Ketika Xiao Cheng melihat tindakan wanita itu, ia mengerutkan alisnya dan berkata, "Kalau begitu, bisakah kamu memberitahuku sekarang siapa namamu? Dari mana kamu berasal? Dan apa yang kamu lakukan di Kota Hai?"
Ming Yue'er menghadap Xiao Cheng dan berkata, "Tuan Keempat, namaku Ming Yue'er, aku berasal dari Kota Binzhou. Namun aku tidak bisa memberitahu Tuan apa yang aku lakukan di Kota Hai."
Xiao Cheng mengangguk sedikit, lalu mengangkat alisnya dan menunjuk pada permainan catur yang berada di atas meja.
"Nona Ming, apakah kamu bisa bermain catur?"
Lalu Ming Yue'er melirik papan catur tersebut dan mengangguk sedikit, "Bisa."
"Maukah kamu ikut bermain catur denganku?"
"Baiklah." Ming Yue'er menganggukan kepalanya.
Mereka berdua terus bermain catur hingga seluruh papan catur diselingi oleh pion putih dan pion hitam.
Ming Yue'er mengangkat kepalanya dan menatap pria yang berada di seberangnya, "Tuan Keempat, aku kalah."
"He he." Xiao Cheng terkekeh dan berkata, "Nona Ming, apakah kamu sengaja membiarkanku untuk memenangkan permainan ini?"
"Mengapa Tuan berkata begitu? Tuan Keempat terlalu merendah."
Lalu ada seorang bawahan yang berlari masuk dengan terburu-buru, dan menghampiri Xiao Cheng.
"Tuan Keempat."
"Katakanlah, apa yang terjadi di luar?"
"Tuan keempat, para prajurit provinsi Hunan sekarang berada di seluruh penjuru Kota Hai, mereka memeriksa dari rumah ke rumah. Bahkan gerbang kota, stasiun kereta api, dermaga, dan banyak tempat di kota diinspeksi dengan ketat. Kita benar-benar dihalangi."
Ketika Ming Yue'er mendengarnya, ia menjadi panik.
"He~" Xiao Cheng tersenyum menatap Ming Yue'er dan berkata, "Nona Ming bagaimana kamu bisa membuat Gubernur Militer tersinggung, hingga membuatnya menghabiskan begitu banyak waktu untuk mencarimu di seluruh kota?"
Ming Yue'er hanya menurunkan tatapannya dengan canggung dan terdiam.
Xiao Cheng memperhatikan jika wanita itu memiliki sesuatu yang tidak dapat dikatakannya, jadi ia tidak bertanya pada wanita itu.
Seorang bawahan di sampingnya berkata lagi, "Tuan Keempat, jika seandainya saja mereka menemukan kita, bagaimana Tuan akan menangani mereka?"
Ming Yue'er mengangkat lagi kepalanya dan menatap Xiao Cheng dengan gugup. Ia juga ingin tahu bagaimana jika seandainya saja pria yang akan melindunginya ditangkap oleh Wei Chihan.
Xiao Cheng menatap Ming Yue'er dan berkata, "Nona Ming, apakah kamu bisa bernyanyi?"
Ming Yue'er terdiam sejenak dan berpikir lalu mengangguk, "Bisa."
"Apakah kamu bisa menyanyi dengan baik?" Tanya Xiao Cheng.
Ming Yue'er tidak begitu mengerti apa yang Xiao Cheng ingin lakukan, jadi ia hanya bisa mengangguk, "Bisa."
Xiao Cheng mengangguk dengan puas. "Baguslah, kalau begitu aku akan membawamu ke suatu tempat agar Wei Chihan tidak bisa menemukanmu."
Ming Yue bertanya dengan penasaran, "Tempat apakah itu?'
Kemudian Xiao Cheng tersenyum misterius dan berkata, "Kamu akan segera mengetahuinya."
*****
Pada malam hari yang gelap.
Di Tempat Hiburan Xi Le Men, Ming Yue'er mengenakan Cheongsam
Ia menjadi penyanyi wanita bertopeng. Kalau sudah begini, apakah Wei Chihan bisa megetahui identitasnya?
Lampu panggung menyala, saksofon dimainkan, dan bibir merah wanita yang lembut tersebut melantunkan lagu yang indah.
…....
Di tempat duduk khusus lantai atas, Xiao Cheng duduk dengan tenang sambil memegang segelas wine di tangannya, dan melihat wanita yang sedang menyanyi di tengah panggung tersebut.
Lalu ada seorang bawahan yang menghampirinya. Bawahan tersebut membungkuk dan berbisik di telinganya, "Tuan Keempat, ajudan dari gubernur militer telah menemukan Mansion Keluarga Xiao, apakah Tuan akan membiarkan mereka memeriksa Mansion Tuan?"
Xiao Cheng berkata dengan tenang, "Biarkan saja mereka memeriksanya."
"Baiklah, Tuan Keempat." Setelah itu bawahannya pergi.
Xiao Cheng masih mengagumi suara nyanyian lembut dari wanita yang sedang menyanyi di tengah panggung itu. Ternyata suara nyanyian wanita itu lebih merdu daripada apa yang ia bayangkan.
...
Di Mansion Gubernur Militer.
Tampak Wei Chihan yang sedang mengeluarkan asap dari mulutnya.
Ajudan Zheng memasuki pintu, lalu menundukkan kepalanya dan melapor, "Komandan, kami sudah mencarinya di seluruh penjuru kota, tetapi kami belum menemukan wanita itu, ia telah menghilang.
Wei Chihan tiba-tiba berdiri, mengambil cerutunya dan berkata dengan marah, "Omong kosong! Bagaimana orang hidup bisa menghilang? Apakah ia terbang ke langit?"
Ajudan Zheng menurunkan kepalanya dan tidak berani mengatakan sepatah katapun.
Wei Chihan menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan asap dari mulutnya. Lalu ia mondar-mandir dengan penuh amarah.
"Ajudan Zheng, cari dia terus. Kembalilah ke kota untuk melanjutkan inspeksi. Aku tidak percaya jika ia menghilang."
"Baiklah, Komandan." Ajudan Zheng segera membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kamar belajar. Ia tidak berani berada di kamar belajar lebih lama lagi, karena suasananya terasa sangat dingin.
Wei Chihan menghilangkan sebagian besar asap cerutunya, lalu ia pergi ke luar.
Ia pergi menuju ke kamar.
Wei Chihan menyalakan lampu kamar, lalu ia menjadi marah ketika ia melihat jika kamarnya tampak bersih.
"Permisi!"
Beberapa saat kemudian, ada seorang wanita tua yang masuk dan berkata dengan ketakutan. "Komandan, apakah ada yang bisa saya lakukan?"
Wei Chihan menunjuk ke tempat tidur dan berkata, "Nyonya Zhang, apakah seprai yang tadi malam sudah dicuci?"
Nyonya Zhang terdiam sejenak, lalu segera berkata, "Komandan, seprainya sudah diganti. Seprainya ada di halaman belakang, masih belum dicuci."
Ketika Wei Chihan mendengar perkataannya, ia bernafas lega dan berkata, "Pergilah! Tolong segera bawakan seprai itu padaku, sekarang!"
"Baiklah Komandan, tunggu sebentar!" Lalu Nyonya Zhang bergegas keluar.
Setelah beberapa saat, Nyonya Zhang masuk dengan setumpuk kain seprai.
"Komandan, seprainya ada di sini."
Wei Chihan melangkah dan mengulurkan tangannya untuk mengambil seprainya, lalu ia melambaikan tangannya dan memasang seprainya ke atas tempat tidur.
Mata pria itu menatap seprai tersebut. Di atas seprai yang berwarna biru muda tersebut terdapat sulaman emas yang membentuk pola sebuah bunga mei
Ketika pria itu menatap pola bunga mei itu, ia tersenyum dengan keji.
"Ketika aku menangkapmu, aku akan mengikatmu dengan rantai besi dan melihat apakah kamu bisa melarikan diri."