Bai Ziyuan melihat hantu wanita itu perlahan-lahan menghilang, diapun bergidik karena suhu disekitarnya tidak tahu kenapa tiba-tiba menurun. Dia segera berjalan menghampiri Ning Mojian, tanpa dapat menahan ketakjubannya dia pun berkata, "Wah luar biasa, hebat sekali! Aku kira kamu itu hantu, aku tidak menyangka kalau kamu itu ternyata seorang Dewa!"
Ning Mojian terlihat tidak mempedulikan Bai Ziyuan, kemudian dia berbalik ke belakang dan berlutut ke tanah, sedang mengecek keadaan Fang Kang yang belum siuman dan masih ada di ambang kematian. Wajah Fang Kang terlihat lebih gelap dari sebelumnya, bibirnya sudah membiru, seakan-akan sudah teracuni sangat parah.
"Kok bisa jadi seperti ini?" Bai Ziyuan membelalakkan matanya terkejut melihat keadaan Fang Kang yang memburuk, "Dia tidak mati kan?" tanyanya lagi.
Bai Ziyuan ingin mengecek napas di hidung Fang Kang, namun belum sempat tangannya menyentuh hidung Fang Kang, tiba-tiba tangannya dipegang oleh tangan yang putih dan mungil, lalu pemilik tangan itu berkata "Kalau memang kamu mau mati, coba kamu sentuh Fang Kang sekarang!" suaranya terdengar dingin dan tidak berperasaan.
Bai Ziyuan pun merasa ketakutan langsung saja dia menarik tangannya kembali, bibirnya terlihat gemetaran, sambil menelan ludah dia pun bertanya "Apakah dia sudah mati?" tanyanya dengan hati-hati.
"Fang Kang saat ini sedang setengah mati dan setengah hidup." jawab Ning Mojian.
Bai Ziyuan mengedip-ngedipkan matanya dan terlihat bingung, dia tidak paham apakah Fang Kang itu sudah mati atau masih hidup. Ning Mojian meletakkan telunjuknya di antara kedua alis Fang Kang, menghirup aura gelap dari seluruh tubuhnya. Hal itu membuat Bai Ziyuan takut, dia sampai mundur beberapa langkah.
Napas-napas itu berkumpul menjadi satu, pelan-pelan masuk ke tubuh Ning Mojian lewat telunjuknya itu. Ketika napas gelap itu sudah terhirup oleh Ning Mojian, wajah Fang Kang langsung berubah lebih normal meski masih terlihat sedikit pucat. Bai Ziyuan yang melihat pemandangan di depannya, membuatnya tercengang dan tidak percaya.
"Dia baik-baik saja sekarang." Ucap Ning Mojian dengan suara rendah dan terlihat kelelahan.
"Penyakit serius yang diderita Fang Kang tadi, dengan begini saja sudah bisa kamu sembuhkan. Memangnya kamu itu dewa ya?" tanya Bai Ziyuan, penasaran dengannya.
"Dewa?" Ning Mojian tersenyum dingin dan melanjutkan kata-katanya, "Apa kamu itu, sedang menghinaku?!" perlahan-lahan dia menoleh dan menatap Bai Ziyuan yang berada di sebelahnya. Matanya yang semerah darah itu tampak seperti cahaya yang aneh di bawah sinar bulan.
"Kalau bukan, karena dia telah membantu wanitaku Ning Mojian, saya tidak akan peduli dia mau mati atau tidak!" kata Ning Mojian dengan suara aneh.
Melihat kedua bola mata yang semerah darah itu, membuat Bai Ziyuan langsung berlutut ke tanah, dia ketakutan, sampai-sampai seluruh tubuhnya gemetaran. Bai Ziyuan tahu, bahwa orang seperti Ning Mojian tidak akan melukainya. Kalau tidak, pasti dari tadi dia akan membiarkan hantu wanita itu membunuhnya. Apalagi dia tidak ada kewajiban, untuk berkali-kali menyelamatkan Fang Kang dan juga dirinya.
Bahkan walaupun Bai Ziyuan merasa ketakutan, dia masih bisa terpukau akan kecantikan wajah Ning Mojian. Apalagi dengan kedua bola mata yang semerah darah itu, membuatnya tidak tahan untuk menatap wanita itu. Sinar mata Bai Zhiyuan memperlihatkan, saat ini dia sedang terpesona dengan kecantikan Ning Mojian.
Ning Mojian yang melihat tatapan mata terpukau dari Bai Ziyuan kepadanya, membuat mata merahnya menyipit, lalu menatapnya dengan tajam. "Kau sudah tidak mau kedua matamu lagi ya?" kata Ning Mojian dengan suara mengancam.
Suara yang dingin yang menusuk itu membuat Bai Ziyuan menyadarkan diri dari pesona wanita itu. Dengan segera dia menundukkan kepalanya dan menggeleng.
Melihat Bai Ziyuan yang begitu patuh, membuat sudut mulut Ning Mojian terangkat karena tersenyum. Dia menatap ke atas, melihat bulan baru di malam hari. Cahaya bulan yang bersinar, memperlihatkan kecantikan alami di wajahnya. Walaupun wajah mungilnya terlihat masih ada sedikit lumpur yang menempel, namun tidak menutupi kecantikannya sama sekali.
"Jian Jian, kebaikan hatimu kepada orang lain membuat suamimu ini menjadi sulit." kata Ning Mojian tiba-tiba, sambil mengelus-ngelus dan menyentuh pipinya sendiri, semakin lama senyum dan tatapan matanya terlihat semakin dalam.
Bai Ziyuan perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sosok mungil itu. Gaun pengantin yang dikenakan oleh Ning Mojian tiba-tiba terbang tertiup oleh angin seperti sedang menari di udara. Saat ini dia sedang membelakangi bulan, bagaikan bidadari yang dengan mudah bisa membuat orang terpesona.
"Bai Ziyuan..." terdengar suara dingin dan tanpa perasaan memanggil namanya.
"Iya? Ada apa?" Bai Ziyuan menjawab dengan cepat, dia sudah tidak tahu kalau Ning Mojian ini seorang dewa atau siluman. Karena yang paling penting adalah dia sudah menyelamatkan nyawanya.
"Bantu aku menjaganya, aku pasti akan melindungimu dari apapun." Suara itu seperti berubah menjadi asap, samar-samar kemudian melanjutkan katanya, "Dan lagi, jika kamu berani kurang ajar padanya, aku juga yang akan memastikan kematianmu!" lalu suara itu menghilang.
"Aku pasti akan menjaganya dengan baik." kata Bai Ziyuan dengan sangat serius, lalu dia menaruh tangan di depan dadanya dan melanjutkan kata-katanya, "Kau tenang saja!".
Bukkk!!!
Ketika suara Ning Mojian terdengar selesai berbicara, tiba-tiba Bai Ziyuan mendengar suara keras, seperti sesuatu yang jatuh ke tanah. Bai Ziyuan segera mengangkat kepalanya, dia melihat Ning Mojian pingsan jatuh ke tanah dan tidak sadarkan diri...