Chereads / Kamu Sangat Manis / Chapter 24 - Tangisan

Chapter 24 - Tangisan

Tatapan Wei Chihan tertuju pada darah yang menodai seprai, lalu ia menundukkan kepalanya dan mencium dahi wanita itu. "Apakah wanita sepertimu mengalami kesulitan saat datang bulan?"

"Yue'er, aku merasa sedih jika kamu menangis seperti itu, " Ujar Wei Chihan lalu memeluk wanita itu erat-erat. Kemudian ia mencium mata dan wajah wanita itu.

Ekspresi wajah Wei Chihan tampak kacau dan tatapannya yang membara berangsur-angsur memudar.

"Hu hu~" Ming Yue'er berusaha untuk menahan tangisannya. Ia tidak ingin menangis di depan pria itu. Tetapi dalam waktu yang bersamaan, ia tidak bisa menahan rasa sakit di hatinya. Matanya terus-menerus dibasahi oleh air mata.

Ia tidak boleh menangis! Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan pria itu!

Ming Yue'er dalam benaknya terus-menerus mengatakan seperti itu pada dirinya sendiri.

Wei Chihan berhenti dan menundukkan kepalanya untuk melihat wajah wanita yang menangis itu. Wajah wanita yang putih dan lembut itu tampak sedikit memerah, sepertinya ia merasa tidak tenang. Bibirnya yang lembut menjadi bengkak karena ciuman, tetapi bibirnya juga memiliki noda darah.

"Jika kamu ingin menangis, menangis saja. Aku sudah terbiasa dengan wanita yang menangis, tidak usah menahan tangisanmu." Ujar Wei Chihan sambil terkekeh setelah melihat wanita itu menahan tangisannya.

Lalu pria itu mulai melepas sabuk yang mengikat pergelangan tangan wanita itu.

Tangan Ming Yue'er akhirnya terlepas dari ikatan. Lalu ia mengulurkan tangannya dan mendorong tangan Wei Chihan, karena ia merasa bahwa tangan pria itu membuatnya merasa terganggu.

"Jangan sentuh aku!" Ming Yue'er duduk, lalu ia mengambil selimut tipis untuk menutupi dirinya.

Ketika Wei Chihan tiba-tiba didorong oleh wanita itu, alisnya terangkat karena ia merasa tidak nyaman.

Wei Chihan kemudian berdiri, lalu ia mengenakan kembali jubah militernya dengan mengancingkannya perlahan.

Pria itu menatap Ming Yue'er yang sedang duduk dengan sedih di atas tempat tidur. "Aku akan memberitahumu sekali lagi jika aku, Wei Chihan, tidak akan menyakiti wanita. Jadi kamu seharusnya bersyukur! Mengerti?"

Ming Yue'er menatap pria itu dengan marah, lalu ia memegang erat-erat selimut tipis tersebut. "Wei Chihan! Mengapa kamu selalu bersikap begitu sombong? Kamu lebih baik membunuhku dan jangan sentuh aku lagi!"

Tubuh Ming Yue'er menjadi gemetar karena marah.

"He, he~~" Wei Chihan terkekeh dengan nada yang menyindir.

Pria itu meraih cerutu yang berada di atas lemari meja, lalu ia dengan perlahan menyalakan pemantik.

"Klik," pemantik tersebut mengeluarkan cahaya biru, lalu ia menyalakan ujung cerutunya dan cahaya dari pemantik tersebut menerangi wajahnya yang tampan.

Wei Chihan mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskan cincin asap, lalu asap cerutunya menyebar ke wajahnya yang tampan dan tegas. Pria itu mengenakan jubah militer dan bertelanjang kaki, ia menyandarkan tubuhnya di atas kursi dan duduk dengan kaki terlipat.

Lalu ia tersenyum pada Ming Yue'er yang sedang duduk di atas tempat tidur.

"Jika kamu ingin aku berhenti menyentuhmu, katakanlah yang sejujurnya padaku! Apakah kamu benar-benar tidak mengambil manik-manik peraknya?"

Ming Yue'er tiba-tiba tersadar kembali dan berkata dengan cemas. "Wei Chihan! Berapa kali aku harus mengatakan padamu jika aku tidak tahu sama sekali mengenai manik-manik perakmu?! Aku belum pernah melihatnya, tapi mengapa kamu menuduhku mencurinya?"

Wei Chihan menghembuskan asap cerutu dari mulutnya, lalu ia menjentikkan abu cerutunya dan berpikir.

Ketika Ming Yue'er melihat pria itu sedang berpikir, ia menutupi tubuhnya dengan selimut tipis. Darah wanita yang sedang datang bulan itu terus-menerus keluar dari tubuhnya, hingga membuat seprainya menjadi semakin kotor dan basah. Hal itu membuatnya benar-benar marah dengan pria itu.