Chereads / Istri Kecilku Sudah Dewasa / Chapter 19 - Persik Kecil (2)

Chapter 19 - Persik Kecil (2)

"Hajjingg! Hajing! Ha... Jing..." keluh Xuanyuan Poxi.

Liuli Pingping yang baru saja meletakkan piring di atas meja, tiba-tiba mendengar pangeran kedelapan tiba-tiba bersin beberapa kali.

"Ya ampun, kamu kenapa harus memakai parfum sebanyak ini? Apa kamu tidak tahu aku alergi dengan parfum?" kata Xuanyuan Poxi.

"..." pikiran Liuli Pingping tidak karuan. "Ma... maaf pangeran kedelapan, hamba tidak tahu kalau pangeran kedelapan alergi parfum." katanya yang menampakkan diri dengan ekspresi tenang dan merasa bersalah, padahal sebenarnya dia merasa sangat kesal dan jengkel. Dalam batinnya berkata, Jika bukan karena pria di depannya ini pangeran kedelapan, pasti aku sudah menamparnya. Berani-beraninya dia merendahkan parfum yang aku gunakan! Apa dia tidak tahu, parfum yang aku semprotkan ini adalah parfum yang mahal dan terkenal? 

Parfum yang Liuli Pingping pakai sangat mahal, bahkan dia tidak tega menggunakan parfum itu, sebenarnya dia enggan menggunakan parfum ini jika bukan karena Xuanyuan Pofan. Huwaaaahhhhh! Si gendut ini! batinnya.

"Kamu, sana sana sana, kamu diam! Kamu diam saja di depan pintu kamar sana! Jangan berdiri di sini!" tutur Xuanyuan Poxi sambil memencet hidungnya dan mengibaskan tangan berlemaknya, hal itu memperlihatkan ketidaksukaannya dengan aroma parfum Liuli Pingping.

"Hah? Di... diam?" tutur Liuli Pingping, tampaknya dia merasa tidak bersedia menuruti perintah Xuanyuan Poxi. Dalam batinnya berkata, Aku kan tidak khusus datang untuk si gendut ini.

Sejenak Liuli Pingping mendinginkan suasana hatinya, lalu dia berkata, "Hehe, Pangeran kedelapan kelihatannya salah paham, hamba bukan pelayan di sini, hamba adalah anak ketiga dari tuan di kediaman Cheng Zhu ini." Bukan pelayan yang akan melayanimu! Dasar! Si! Gendut! batin Liuli Pingping.

"Banyak bicara sih, aku tidak peduli kamu siapa! Kalau aku menyuruhmu diam di situ ya kamu harus diam!" Xuanyuan Poxi berbicara dengan tidak sabarnya sambil mendorong Liuli Pingping.

"..." Pikiran Liuli Pingping tidak karuan, tampak dia sangat marah dengan si gendut Xuanyuan Poxi.

Berita mengenai pangeran kedelapan yang sangat sok-sokan, sebenarnya sudah didengar oleh Liuli Pingping. Dalam batinnya berkata, Si gendut ini amat pemarah dan sangat buruk sekali wataknya. Bahkan, karakternya nakal sekali, tepat di hari ini barulah aku menyaksikan semua itu sendiri. Bahkan, aku juga dengar bahwa pangeran kedelapan sering menyuruh pelayannya untuk mati.

Memikirkan tentang hal itu, Liuli Pingping pun takut dirinya tanpa sengaja membuat marah pangeran kedelapan dan justru nanti memintanya untuk mati. Oleh karena itu, dia hanya bisa sabar dan menahan emosinya. Dia mengambil napas dalam, kemudian berkata "Laksanakan..." terlihat giginya menggertak dengan kuat.

Setelah Liuli Pingping beranjak keluar dari kamar, Xuanyuan Poxi, akhirnya bisa bernapas lega di hidungnya. Sejak awal dia menahan napas, bahkan dirinya benar-benar tidak tahan dengan aroma parfum. Setelah bernapas lega, dia pun memakan sup tulang babi yang disajikan Liuli Pingping. 

Liuli Pingping yang berdiri di depan pintu kamarnya, merasa kekesalannya mereda ketika dia melirik ke kamar bagian kiri. Tapi begini juga bagus, berdiri di sini juga bagus kok! Tunggu sampai Raja Huayou terbangun, yang dilihatnya pertama masih saja aku, kan? Ketika dia keluar dari kamar dan melihat diriku yang sangat kasihan ini, apalagi saat angin berhembus dingin, pasti dia akan melihatku dengan kasihan! Lalu, setelah si gendut menghabiskan supnya, dia pun menjilat bekas sup di bibirnya, kemudian berjalan ke depan pintu, batinnya.

"Kamu, pergi masakan lagi sup ini untukku!" perintah Xuanyuan Poxi.

"Hah?" tutur Liuli Pingping.

Liuli Pingping terkejut, hatinya pun langsung kesal, dengan ragu berkata, "Ta… Tapi..." Mata aprikotnya melirik ke pintu kamar sebelah kiri.

"Tapi apa, hah! Aku minta kamu masak ya sana pergi masak! Banyak sekali bicaramu, masih tidak pergi juga!" tutur Xuanyuan Poxi.

"..." Liuli Pingping merasa bingung, lalu dia menggigit giginya geram, tampak dia sangat marah bahkan sampai berasap. "Laksanakan..." jawabnya dengan terpaksa.

***

Di bangunan Shui Qing Ju tepat di kediaman Cheng Zhu, Liuli Tian baru selesai mengikatkan bajunya, tiba-tiba ada bawahannya yang datang melapor dengan wajah yang sangat panik, "Yang mulia, ada, ada berita besar! Ada berita besar! Perguruan liar, perguruan liar lenyap, lenyap!" lapor bawahan Liuli Tian.

Liuli Tian mengerutkan keningnya, sambil berkata "Panik apa kamu! Bicara pelan-pelan, jangan bingung sendiri." Liuli Tian tidak bisa berkata apa-apa dengan bawahannya yang tidak tenang ini, selain tamu penting yaitu Xuanyuan Pofan, hal besar apa lagi yang lebih membahagiakan?

"Perguruan, perguruan liar sudah dilenyapkan!" bawahannya itu berkata sambil menepuk paha Liuli Tian.

Lalu, beberapa menit kemudian bertambah dua cengkraman yang menarik kerah baju bawahannya dengan erat dan menggoyang-goyangkan bawahannya. Tampak itu adalah cengkraman tuannya, Liuli Tian. "Apa? Coba kamu katakan sekali lagi? Perguruan liar?" katanya yang tampak tidak tenang.

"Benar, benar sekali, perguruan liar sudah lenyap. Kemarin ada pendekar yang datang dan melenyapkannya, dalam semalam seluruh perguruan liar telah lenyap tak bersisa. Teknik silatnya sangat cepat, tepat, dan kejam!" bawahannya itu memegang cengkraman Liuli Tian dan mengatakannya lagi sambil menatap dengan serius, memberitahu dan meyakinkan Liuli Tian bahwa yang dikatakannya adalah kenyataan.

"Huwaaaaaaahhh!" kata Liuli Tian, sambil berjalan mondar-mandir kegirangan di kamarnya. "Sangat, sangat, sangat bagus sekali. Selama beratus tahun ini, sudah berapa kali walikota berganti, janji pertama yang selalu dibuat oleh setiap orang yang menjabat jadi walikota adalah melindungi dan mensejahterakan rakyat, serta melenyapkan perguruan liar!" tutur Liuli Tian.

Tapi, janji hanyalah janji, tidak peduli walikota sudah mencurahkan seluruh energi dan pikirannya, sayangnya perguruan liar itu tidak pernah bisa dilenyapkan sampai tak tersisa, mereka mungkin hanya tergores kulitnya saja. Tidak menyangka, dalam semalam perguruan liar itu lenyap tak tersisa.

"Pendekar? Pendekar yang melenyapkannya? Apa pendekar yang di jalan itu lagi?" tanya Liuli Tian.

Jika Liuli Tian tahu siapa pendekar itu, pasti dia akan memujanya tiga hari tiga malam. "Tunggu dulu!" tiba-tiba Liuli Tian teringat sesuatu… Dalam batinnya dia berkata, Apakah tentang ibu yang ditangkap oleh pengambil jiwa perguruan liar dan adikku yang hampir mati dalam kebakaran?

***

Di bagian lain, Cui Le yang baru saja menyisir rambut Liuli Guoguo, tapi dia justru meminta untuk menemui ibunya. "Nona, sudah ada Cui Yin yang akan menjaga Nyonya besar, Nona makan pagi dulu saja, mungkin setelah Nona makan pagi, maka Nyonya besar akan segera sadarkan diri." katanya sambil merapikan riasan rambut Liuli Guoguo.

"Tidak mau! Aku mau pergi melihat ibuku!" tutur Liuli Guoguo sambil memasang mulut cemberut.

Saat inilah, Xuanyuan Pofan yang sejak berdiri di samping sambil menatap Liuli Guoguo mulai membuka mulutnya. Dia membungkukkan badannya, lalu dia mencubit gemas pipi tembem dan lembut Liuli Guoguo, kemudian berkata, "Liuli Guoguo, makan pagi dulu ya, jika kamu tidak makan pagi lalu perut kamu kelaparan, itu pasti akan membuat ibumu yang nantinya sadar jadi sedih melihatnya."

Liuli Guoguo membelalakkan matanya, kemudian dia melirik ke atas sambil memikirkan sesuatu, dia merasa bahwa apa yang dikatakan oleh Kakak Po adalah benar. Tampaknya dia tidak ingin membuat ibunya bersedih, "Baiklah." jawabnya.

Liuli Guoguo akhirnya bersedia makan, lalu dia membuka lebar kedua lengannya ke arah Xuanyuan Pofan, dan tampaknya dia minta digendong.