Dengan canggung aku mendorong Bei Mingyan menjauh dan menunjukkan senyum bersalah, "Temanku masih terbaring di tanah, bawa dia kembali terlebih dulu."
Jika bukan karena Cai Wuli yang berdiri untuk mengingatkanku, aku benar-benar sudah melupakan Anyi.
Saat ini aku sangat gugup. Bagaimana bisa aku mulai menggoda Bei Mingyan sedangkan di depan mataku saat ini masih ada orang tak sadarkan diri yang tergeletak di tanah.
Cai Wuli berjalan mendekat ke arahku dengan wajahnya yang pucat tanpa mengatakan apapun.
Ia menatapku dan Bei Mingyan secara bergantian.
Saat itu, Bei Mingyan masih memegang bahuku. Aku cepat-cepat melepaskannya dan berpura-pura tidak terbiasa dengan sentuhannya. Tetapi dalam hati, aku benar-benar membenci diriku sendiri. Sudah jelas-jelas aku baru saja bercumbu di depan Cai Wuli dan saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa kepadanya.
Sembari memikirkannya, aku berusaha mendorong Bei Mingyan untuk menjauh.
