Aku melihat hantu bayi yang menempel di kakinya perlahan memutar kepala dan akhirnya berbalik 180 derajat. Posisi yang seharusnya terdapat mata justru tidak terlihat ada pupil sama sekali. Dua lubang hitam besar itu sepertinya sedang menatapku.
Tiba-tiba hantu bayi itu menarik sudut bibirnya, wajah yang tidak normal itu langsung berubah menjadi cekung dan bergerak-gerak lalu memberiku senyum yang mengerikan.
Kesadaranku belum benar-benar kembali sampai gadis itu pergi sepenuhnya dan Pendeta Tao telah memanggilku beberapa kali.
"Nona Xia, maafkan aku telah membuatmu menunggu." Pendeta itu tersenyum dan melambai kepadaku memberi sinyal untuk duduk di depannya.
Segera setelah aku duduk, aku langsung bertanya kepada pendeta itu, "Gadis yang baru saja pergi, apa dia terjerat oleh hantu bayi?"
"Tepat sekali." Pendeta itu membelai jenggotnya dan tampak percaya diri.
"Pendeta Tao tahu di mana hantu bayi itu?"
Pendeta Tao tampak terpana dan segera menjawab dengan santai, "Dia menyembunyikan dirinya di sudut yang gelap. Ini siang hari dan hantu-hantu tidak berani beraktivitas. Mereka semua siap bergerak ketika ada kekuatan yin yang kuat."
Aku langsung bangkit berdiri, berbalik, membuka tirai, dan bergegas keluar.
"Hei? Nona Xia, mengapa Anda pergi? Ruang di antara alismu berwarna hitam, esensi dasar kehidupanmu melemah, tangan dan kaki kosong, dan dalam beberapa hari ke depan akan ada bencana berdarah. ... "
Aku tidak memahami sedikitpun yang ia katakan. Aku yakin bahwa ini hanyalah penipuan dan hantu-hantu masih ada di sekitarku sekarang.
Ketika aku sampai di rumah pada sore hari, aku sangat terkejut saat membuka pintu.
Aku melihat Pendeta Tao berada di rumahku dan ia sedang berbicara dengan Ayah dan Xu Shengze di sofa ruang tamu.
Xia Qianyang yang sedang memainkan ponsel, duduk di samping pacarnya, Qin Manying.
Aku berbicara dalam hati, Xia Qianyang semakin lama semakin besar dan sekarang ia sudah mulai berani untuk membawa pacarnya datang ke rumah.
Namun, Ayah nampak sibuk mengobrol dengan Pendeta Tao dan tidak terlalu memperhatikan Xia Qianyang dan pacarnya.
Mereka berbicara cukup lama. Sebelum pendeta pergi, ia menempel banyak kertas kuning dengan rune (ed: huruf kuno) merah di rumahku. Benda-benda itu tampak mengganggu dan sangat tidak sedap dipandang.
Aku bertanya, "Apa ini?"
"Simbol jiwa yang tersebar. Pendeta Tao mengatakan bahwa ini adalah jimat hantu yang paling kuat, tidak peduli seberapa kuat hantu itu, mereka akan dilemahkan oleh jimat ini dan jiwa mereka akan terbang jauh," jelas Xu Shengze.
Aku bertanya dalam hati, jiwa hantu apa saja yang akan terbang dan takut? Apakah termasuk Bei Mingyan?
Aku hanya bisa tersenyum, "Di mana ada hantu? Jangan terlalu tidak rasional seperti ini."
"Qianqiu, apakah kamu lupa hal-hal aneh yang terjadi di rumahmu beberapa hari yang lalu? Pendeta Tao baru saja melihatnya dan dia mengatakan bahwa energi negatif di rumahmu sangat kuat. Pasti hantu yang jahat yang telah memprovokasi sesuatu yang mengerikan, dan hantu ini tidak hanya tinggal disini selama sehari dua hari saja. Dia juga mengatakan energi negatif yang paling kuat berasal dari kamarmu.
"Dia pembohong."
"Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?" Ayah melirikku dengan tidak senang.
"Jika kalian tidak percaya tidak masalah, tapi jangan tertipu olehnya."
Wajah ayahku terlihat agak ragu-ragu, akhirnya aku bertanya, "Ayah tidak memberinya uang kan?"
"Aku memberinya 100.000, tapi itu bukan masalah besar."
Apa-apaan ini! Aku tidak bisa membiarkannya. Meskipun ayah punya banyak uang, tapi bukan untuk diberikan kepada seorang penipu. Tetapi aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak bisa berbicara dengan mereka tentang pengalamanku di kedai teh dan tentang keraguanku mengenai kemampuan pendeta Tao untuk mengusir hantu.
Namun, karena mereka orang yang biasa-biasa saja, aku yakin jimat ini tidak akan bisa menyakiti Bei Mingyan. Aku lega memikirkannya.
Detik selanjutnya, aku tidak bisa menahan keterkejutanku. Sejak kapan aku mulai mengkhawatirkan keselamatannya?
Sore itu, ketika aku sedang beristirahat di kamar, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan di pintu. Ketika aku membukanya, aku melihat Qin Manying sedang berdiri di sana. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit canggung dan ia menatapku dengan malu-malu.
Aku merasa sangat kaget. Aku belum terlalu mengenalnya. Xia Qianyang berganti-ganti pacar dengan sangat cepat, aku tidak pernah mengenal satupun dari mereka.
"Ada masalah apa?" Saat aku melihat wajahnya yang memerah, mau tidak mau aku bertanya dengan lembut.
"Kak Qianqiu, apakah kalian mengundang pendeta Tao ini untuk mengusir roh jahat?"
Aku tidak tahu mengapa ia tiba-tiba mengajukan pertanyaan ini, "Menurutku dia adalah penipu. Ada masalah apa?"
Sepasang bulu mata Qin Manying berkedip-kedip, menunjukkan adanya ketakutan, "Tidak ada. Hanya saja beberapa hal aneh terjadi akhir-akhir ini, aku ingin mencari pendeta untuk membantuku."
Saat itu aku melihat kekhawatiran yang terpancar di wajahnya, aku menepuk pundaknya lembut dan mencoba menghiburnya, "Jangan berpikir terlalu jauh. Beberapa hal hanya terjadi dalam pikiranmu sendiri."
Ia mengangkat matanya lalu menatapku. Matanya terlihat sangat jernih. Setelah beberapa saat ia menggigit bibirnya dan mengangguk.
Setelah Qin Manying pergi, aku memanggil Xia Qianyang. Ia sedang berkutat dengan game di ponselnya dan tidak peduli dengan pacarnya. Aku berkata padanya dengan tidak senang, "Sepertinya Manying memiliki masalah akhir-akhir ini. Lebih peduli lah kepadanya."
Ketika Xia Qianyang mendengar perkataanku, matanya akhirnya beralih dari ponsel, tetapi ia menatapku dengan tatapan malas, "Itu adalah ketakutannya sendiri. Dia berkata bahwa dia terbangun di tengah malam dan melihat beberapa sosok berdiri di samping tempat tidurnya. Ketika dia menyalakan lampu, dia tidak melihat mereka lagi. Aku juga sudah tinggal di rumahnya selama satu malam, tetapi aku tidak melihat apa-apa. "
Aku mengerutkan kening dan tidak tahu harus berkata apa. Kedengarannya sangat aneh.
Malam itu, aku berbaring sendirian di tempat tidur sambil memandangi jimat kuning yang ada di sudut kamarku. Aku tidak tahu apa yang mereka tulis dan itu terlihat aneh. Aku juga tidak bisa menebak apa yang akan dipikirkan Bei Mingyan ketika ia melihat bahwa seluruh rumah ditutupi dengan jimat hantu kuning itu.
Memikirkan hal ini, semakin lama aku merasa semakin mengantuk dan kesadaranku secara perlahan mulai kabur…...
Dalam ketidaksadaranku, aku merasa seperti ada tangan kecil yang dingin menempel di leherku. Sepertinya tangan itu seukuran bayi tapi tidak selembut bayi yang baru lahir. Rasanya justru dingin dan keras seperti batu kecil.
Aku terbangun dan langsung dihadapkan dengan sepasang mata hitam.
"Ah!" Aku berteriak, secara spontan aku melemparkan bantalku ke sepasang mata hitam itu dan mundur dengan perlahan.
Itu adalah bayi hantu!
Bagaimana itu bisa terjadi? Tampaknya jimat kuning di dinding itu benar-benar menipu! Pengusiran setan apanya? Jelas-jelas ada hantu disini!
Aku melihat bayi hantu itu perlahan menggeliat, wajahnya sangat kering dan cekung, sederet giginya yang tajam tampak seperti hiu. Sepertinya ia menertawakanku.
"Kekuatan Yin yang sangat murni." Suara serak bayi hantu itu tidak mengungkapkan kelembutan seperti anak kecil dan terdengar sangat aneh di telingaku.
Tanganku dengan segera meraih ke bawah bantal dan menyentuh Asura. Aku meletakkan Asura di bawah bantal sebelum tidur, kalau-kalau aku membutuhkannya. Dan benar, aku benar-benar membutuhkannya saat ini.
Saat aku menyentuh busur dan anak panah, aku merasa sedikit lega. Bayi hantu itu jelas tidak bisa melihat persiapanku. Ia merangkak ke arahku seperti bayi dan wajahnya yang besar menatapku dengan senyum licik.
"Aku butuh tuan rumah sepertimu."
Tuan rumah? Tampaknya di rumah teh hari ini, saat hantu bayi menatapku, ia menunggu kesempatan untuk berpindah inang di malam harinya.
Dengan cepat aku mengarahkan Asura ke dahi bayi hantu itu. Terdengar suara mendesing, anak panah itu mengeluarkan cahaya putih yang berpendar dan melintas ke tengah alisnya.
Tubuh hantu bayi itu terpental ditabrak oleh panah yang kuat dan terbang keluar, menabrak dinding, teriakannya yang memekakkan telinga.
Bayi hantu itu berjuang menggeliat-geliatkan tubuhnya dan berteriak, "Pendeta bodoh tidak berguna!"