Jendela yang berada di kamar belajar tampak terang dan bersih. Sinar matahari yang cerah, memasuki kamar belajar dan memancarkan cahaya yang terang. Qi Hongyun dengan tenang berdiri di depan jendela, membelakangi Qi Xiao sambil mengerutkan alisnya dan bergumam.
Qi Xiao berdiri tegak di depan meja belajar Ayahnya. Tetapi Qi Xiao tidak menatap lurus ke depan, melainkan menatap punggung Ayahnya, dan Qi Xiao dengan sabar menunggu Ayahnya angkat bicara.
Jika Qi Xiao melihat sikap Ayahnya, ia yakin jika Ayahnya pasti mengetahui sesuatu.
"Inilah saatnya untuk memberitahu sesuatu padamu." Kata Qi Hongyun. Lalu ia membalikkan tubuh dan berjalan menuju ke meja belajar. Setelah itu ia mengambil remote kontrol dari laci untuk menutup tirai secara otomatis. Ruangannya pun menjadi gelap dalam sekejap.
Qi Xiao menjadi sedikit terkejut. Lalu ia menutup matanya dan menyesuaikan diri dengan cahaya yang sedikit, setelah itu ia menatap Ayahnya lagi.
Kemudian Qi Hongyun berjalan ke arah rak buku. Qi Xiao memperhatikan jika Ayahnya mengambil papan kayu kecil yang ada di lehernya, kemudian menempatkannya di bagian ukiran yang ada di rak buku. Lalu muncul cahaya yang berwarna hijau. Setelah itu, rak buku tersebut mundur dan muncul dinding yang ada di belakang rak buku.
Qi Xiao terkejut hingga membelalakkan matanya. Ia tidak pernah melihat Ayahnya melakukan hal seperti ini. Tembok tersebut nyaris sama dengan tembok yang berada di sekelilingnya.
Qi Hongyun menoleh dan menatap Qi Xiao, lalu dengan perlahan berkata, "Ikut aku."
Kemudian Qi Xiao segera mengikuti Ayahnya. Ketika ia berjalan ke depan dinding, ia berjalan dengan hati-hati. Pertama-tama, ia mengangkat kakinya dan menemukan jika ia tidak mengalami masalah apapun ketika berjalan melintasi dinding tersebut. Ia tidak merasakan ada hal yang aneh ketika berjalan melintasi dinding tersebut——yang ternyata hanya merupakan sebuah tipuan semata.
Qi Xiao tidak pernah mengetahui jika di kamar belajar Ayahnya ada hal semacam ini!
Dan tombok palsu itu dibuka dengan menggunakan papan kayu!
Keluarga Qi memiliki papan kayu yang dibuat khusus untuk pria dan wanita. Papan kayunya berwarna hitam. Di kedua sisi papan kayu tersebut, terdapat pola yang tidak beraturan. Lebar papan kayunya berukuran dua sentimeter, dan panjang papan kayunya berukuran empat sentimeter. Lalu papan kayunya digantungkan pada benang yang berwarna hijau gelap. Jika dilihat dari permukaan, papan kayunya terlihat seperti papan kayu biasa.
Padahal papan kayunya bukanlah papan kayu biasa. Qi Xiao merasa penasaran dengan komposisi dari papan kayunya, ia juga penasaran dengan komposisi benang yang menggantung papan kayunya. Setelah Qi Xiao mencari tahu tentang papan kayu dan benang melalui internet, untuk mengetahui apakah ada benda yang serupa dengan papan kayu dan benang tersebut, Qi Xiao tidak menemukan benda serupa.
Dalam kata lain, papan kayu ini unik dan hanya diwariskan oleh Keluarga Qi. Qi Xiao berpikir jika keunikan dari papan kayu inilah yang sangat dihargai oleh Keluarga Qi.
Tetapi sekarang Qi Xiao merasa jika ada sesuatu yang lebih istimewa dari papan kayunya.
Setelah mereka berdua melewati tembok palsu tersebut, Qi Hongyun dan Qi Xiao akhirnya langsung keluar. Qi Hongyun dan Qi Xiao sedang berada di koridor yang melengkung. Koridor tersebut tampak cukup antik dan struktur koridornya terbuat dari kayu. Di luar koridor terdapat banyak bambu hijau.
Qi Xiao mengikuti Qi Hongyun berjalan di sepanjang koridor. Di ujung koridor terdapat jalan kecil yang terbuat dari kerikil, dan di bagian akhir jalan kecil terdapat villa bertingkat dua. Villa tersebut terlihat sangat modern dan menghilangkan kesan antik yang diciptakan oleh pemandangan yang berada di depan.
Qi Xiao merasa terkesan dengan tempat ini. Ada seorang lelaki tua yang tinggal di sini. Setiap tahun, Kakek tersebut membawa para keturunan Keluarga Qi untuk merayakan tahun baru——sekalipun lelaki tua tersebut jarang bertemu dengan mereka.
Masalahnya adalah, lelaki tua ini tinggal di daerah yang paling dijaga ketat di Kota Hua. Menurut lokasi geografis, daerah tersebut terletak di daerah pinggiran kota yang setidaknya tiga jam lebih perjalan dari kediaman Keluarga Qi.
Namun Qi Xiao hanya berjalan selama kurang dari sepuluh menit.
Qi Xiao berusaha untuk bersikap tenang dan memahami situasi.
Pintu gerbang villa tersebut terbuka, lalu Qi Hongyun berkata dengan sopan di pintu gerbang. "Tuan Li."
"Masuklah."
Interiornya juga terlihat modern. Li Shengfeng sedang duduk di atas sofa dan ada tiga cangkir teh panas di atas meja teh. Ketika Li Shengfeng melihat Ayah dan anak dari Keluarga Qi, ia berkata, "Silahkan duduk."
Lelaki tua ini tidak terlihat seperti lelaki lain di usianya. Ia mengenakan pakaian tradisional Tiongkok yang longgar dan tampak lembut. Selain rambutnya yang memutih, ia tidak memiliki banyak kerutan di wajahnya, dan ia tampak bersemangat. Qi Xiao ingat semasa dirinya masih muda, Tuan Li masih tampak seperti ini dan tidak banyak berubah.
Setelah itu, Qi Hongyun minum teh dan berkata pada Li Shengfeng, "Tuan Li, aku rasa inilah waktunya untuk memberitahu sesuatu kepada Qi Xiao."
"Sepertinya ada banyak masalah yang muncul, bahkan papan kayunya pun juga dirusak." Tatapan Li Shengfeng beralih dari leher Qi Xiao menuju ke Qi Hongyun. Lalu Li Shengfeng berkata, "Sebenarnya kamu ingin memberitahu mereka sejak mereka masih muda, tetapi aku mengatakan, bawalah mereka ketika mereka memiliki pemahaman yang baru tentang dunia. Tolong dengarkan aku, ketika Qi Xiao menunjukkan papan kayu yang rusak, apakah kamu merasa menyesal dan takut?"
Qi Xiao segera menatap Ayahnya ketika mendengar perkataan tersebut. Ia benar-benar terkejut ketika melihat Ayahnya menunjukkan ekspresi yang aneh. Ia akhirnya mengingat kembali bagaimana ekspresi Ayahnya ketika ia mengeluarkan papan kayunya yang rusak. Waktu itu, Ayahnya juga menunjukkan ekspresi yang aneh.
Qi Xiao menyipitkan matanya, dan suasana hatinya terasa rumit. Ia memiliki hubungan yang tidak begitu baik dengan Ayahnya. Ayahnya itu dingin dan keras hati. Ayahnya tidak begitu peduli dengannya, dan lebih suka memerintahnya. Apalagi sejak Ibunya meninggal, hubungannya dengan sang Ayah menjadi semakin renggang.
Setelah Qi Xiao lulus dari perguruan tinggi, ia menolak untuk bergabung dengan militer dan memilih untuk berbisnis. Hubungannya dan sang Ayah menjadi memburuk. Jika bukan karena Adiknya yang bersedia bergabung dengan militer, maka Qi Xiao dan Ayahnya tidak akan berbicara dengan satu sama lain.
Tetapi ketika Qi Xiao tiba-tiba menyadari jika Ayahnya peduli padanya, ia menjadi merasa bingung.
Qi Hongyun tiba-tiba menyesuaikan ekspresi wajahnya dan berkata, "Papan kayunya rusak karena sebuah kecelakaan. Itu disebabkan oleh hantu jahat yang ditemui Qi Xiao dan menyerangnya dengan kekuatan perhiasan giok milik Keluarga Lan. Dan kejadian tersebut terjadi pada malam hari yang kelima belas."
"Pantas saja." Ekspresi wajah Tuan Li berubah sedikit, lalu ia meletakkan cangkir tehnya dan berkata, "Aku akan membicarakan hal-hal yang ingin kamu ketahui."
Lalu Qi Xiao duduk dengan serius.
Kemudian Tuan Li berkata, "Seperti yang kamu alami, di dunia ini memang ada hantu."
Lalu ekspresi wajah Qi Xiao yang tenang, langsung berubah dalam sekejap. Kemudian ia berkata tanpa menunggu Tuan Li melanjutkan kalimatnya, "Selain itu apa lagi?"
"Tidak ada, hanya inilah yang aku ingin beritahukan padamu."
"..." Qi Xiao tampak terdiam.
"Ha ha…apakah kamu berpikir aku bercanda denganmu?" Tuan Li menepuk-nepuk kakinya sambil tertawa. Wajah Qi Hongyun tidak menunjukkan ekspresi apapun, lalu Qi Xiao menggelengkan kepalanya tanpa sadar. Tuan Li tersenyum sebentar lalu menatap Qi Xiao dan berkata, "Jika ada hantu, pasti ada seseorang dan benda yang dapat menaklukkan hantu——sebagian besar hal yang ada di dunia saling berkaitan satu sama lain."
Tuan Li mengambil papan kayu dan sebuah buku kecil dari saku pakaian tradisional Tiongkok yang dipakainya. Kemudian ia memberikan kedua benda tersebut pada Qi Xiao dan berkata, "Gunakanlah dengan baik. Papan kayu ini merupakan senjata ajaib yang dapat melindungimu dari hantu. Buku kecil ini membahas tentang hantu. Dunia bergantung pada pemahamanmu. Aku tidak bisa memberikanmu begitu banyak jawaban walaupun aku telah menemukan jawabannya."
Qi Xiao menuruti suruhan Qi Hongyun untuk mengambil papan kayunya dan berterima kasih dengan tulus, lalu Tuan Li berkata, "Janganlah terlalu berpegang teguh pada hal-hal ini. Ada banyak orang yang belum pernah melihat keanehan seperti ini dalam hidup mereka. Mereka bahkan hanya menganggap hal tersebut sebagai sarana hiburan di waktu senggang. Mereka menggunakan cara seperti ini untuk dapat menjalani hidup dengan aman dan stabil."
Qi Xiao mengambil papan kayunya, lalu ia dan Qi Hongyun berpamitan pada Tuan Li.
Qi Xiao baru bereaksi ketika ia keluar dari kediaman Keluarga Qi. Sebenarnya bukan hanya Tuan Li yang memberitahu Qi Xiao hal tersebut. Ayahnya juga memberitahunya tentang hal tersebut, tetapi hanya beberapa kata.
Sebenarnya tujuan dari Ayahnya membawa ia menuju ke kediaman Tuan Li karena Ayahnya ingin membahas tentang papan kayunya.
Qi Xiao kemudian menyentuh lehernya tanpa sadar, dan ia merasa tenang.
Lalu Qi Xiao mengambil HP nya dan mengirimkan pesan teks pada He Ting, lalu menelepon Song Ji.