Chereads / Malam Hantu / Chapter 10 - Menanggalkan Marga Ning

Chapter 10 - Menanggalkan Marga Ning

Ning Mojian pelan pelan membuka matanya yang terasa sangat berat, seberkas cahaya membuat matanya tidak terbiasa, segera dia mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya ke matanya.

Setelah beberapa saat, pelan-pelan Ning Mojian duduk dan melihat kamar yang asing baginya. Walaupun tempat ini tidak sebanding dengan kediaman keluarga Ning, tapi cukup indah dan klasik. Terlihat jelas, bahwa pemilik rumah ini tidak terlalu suka sesuatu yang mewah atau berlebihan. 

Kepalanya masih sedikit pusing, dia ingat bahwa kemarin dia melihat hantu wanita itu akan menyerangnya. Setelah kejadian itu, dia tidak mengingat apa-apa lagi, dia juga tidak tahu kalau sebenarnya sedang ada dimana sekarang ini, Apakah ini juga sebuah mimpi? Apakah aku masih di tempat rumah tua itu? katanya dalam hati.

Terlihat burung-burung yang hinggap di ranting pohon sedang beristirahat di luar jendela sambil mengeluarkan suara citcit-cuitnya, terkadang juga terdengar samar-samar suara seseorang sedang bercengkrama. Suara orang itu semakin lama semakin mendekat, saat itu juga ada seseorang yang mendorong pintu kamar tersebut, lalu masuklah seorang gadis muda yang memakai baju berwarna kuning muda.

"Nona, apakah kamu sudah bangun?" kata gadis muda itu, dia melihat Ning Mojian sudah bangun, dengan cepat bertanya lagi, "Apa ada yang sakit? Aku akan memanggilkan dokter untuk memeriksamu."

"Tidak, tidak usah!" kata Ning Mojian sambil tersenyum, dia tidak terlalu mahir kalau berbicara dengan orang yang sangat ramah. Dalam ingatannya, dia hanya tinggal bersama ibunya di rumah, selain ibunya tidak ada lagi orang yang bisa diajak berbicara, walaupun para pelayannya sekalipun.

"Jika Nona belum terlalu lapar, mungkin Nona bisa mandi dulu dan berganti pakaian." kata gadis muda berbaju kuning itu sambil menunjukan byobu atau tirai lipat ala Jepang yang berada disampingnya, "Air panasnya sudah siap nona." katanya lagi.

"Bagaimana kamu bisa tahu kapan aku bangun?" tanya Ning Mojian merasa sedikit aneh. 

"Tuan muda sudah memerintahkan kami, jadi kami semua tidak ada henti-hentinya mengganti air panas. Dengan begini apabila Nona sudah bangun, Nona bisa langsung mandi dengan air hangat." kata gadis muda itu menjelaskan.

"Tuan Muda? Tuan Muda siapa?" tanya Ning Mojian.

"Tuan Muda Bai, Bai Ziyuan." jawab gadis muda berbaju kuning itu sambil melihat reaksi Ning Mojian yang seakan tidak mengerti. 

Ning Mojian memiringkan kepalanya merasa bingung dan bergumam sendiri, "Tuan Muda berkata, bahwa kemarin Nona telah menyelamatkan Tuan Muda Bai dan Tuan Muda Fang, apakah Nona lupa?" kata gadis itu lagi.

Ternyata yang dimaksud adalah dua pemuda kemarin malam, kata Ning Mojian dalam hati. Kejadian kemarin malam, banyak yang dia tidak ingat, dia juga tidak ingat bagaimana caranya mereka bertiga bisa selamat dan melarikan diri dari cengkraman hantu wanita itu. Ning Mojian tampak tidak peduli seperti apapun kejadiannya, setelah keluar dari kuburan itu yang paling penting sekarang adalah dia memiliki tempat berteduh untuk sementara.

Ning Mojian menganggukan kepalanya, gadis muda berbaju kuning itu tersenyum ramah bagaikan sinar matahari yang menghangatkan. Dia dari dulu selalu iri dengan orang-orang yang tidak memiliki kegelisahan, melihat senyum mereka, membuatnya merasakan perasaan hatinya telah disembuhkan, tanpa sadar dia juga ikut tersenyum ringan. 

Gadis muda berbaju kuning itu menuntun Ning Mojian ke belakang tirai lipat dan menaruh pakaian pernikahannya yang kotor ke dalam tong kayu. Lalu, bersiap untuk membantunya mandi. Sadar akan hal itu, membuatnya langsung berkata "Biar aku sendiri saja yang melakukannya." dengan suara pelan Ning Mojian sedikit menolak jika ada orang lain yang ingin menyentuh tubuhnya.

"Tuan Muda sudah memerintahkan saya untuk melayani Nona dengan baik. Jika Nona menolak bantuan saya, mungkin Tuan Muda akan merasa kalau saya tidak ada gunanya. Nanti... saya akan diusir dari kediaman Bai ini, Nona!" kata gadis muda berbaju kuning itu, matanya mulai memerah, terlihat di sudut matanya saat ini terdapat air mata yang seperti berlian. Akhirnya dia memohon lagi, "Nona, aku mohon padamu, biarkan aku melayanimu ya!"

Ning Mojian melihat wajah yang tadinya seperti sinar matahari, sekarang berubah menjadi mendung. Karena tidak ingin menyakitinya, akhirnya dia menganggukkan kepala dengan pelan. Gadis muda berbaju kuning itu langsung kembali tersenyum, lalu dia mulai membasuh tubuh Ning Mojian dengan gayung berisi air .

"Nama saya Bai Ling. Anda bisa memanggil saya lonceng kecil." setelah mengenalkan diri, Bai Ling menyipitkan matanya, dia tersenyum dan bertanya, "Nona, siapa namamu?"

"Saya tidak punya marga, kamu bisa panggil aku Jian Jian." Ning Mojian menjawab sambil tersenyum pahit. 

Di kota kediaman Keluarga Ning, sudah tidak ada orang yang tidak tahu, kalau dua gadis emas dari Keluarga Ning di hari yang sama sudah melakukan upacara pernikahan. Apalagi, saat itu menjadi sensasi yang sangat terkenal dan tersebar luas di seluruh negeri. 

Takutnya bila Ning Mojian mengucapkan marga Ning, maka akan muncul masalah yang tidak perlukan. Apalagi, bisa dibilang dia sudah dibuang oleh Keluarga Ning, dan sekarang yang paling penting adalah dia tidak ingin lagi ada hubungan apapun dengan keluarga Ning...