Bai Ziyuan sangat kagum dengan kehati-hatian Ning Mojian, lalu dia pun mundur selangkah, kemudian berjongkok, menempatkan posisi yang pas untuk menebas bunga itu. Ketika dia sudah menebas bunga hitam itu, namun bunga itu terlihat tidak terpotong sepenuhnya. Tidak tahu apakah karena sabitnya yang tidak tajam, atau karena duri bunga hitam itu yang sangat keras.
"Apa sih ini, kenapa bisa lebih keras dibandingkan batu!" kata Bai Ziyuan, dia menggumam sendiri, kemudian melanjutkan, dan menebasnya dengan sekuat tenaga.
Tapi sayangnya, gerakannya kali ini tidak semulus yang pertama, karena dari daun dan batang yang patah itu, tiba-tiba muncul tumbuhan rambat berwarna hijau yang tidak terhitung, bentuknya sangat tipis, bahkan setipis rambut.
Tumbuhan rambat itu merambat dengan cepat dan langsung mengelilingi pergelangan tangan Bai Ziyuan dengan erat. Membuat punggung tangannya terluka, lalu terlihat darah yang mulai keluar dari tangannya. Sabit yang dipegangnya pun jatuh dari tangannya, kemudian dia pun langsung berteriak kesakitan.
"Wahhhh, apa ini sebenarnya sih, sakit sakit sakiiitttt!" teriak Bai Ziyuan kesakitan. Saat ini,dia benar-benar kesakitan, bahkan sampai mau menangis karenanya, jika seperti ini terus tangannya bisa-bisa ditarik hidup-hidup oleh tumbuhan itu.
Ning Mojian mengambil sabit itu dengan segera, kemudian bersiap menebasnya, tapi tiba-tiba bunga itu perlahan-lahan berbalik ke arahnya, seketika itu juga membuatnya bergidik. Dia mengedip-ngedipkan matanya, kemudian segera menebaskan sabit itu ke arah bunga hitam itu.
Luka sebelumnya pada bunga itu, terlihat mengeluarkan tumbuhan rambat hijau lagi, kemudian mulai merambat ke tangan Ning Mojian, dan dengan erat melingkarinya. Seluruh tubuhnya langsung merasakan sakit, membuatnya mengerutkan keningnya, kemudian dengan satu tangannya yang lain, dia meraih sabit itu dan menebas bunga itu dengan sekuat tenaga.
Terdengar suara jeritan aneh dari bunga itu, kemudian kelopak bunga itu tiba-tiba tergulung pelan-pelan ke dalam lalu tidak bergerak, kemudian secara perlahan menjadi layu. Sedangkan, tumbuhan hijau yang mengelilingi tangan Ning Mojian tadi, tiba-tiba mengering dan hilang menjadi debu.
"Ziyuan, bagaimana denganmu?" tanya Ning Mojian, dia segera membantu Bai Ziyuan berdiri, dan melihat ke tangan kanannya yang saat ini tidak bisa bergerak. Hal itu terlihat cukup menakutkan, dengan segera dia mendudukkan Bai Ziyuan ke bangku batu yang sudah tidak dipakai, "Kamu duduk di sini, aku akan mencoba melihat tanganmu." katanya dengan cemas.
Bai Ziyuan merasa sangat sakit, seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, dia memiringkan wajahnya karena tidak berani melihat ke arah tangannya sendiri. Ning Mojian lalu menarik lengan bajunya ke atas, sampai kelihatan lengannya. Sekarang, seluruh lengannya terlihat berdarah, ada beberapa tempat yang sampai kelihatan tulangnya, Ning Mojian tidak menyangka kalau bisa sampai separah ini.
"Aku akan membawamu ke tabib untuk diperiksa." kata Ning Mojian sambil membantu Bai Ziyuan berdiri dengan segera, "Tahan sedikit ya sakitnya." katanya dengan khawatir.
Bai Ziyuan tidak pernah terluka seperti ini, tapi ketika dia melihat tangan Ning Mojian yang penuh darah, membuatnya mengerutkan kening. Jian Jian seorang gadis yang terlihat lemah saja bisa menahan sakit di tangannya, kenapa aku tidak bisa?! batinnya sambil menahan rasa sakit.
Ketika baru sampai di tempat tabib, terlihat murid tabib di sana langsung terkejut, lalu dengan segera membantu Bai Ziyuan. "Tuan muda Bai, ini kamu kenapa?" tanya murid itu, lalu dia mendudukkan Bai Ziyuan ke kursi kayu dan berkata lagi, "Kamu tunggu di sini, aku akan memanggil guruku."
Murid itu masuk ke dalam dengan segera, tidak lama kemudian dia berjalan keluar dan datang kembali bersama Tabib Jia. Tuan Bai terkenal sangat baik, seluruh orang di Kota Jia Ding juga mengenalnya. Jadi sudah jelas mereka juga mengenal Bai Ziyuan, melihat luka parah di tubuhnya saat ini, membuat raut wajah tabib itu pun langsung berubah.
"Ini apa yang terjadi, bagaimana bisa terluka sampai seperti ini?" tanya Tabib Jia dengan terheran. Karena, jika luka ini tidak segera dirawat, bisa-bisa tangan Bai Ziyuan akan cacat, lalu Tabib Jia segera berkata, "Xiao Ba, ambil alkohol segera, aku mau membersihkan lukanya."
Xiao Ba mendengar suara Tabib Jia yang panik, karena dia tahu seberapa parah luka itu. Lalu dengan segera, dia menurunkan sebotol alkohol kecil dan kapas dari lemari, kemudian membawanya ke Tabib Jia...