi tubuhku cepat, sehingga bisa keluar dari sana jika tidak aku pasti akan ditipu lagi oleh Zhong Haotian!" gumamnya dalam hati.
Karena ditarik secara terburu-buru Tao Yiqiu belum selesai menceritakan dirinya kepada Jiang Yu. Xue Miaomiao menarik dirinya keluar seperti sedang berusaha menyelamatkan diri dari musuh.
"Miaomiao kamu kenapa? Apa tuan Zhong sudah menganiaya kamu?"
"Mana mungkin dia menganiaya aku, aku hanya takut nanti disuruh membayar tagihan. Tempat minum teh di sini sangat mahal, terakhir kali aku datang ke sini bersama temanku 3 cangkir teh harganya 600 yuan dan sewa ruangan 400 yuan!"
"Tidak mungkin, pemilik tempat ini adalah teman ayahku. Harga di sini tidak semahal itu dan juga kamu tidak perlu membayar untuk sewa ruangan. Jangan-jangan kamu sudah ditipu."
Xue Miaomiao terkejut dan marah hingga dia mengepalkan tangannya seolah bersiap untuk memukul orang yang menipunya.
Tertipu?! Pasti ini ulah Liu Hao, dia tidak senang karena kalah taruhan denganku oleh sebab itu dia bekerja sama dengan pelayan di tempat minum teh ini untuk menipuku. Dasar menyebalkan!
Xue Miaomiao dan Tao Yiqiu masih ada di depan pintu, kemudian ada sebuah mobil yang berhenti di dekat mereka. Seorang supir keluar dari mobil itu kemudian dia meminta Tao Yiqiu untuk pulang bersamanya karena sudah ditunggu oleh ibunya.
Saat itu Xue Miaomiao sangat marah karena memikirkan ia sudah membayar 1000 yuan karena ulah Liu Hao, sehingga tanpa pikir panjang Xue Miaomiao pergi mendatangi Liu Hao.
Sementara itu Zhong Haotian kembali ke kantornya.
Selama di perjalanan Jiang Yu dapat melihat wajah Zhong Haotian yang tidak terlihat baik. Jiang Yu tanpa ragu berpikir bahwa ini pasti karena ulah Xue Miaomiao, Jiang Yu menjadi merasa bersalah karena dia tidak bisa mengenali Xue Miaomiao dengan cepat hanya karena dia merubah penampilannya.
"Tuan Zhong maafkan saya, saya tidak mengirai gadis itu adalah Xue Miaomiao sehingga dia masuk dan mengganggu tuan."
Wajah Zhong Haotian tetap datar seperti biasanya, kemudian dengan suara dingin dia berkata,
"Bagiku siapa yang datang tidak penting."
"Baik, ini tidak akan terjadi lagi."
…
Saat melangkahkan kaki di kantor polisi Xue Miaomiao teringat dengan Peng Jian. Beberapa hari ini dia tidak ingat dengan Peng Jian, terakhir kali saat Peng Jian kembali dari kolam pemurnian dia tiba-tiba menghilang sebelum dapat menyelesaikan perkataannya.
Xue Miaomiao melihat beberapa wajah yang tidak asing di kantor polisi, seluruh petugas polisi yang melihat kedatangannya berpikir dalam hati pasti akan ada yang terjadi sebentar lagi.
"Kita harus hati-hati, gadis itu datang lagi."
Liu Hao baru saja menutup telepon dari atasannya ketika tiba-tiba Xue Miaomiao sudah ada di hadapannya dan mengacaukan meja kerja Liu Hao.
"Xue Miaomiao sedang apa kamu di sini? Ini bukan tempat yang bisa kamu datangi sesuka hatimu!"
Kata Liu Hao dengan nada tinggi berusaha menjaga wibawanya di depan bawahannya. Kemudian melihat Xue Miaomiao mengulurkan tangannya dan menunjuk ke bawah dengan jarinya. Liu Hao langsung jongkok dan melihat laporan kasus Ye Xin, alat perekam itu adalah barang bukti utama dalam kasus Ye Xin tapi tidak ada anak buahnya yang tahu bahwa barang bukti itu ia dapatkan dari Xue Miaomiao.
Liu Hao merapikan barangnya kemudian mengambil kunci mobil berkata, "Xue Miaomiao aku harus keluar untuk menyelidiki sesuatu sekarang, kamu ikut denganku kita bicara di mobil."
Xue Miaomiao melihat dengan kebingungan tapi kemudian dia mengikuti Liu Hao.
Di dalam mobil.
"Kak, aku dapat mengerti jika kakak tidak memberitahu orang lain kalau aku yang menemukan alat perekam itu, itu bisa membuat orang-orang meragukan kemampuan polisi."
"Bagus kalau kamu mengerti."
"Aku tentu saja mengerti, kakak hanya perlu membantuku 2 hal dan aku akan mengerti."
"Xue Miaomiao kamu benar-benar licik!"
"Aku akan memberitahu kakak permintaanku malam hari ini, dan saat itu kakak tidak boleh kabur."