Aku hanya meliriknya dan saat ini hatiku dipenuhi dengan perasaan yang bercampur aduk, sulit untuk dijelaskan.
"Bulan lalu, Chen Lin berulang tahun dan kami pergi ke 'Paradise World' untuk bersenang-senang." Ia menundukkan kepalanya dan tidak membiarkanku menatap matanya. Perlahan-lahan aku mulai memahami asal mula permasalahan yang turut menyeretku.
Pada hari itu, sekelompok pria penindas ini melangkah ke 'Paradise World'. Kepala pelayan yang sudah mengetahui bagaimana selera mereka langsung memilih empat gadis dan mengirim mereka ke kamar pribadi untuk menemani tamu istimewa ini.
Karena keempat penindas ini sering berkunjung ke Paradise World, gadis-gadis yang sudah lama berada di sana juga sudah dipastikan mengenali siapa mereka. Gadis-gadis itu juga tahu jika keempat pria kaya ini merasa bahagia karena pelayanan mereka, mereka akan mendapatkan banyak uang. Kadang-kadang penghasilan yang didapat dalam semalam bisa lebih dari penghasilan mereka sebulan.
Oleh karena itu, para wanita penghibur di sana sangat antusias untuk menyenangkan mereka.
Malam itu, di antara empat wanita yang dipilih oleh kepala pelayan untuk menemani keempat pengganggu ini, ada seorang gadis yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Meskipun ia juga menemani mereka minum, tetapi wajah cantiknya tidak menunjukkan senyum sama sekali. Ia hanya diam menyaksikan rekan kerjanya bersenang-senang dengan para pria di depannya.
Chen Lin yang melihat wajah dingin itu merasa tidak senang.Ia menarik gadis kecil itu ke dalam pelukannya dengan kasar, "Beri aku satu senyuman."
Gadis kecil itu dengan sangat terpaksa memberikan senyumannya, namun menurut Chen Lin senyum itu lebih buruk daripada sebuah tangisan. Chen Lin mengerutkan kening dan berteriak, "Tunjukkan senyum yang benar!"
Mata besar gadis kecil itu mulai berair, bahkan senyum yang ada di bibirnya perlahan menghilang. Chen Lin yang melihatnya semakin tidak senang dan dia pun mulai marah.
Ia menendang meja, lalu tanpa mendengarkan sanggahan gadis itu, ia menyeretnya keluar. Beberapa orang bergegas untuk menghentikannya, tetapi Chen Lin yang sedang mabuk justru berteriak kepada mereka, "Aku belum pernah bertemu dengan wanita yang tidak bisa menghargai kebaikan!"
"Lepaskan!" Gadis kecil itu meraih kusen pintu dan berteriak.
Saat Chen Lin melihatnya memberontak, amarahnya semakin memburuk. "Jika kamu tidak ingin melayani para tamu hari ini, lebih baik jangan datang ke sini!"
Setelah mengatakannya, Chen Lin menatap ke arah teman-temannya. Detik itu juga Han Ye langsung menunjukkan seringai, lalu menarik tangan gadis kecil itu dan membawanya pergi. Chen Lin hanya mengikuti di belakang Han Ye.
Keributan yang terjadi sudah terdengar di telinga kepala pelayan, tetapi siapa yang berani menyinggung para tamu istimewa itu?
Gadis kecil itu menangis. Ia diseret dari lantai dua menuju lantai satu. Saat melewati lobi lantai satu, sekelompok tamu, seorang wanita, dan seorang pelayan terkejut melihat gadis itu diseret secara paksa. Mereka menyeret gadis itu ke dalam mobil dengan Chen Lin yang mengemudikannya.
Kejadian itu disaksikan orang ratusan orang yang ada di Paradise World, tetapi tidak ada satu orangpun yang membantu gadis kecil itu.
Aku dapat membayangkan bagaimana kejadiannya. Sama seperti ketika aku berada di pesta malam ini, saat aku diseret oleh para pengganggu ini, orang-orang hanya acuh tak acuh, tidak ada rasa simpati sama sekali. Mereka justru menatapku dengan tatapan aneh, tetapi aku masih lebih beruntung daripada gadis kecil itu.
Lalu, apa yang terjadi selanjutnya sudah jelas.
Gadis kecil itu dibawa ke hotel dan Chen Lin memanggil beberapa orang. Hari itu mereka bermain dengan kasar dan tidak menyadari bahwa gadis kecil itu sedang hamil. Ia merasa sangat terluka dan tidak senang karena ia hamil tanpa diduga, tetapi ia tidak berani memberitahu kepala pelayan. Ia hanya bisa terus memaksakan diri untuk tetap melayani tamu, tetapi sialnya ia bertemu dengan empat pengganggu ini.
Chu Yan mengatakan ia tidak ikut serta. Ia merasa bahwa hanya orang-orang menjijikkan yang akan melakukan hal semacam itu. Jadi, sesuai dengan instruksi Chen Lin, ia hanya merekam seluruh kejadian itu.
Aku yang mendengar cerita ini, tanpa sadar sudah mengepalkan tanganku hingga ujung-ujung jariku menjadi putih. Perilaku kelompok ini benar-benar mengerikan!
Kemudian setelah merasa cukup dengan permainan yang mereka lakukan, mereka menemukan gadis itu sudah pingsan dan ada banyak darah di tubuh bagian bawahnya. Setengah dari seprai itu diwarnai dengan noda merah darah. Mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan segera memanggil ambulan, tetapi sudah terlambat. Gadis kecil itu menderita penyakit jantung bawaan. Ketika mereka sedang memperkosa gadis itu, ia meninggal karena serangan jantung dan yang lebih parah lagi ia masih dalam kondisi hamil, sehingga anak dalam kandungannya turut meninggal.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Mau tidak mau aku menyeringai pada kemarahan gadis kecil itu dengan penuh kebencian. Iblis atau manusiakah yang lebih mengerikan?
Chu Yan membenamkan kepalanya dalam-dalam di telapak tangannya, lalu menggelengkan kepala dan berbisik, "Aku tidak pernah berpikir masalah ini akan berkembang menjadi seperti sekarang. Jika aku tahu sebelumnya, aku pasti akan menghentikan Chen Lin hari itu."
Sopir taxi kami tiba-tiba membuka suara dengan dingin, "Jadi menurutmu, kamu tidak terlibat? Bukankah itu sebuah pembunuhan?"
"Aku tidak mengatakan begitu!" Chu Yan berteriak sambil memandangi sopir taksi, "Aku tahu aku juga terlibat, tetapi aku benar-benar tidak ingin mati..."
Tunggu dulu, ini tidak benar. Suaraku dan Chu Yan sangat kecil, sedangkan sopir itu duduk di depan dan jendela mobilnya di buka. Bagaimana bisa suara kami terdengar dengan begitu jelas?
Tiba-tiba aku menyadari sesuatu, "Dia, dia kerasukan!"
Chu Yan juga menyadari ketidaknormalan sopir itu. Saat ia mengangkat kepalanya, sopir itu tersenyum jahat dari kaca spion. Chu Yan menegakkan tubuhnya dan berniat untuk membuka pintu lalu melompat keluar.
Sebelum ia sempat melakukan aksinya, sopir itu tiba-tiba bersuara, "Jangan buang-buang tenaga. Aku sudah menangkap kalian dan aku tidak akan membiarkan kalian pergi hidup-hidup!" Sopir itu melotot ke arah kami. Meskipun suaranya terdengar mengancam, tetapi terselip nada kesedihan di sana.
Pintu mobil terkunci dan tidak dapat dibuka.
Hantu perempuan itu benar-benar menyusul dengan cepat. Ia melihat ke arah kami dengan tatapan kebencian. Pandangannya begitu dalam sampai terasa seperti menembus tulang belakang. Aku mengerti kebenciannya, tetapi aku juga takut ia akan marah kepada orang yang tidak bersalah.
Saat aku melihat ke arah hantu di wajah sopir itu, ia berbalik menatapku, "Aku ingin membuatmu tampak bersalah atas kejahatan yang kulakukan. Aku tidak menyangka dia akan membuat kesaksian palsu untukmu dan akhirnya kamu terbebas. Aku harus mengubah rencanaku. Jadi jangan salahkan aku jika aku harus membunuh kalian berdua."
"Kau menjebakku!" Aku memandang hantu itu dengan tidak percaya dan menggelengkan kepala, "Aku tidak mengenalmu dan aku belum pernah melukaimu. Kenapa kau menjebakku?"
Hantu perempuan itu mencibir, "Tidak ada alasan. Aku harus membunuh seseorang dan aku harus menemukan orang lain untuk menanggung dosaku. Jika tidak, maka akan sulit dideteksi."
"Tapi kenapa kamu memilihku?"
"Karena kamu memiliki beberapa koneksi dengan bajingan itu. Kamu tahu? Kamu telah diamati sejak lama. Mereka memiliki kegiatan seks yang menyimpang. Mereka mencatat daftar wanita yang ingin mereka tiduri dan kamu ada dalam daftar itu. Namamu ada di nomor satu dalam daftar mereka. "
Aku terkejut dan langsung mengarahkan pandanganku pada Chu Yan. Ia menggelengkan kepala dan mengatakan bahwa ia tidak tahu.
Aku hanya menatap Chu Yan dan berteriak dalam hati, "Aku akan mengingat perihal ini dan setelah masalah hantu ini selesai, aku akan membuat perhitungan denganmu."
Hantu itu melanjutkan ucapannya, "Aku kembali untuk membalas dendam. Aku meminta pertolongan dari hantu kuning agar ia menyelinap masuk ke rumahmu untuk mencuri sidik jarimu. Aku tahu kalau para 'sampah' ini akan mulai mengganggumu di masa depan dan kamu akan mendapat konflik dengan mereka. Aku terus menunggu hari itu dan tiba saat pesta malam ini, kamu berselisih dengan mereka. Lalu aku memasukkan belati dengan sidik jarimu dan menancapkannya ke dalam dada 'sampah' itu."
Ia mengatakan hal yang menurut ia remeh, tetapi aku tidak bisa menahan kemarahan di hatiku, "Kamu adalah korban, tetapi sekarang kamu berubah menjadi tersangka dan menjebak orang yang tidak bersalah."