Aku tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Anyi! Apa yang kamu lakukan?"
Anyi tidak mendengarku. Ia sedang mengaitkan sederetan kancing di gaunnya dan tidak melihatku sama sekali.
Aku menatap wajahnya dengan teliti dan menyadari bahwa wajahnya terlihat sangat aneh. Matanya nampak kosong dan wajahnya datar tanpa ekspresi. Bukan seperti Anyi yang biasanya.
Seketika itu juga aku menyadari bahwa ia telah dikendalikan oleh hantu.
Tidak sampai kancing terakhir terikat, ia bangkit perlahan-lahan. Gaun merah sepanjang pergelangan kakinya segera jatuh dan membungkus tubuh mungilnya. Bagian belakang gaun merah itu berwarna hitam dan saat dilihat di kegelapan akan terlihat menyeramkan dan aneh.
Ia berjalan dalam langkah yang diam, lalu perlahan membuka pintu asrama, berbalik dan keluar.