Segera aku menoleh ke belakang, memberikan senyum termanis untuknya dan sekali lagi memberi hormat kepadanya.
"Ampuni, Putri."
Dengan tangan terlipat, ia menatapku dengan angkuh.
"Itu hampir sama. Sang putri sekarang adalah tunangan Yang Mulia. Kamu hanya seorang penjaga kecil. Lain kali aku ingin melihatmu mengunjungi sang putri dengan hadiah yang luar biasa. Kamu harus ingat."
"Baik, Xiaoqi akan mengingatnya."
Aku mengatakan ini hanya di mulut tetapi aku lihat ia tidak menyadari penghinaan di mataku.
Sekarang ini ia belum menjadi putri asli tetapi sudah mulai memberiku pelajaran. Jika ia benar-benar ingin menjadi seorang putri, ia tidak bisa pergi ke surga.
Saat ini aku tidak mengatakan apa-apa lagi. Dengan mata terkulai, aku berbalik dan pergi.
Dalam hati aku hanya bisa mengutuk masyarakat zaman dulu yang menganut sistem martabat dan ketertiban.